Tentang Kemerdekaan

Yang paling sejati dari kemerdekaan adalah posisi di mana kita selesai dari batasan batasan diri kita yang muncul karena persepsi kita sendiri sendiri.

Energi Semesta Adalah Jumbuh Dengan Manusia

Seluruh Elemen Semesta Telah Manunggal dalam diri kita semua tanpa terkecuali, dan satu kunci untuk mengaksesnya adalah kesadaran anda.

Titik Agung Peradaban

segala sesuatu memiliki akar, maka akar dari peradaban yang gemilang adalah.....

Sabtu, 24 Desember 2016

Kedalaman Sholat Berjamaah

Silahkan diunduh cakupan spiritual sholat berjamaah, sholawat dan hakikat diri.
Disarikan dari kumpulan hadist nabi s.a.w dalam kitab Durrotun-Nashihin karya syaikh Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir al-Khaubawi rohimahullohu'anhu.

Selasa, 13 Desember 2016

Antara Tuhan Yang Sejati dan Berhala

Kita samakan dahulu frame kita....
Menyembah adalah proses memuja memuji lantas mengikuti .....
Orang yang yang memuji tanpa memuja, dalam frame pandangan saya bukanlah termasuk menyembah.
Memuja adalah merendahkan diri kita dihadapan sesiapa yg kita puja.
Kalau hanya memuja dan memuji saja pun tanpa disertai mengikuti kehendak yg dipuja, timpang juga.. Bukan posisi menyembah.
Dari sini saja mungkin kita bisa saling mengkoreksi diri kita masing masing siapa sesembahan kita???

-------------------

Ketika saya (misalnya) memuja-memuji-mengikuti suatu ideologi kapitalis materialis -misalnya-, tentu ketika ideologi ini dicerca dan dikritik saya akan sangat marah. Demikian juga tatkala berhala berhala lain yg ada di kepala saya dilecehkan. Tentu saya akan marah besar.
Berhala itu adalah materi. Sesuatu yang kita ciptakan sendiri.
Contohnya di zaman dahulu yang disebut berhala adalah patung, dihias bagus lalu disembah sembah. Itu adalah wujud materi buatan sendiri, dan apa yg seolah dikerjakan si penyembah selalu diisbatkan kepada yg disembahnya (dalam hal ini berhala itu)
Yang seperti itu yg disebut kejahilan.

Dan sebenarnya, semua itu bermula dari dalam pikiran kita sendiri. Mewujud persepsi, diwujudkan / dibentuk sendiri lantas dipuji dan dipuja sendiri. Hal hal yang seolah berasal dari sesembahannya pun juga berasal dari pikirannya sendiri.

Lantas bagaimana yang bukan berhala itu atau yang disebut sebagai Tuhan sejati?!
Tuhan tentu bukanlah yang materi layaknya berhala.
Kebalikan dari berhala.
Berhala bermula dari karya kita sendiri, sedangkan tuhan bukanlah karya kita bahkan kita tercipta dariNya.
Berhala bermula dari ide pikiran kita sendiri, tuhan justru tidak tersentuh oleh pikiran bahkan dia yg meletakkan ide ke dalam pikiran.

Kalau tuhan tidak tersentuh pikiran, sedangkan segala sesuatu dapat kita kenali melalui tangkapan pikir?!
Itulah sifat istimewanya Tuhan
Bersifat sangat terbalik dengan pengenalan kita akan sesuatu yg berbentuk materi
Memang iya saya bisa mengenali mobil karena panca indra saya menangkap sejumlah info tentang mobil lantas dicerna oleh otak baru kemudian kita paham bahwa itu adalah mobil.
Mengenali tuhan adalah kebalikannya.
Kita kenal dulu baru kemudian pikiran / otak kita mengiyakan bahwa itulah tuhan yang sebenarnya
Yang sangat berbeda dari segala wujud benda di alam ini.
Dan bagian diri kita yang mengenali tuhan tanpa melalui racikan pikira terlebih dahulu inilah sang jiwa itu
Yang sudah bersaksi tentang eksistensi tuhan jauh sebelum kita terlahir ke alam dunia dalam bentuk seperti saat ini.

Kamis, 10 November 2016

Kebenaran Mutlak (al-Haqq) itu ada

Kebenaran mutlak (bukan relatif) itu benar adanya
Memang yang banyak bertebaran adalah kebenaran yang relatif
Masing masing orang memiliki dan menggenggam kebenarannya masing masing
Yaa memang kebenaran yang relatif ini sangat mudah untuk diakses dan ditemukan oleh siapapun
Namun bukan berarti lantas kemudian kebenaran mutlak itu tidak ada

Oke sekarang kita sudahi basa basinya
Kebenaran mutlak itu bagaimana modelnya dan bagaimana cara menemukannya itu yang perlu kita Nikmati dan jalani
Kalau yang namanya kebenaran relatif, itu apa yang saya dapat sangat mungkin dan hampir pasti berbeda dengan kebenaran dalam diri anda
Angka sembilan dari sudut A akan tampak sebagai angka enam, dan angka sembilan dari sudut B akan tampak sebagai angka sembilan.

Yang seperti ini sudah barang pasti kita jumpai dalam kehidupan tatkala pandangan kita hanya terpaku pada 1 sudut pandang saja
Ketika pandangan kita sempit, kita akan menjumpai hal hal yang seperti ini
Dan memang ini yang seringkali terjadi saat ini
Perbedaan yang seringkali menyulut konflik itu juga bermula dari sini

Lantas bagaimana caranya agar kita tidak seperti itu?
Atau bagaimana agar menemukan / menjumpai kebenaran mutlak yang pasti berbeda dengan kebenaranrelatif tersebut?
Ya sudut pandang kita saja yang perlu kita perluas.
Kalau tidak bisa atau terlalu sulit meluaskan pandangan, ya melebur saja pada Dzat Yang Maha Melihat, Maha Luas, lagi Maha Tahu.

Hanya denganNya kita akan benar benar paham tentang kebenaran mutlak
Kita akan menjumpainya
Apa yg kita temui sebagai kebenaran, itu juga akan sesuai dengan yg orang lain katakan sebagai kebenaran
Juga pasti sama dengan apa yang dimaksudkan oleh Tuhan semesta alam sebagai kebenaran.
Paham saya akan sama dengan paham anda meskipun kita tidak pernah berjumpa apalagi belajar bebarengan dalam majlis yang sama.
Kita berbeda ruang dan waktu tapi saya paham apa yang anda pahami tanpa harus bertatap muka dan berkomunikasi sebelumnya
Ini juga merupakan kebenaran mutlak yang dapat kita jumpai.

Bagaimana bisa demikian?
Ya melebur saja dengan Alloh
Sadarnya kita jangan menyadari masalah atau materi yang tertangkap panca indra
Meskipun panca indra kita menangkap sesuatu, tapi biasakan kesadaran kita bersama Alloh
Maksudnya selalulah sadari Alloh dalam setiap detik , setiap nafas.
Itu melebur dengan Alloh namanya

Kesadaran kita tidak lagi terikat oleh kesadaran materi itu sudah bisa dikatakan sebagai fana fillah
Kok begitu simpelnya???
Memang demikian adanya
Bukti kalau saya, anda sedang bersama Alloh ketika kita menyadari Alloh adalah semakin terasa lapangnya dada kita menanggapi berbagai macam problematika hidup
Problema yg pada umumnya menyesakkan menjadi sama sekali tidak menyesakkan.
Ini dzikr itu sesungguhnya
"Ingat... Dengan Dzikrulloh lah hati menjadi tenang"
Ini bisa dibuktikan .......
Kalau tidak bisa dibuktikan, omong kosong namanya ........
Memang dzikir itu sederhana
Tanpa lafadz pun asal anda sadar mengenai kebersamaan anda dengan Alloh
Aman, anda bisa buktikan sendiri
Dan memang harus anda nikmati hal ini.

Nah kebenaran mutlak itu bermulanya juga dari kesadaran kita akan kebersamaan kita dengan Alloh
Setiap waktu baik kita sadar ataupun tidak, Alloh selalu memberikan pahaman pemahaman dan petunjuk bagi diri kita
Kalau kita sedang dalam kondisi sadar Alloh, kita pasti akan menyadari perintahNya / petunjukNya / kebenaranNya / kehendakNya
Dan kalau kita ikuti, sudah pasti akan selamat
Karena jalanNya memang jalan yang akan keselamatan.

Sedangkan jika kita tidak menyadariNya, atau sadarnya telat
Tentu kita buta akan petunjukNya & kehendakNya
Kalau sadarnya telat, condongnya kita adalah setelah mengikuti kehendak nafsu menjadi menyalahkan Tuhan
Yang seperti ini yang musti kita istighfar-i
Kalau tidak sadar, meskipun Alloh memberikan petunjuk dan perintah, sudaj barangpasti akan diabaikan.

Oke, jadi intinya, kalau kita ingin menemukan kebenaran mutlak
Selalulah bersama Alloh
Alloh selalu bersama kita namun kita tidak menyadariNya
Itu yang dinamakan lalai dan tidak bersama Alloh
Alloh selalu bersama kita dan kita sadar betul kita sedang bersamaNya, itu yang namanya dzikr
Hanya dalam keadaan dzikir / sadar itulah kebenaran mutlak akan kita temui dan pahami

Wallohu'alam bish-showab, al-fatihah

Senin, 07 November 2016

Fana Fil-fikri dan Fana Fillah

tasawuf atau dunia spiritual memang rawan kesesatan
tapi kesesatan ini hanya akan terjadi tatkala kita lebih mengedepankan logika daripada penyaksian itu sendiri
Yang namanya penyaksian itu, meskipun ia berlawanan dengan logika, ya tidak ada masalah sedikitpun
Yang dikatakan kebanyakan para arif billah bahwa berspiritual itu perlu guru, adalah bahwa guru itu yang akan senantiasa mengingatkan kepada kita agar kita tidak terpaku pada pandangan lahiriah semata.
Yang namanya hakikat itu bukanlah apa apa yang tertulis dalam dunia materi dan bahasa
Melainkan apa apa yang ada si sebalik wilayah materi dan bahasa
Ia terbebas dari wilayah itu
Adapun mengenai istilah istilah pengungkapannya, ya selamanya tidak akan ada yang benar benar menyentuh eksistensiNya
Dan makrifatullohulhaqq itu adalah tidak terletak pada secerdas apa pemikiran kita dalam memaknai suatu bahasa
Akan tetapi seberapa kita melepaskan dan berlepas dari keterikatakan kita mengenai berbagai istilah dan ungkapan

Tentang fana fil-fikri sebagaimana yang saya singgung di atas, adalah bentuk ketenggelaman kita akan analogi dan ungkapan saja
Contoh ketika saya menyatakan bahwa perlu perjalanan untuk sampai kehadirat Alloh. Lantas kemudian anda mempersepsikan bahwa ke Alloh itu adalah berjarak.
Ini ada kesimpulan anda sendiri, dan merupakan indikasi bahwa kita sedang terjebak ranah fikr dan materi
Padahal meskipun istilah melalukan perjalanan untuk mencapai kehadirat Alloh ini ada dalam bahasa qur'an
Tapi tetap belum bisa menggambarkan secara gamblang kepada beberapa orang yang masih terjebak ranah fikr

Berbeda dengan orang orang yang sudah melepaskan dirinya dari ranah fikr, analogi, istilah, bahasa, materi dlsb..
Akan sangat nyata baginya bahwa perjalanan spiritual itu bukanlah berjarak sebagaimana perjalanan fisik
Meskipun sama sama dalam bahasa "perjalanan" namun tidaklah dapat kemudian kita persepsikan bahwa itu adalah seperti menaiki tangga atau memasuki lorong atau bagaimanapun persepsi akan menggambarkan dalam bayangan maya.

Fana fil-fikr adalah kondisi kita terhanyut oleh hal hal tersebut
Sehingga pasti kita tidak akan pernah menemukan titik intinya dari segala sesuatu
Memang seolah olah hasil pikir tampak menemukan hakikat sesuatu, tapi bukanlah seperti itu yang sebenarnya

Lantas bagaimana dengan adanya sabda nabi tentang "tafakkur sejenak itu lebih baik daripada ibadah 70tahun" ??
Tafakkur yang selama ini kita anggap sebagai berpikir
Inti sesungguhnya dari istilah itu adalah menata pikiran
Agar ia berada pada tempatnya dan tidak mendominasi diri kita
Sebainya yang mendominasi diri kita adalah jiwa yang berada dalam genggaman Alloh
Jiwa yang telah senantiasa bersama Alloh
Jiwa yang telah fana fillah
Melebur dalam dimensi ilahiah

Fana fillah itu pasti terjadi ketika kita melepaskan seluruh dominasi dominasi pikir atas diri kita
Maka siapapun yang sudah menyadari dan menyaksikan bahwa diri kita yang sebenarnya bukanlah persepsi kita,
Dipastikan ia akan cepat mencapai kondisi fana fillah yang hingga sekarang masih tidak bisa dijangkau oleh berbagai bentuk bahasa
Untuk mencapainya bagaimana?
InsyaAlloh anda bisa menuju ke sini, insyaAlloh sudah tertulis di paragraf pertengahan tentang hal ini.
atau ke sini

semoga hal ini bermanfaat

Senin, 31 Oktober 2016

Perjalanan Jiwa / Spiritual

Kenapa Harus ke Alloh?
Ya karena kita ini dari Alloh dong
Memang ada di antara kita yang tidak dari Alloh?
Adapun itu ada jasad kita
Dan jasad kita kelak kembalinya adalah tanah

Nah diri kita ini pasti dan musti kembali ke Alloh
Adanya sholat dan peribadatan lain dalam islam yang ditujukan untuk Dzikir, sesungguhnya adalah melatih diri kita untuk kembali ke Alloh
Dzikir itu kan praktik -inna lillahi wa inna ilaihi rojiun-
Maka kalau dzikir kok jalan di tempat atau berhenti di qolbu, dzikirnya perlu ditingkatkan

Dzikir kesadaran,,,
Kesadaran ini tiga lapis
Mengiringi tida esensi diri
Jasad-jiwa-ruh
Jasad sudah jelas
Jiwa ini yang musti diarahkan dengan jelas
Ruh, dia dari Alloh maka pasti dia kembali ke Alloh
Dia yang tahu jalan kembali itu
Dia yang disebut mursyid sejati itu

Kesadaran yang berhenti di jasad, ia pasti akan tersiksa jika sudah masuk liang lahat.
Bagaimana tidak tersiksa jika ia masih merasakan tubuh terhimpit tanah hancur oleh proses pembusukan
Kesadaran jasad ini musti kita upgrade menuju kesadaran jiwa
Dimana jiwa sudah tidak peduli dan merasakan apa yang di derita jasad
Praktik zuhud, sedekah, puasa dll esensinya adalah ini.

Ketika kesadaran berada pada kesadaran jiwa, dari sinilah perjalanan meninggalkan jasad itu dimulai dan dilatih secara istiqomah
Membiasakan mati, muutu qobla tamuutu kata baginda nabi s.a.w
Inilah dzikrul maut yang sebenarnya itu. Esensi dzikrul maut ya di sini.

Lho bukannya Alloh itu dekat? Kok musti melakukan perjalanan jiwa?
Yang dimaksud perjalanan jiwa / perjalanan spiritual itu bukan seperti ngrogoh sukmo atau mecah rogo
Dimana wujud kita ada banyak lalu berjalan melintasi berbagai ruang yang di atas kewajaran manusia umum.

Perjalanan jiwa itu adalah perjalanan lintas dimensi, bukan lintas ruang dan waktu
Lintas dimensi itu dimana ketika anda memasuki dimensi yang lebih dalam, ia akan semakin meluas dan kadarnya kesuciannya / kadar dimensinya semakin tinggi.
Kalau kita baca qur'an, ada penjelasan bahwa Alloh itu ada di atas arsy, di atas langit tingkat tujuh, sekaligus sangat dekat melebihi urat leher dan ada di mana pun kita menghadap
Ya ini esensinya.

Semoga anda yang membaca ini difahamkan oleh Alloh.

Kamis, 27 Oktober 2016

Penataan Diri Lepas dan Berserah

Kalau sudah pikiran yang bermain, maka ego adalah pemeran utama atas diri kita sendiri.
Bentrok fisik maupun psikis pasti akan terjadi tak terelakkan.

Banyak pertanyaan atau mungkin curhatan -lebih tepatnya- yang menghampiri saya dari beberapa teman pejalan suluk
"Cak, kok rasanya menata diri sendiri itu sulit ya? Tidak seperti kita belajar dari teman teman yang lain. Mereka kok bisa tampak mudah untuk kita pelajari. Maksudnya kita belajar dari tingkah laku orang lain itu tidak semudah belajar dari tingkah laku diri sendiri. Kira kira bagaimana ini ya??"

Kebetulan saya pun pernah merasakan demikian, yang terjadi sebenarnya adalah pengambil alihan peran ego atas diri ini lho yg terlampau dominan
Sehingga peran tuhan atas diri kita terhijab oleh ego / atau pikiran itu sendiri

Dominasi pikir ini yang dalam khazanah tasawuf disebut sebagai hijab
Dan ego ini yang dalam tasawuf juga disebut sebagai nafsu

Semestinya kan diri kita tunduknya ya kepada Alloh
Dzat Mutlak yang Menguasai dan Mengetahui segala sesuatu
Kenapa kok bisa sampai tunduknya kepada nafsu / ego
Nah ini sebenarnya karena kita kurang membuka diri dan menerima

Membuka diri ini layaknya takbir tatkala sholat itu lho
Allohu Akbar ......
Sebaiknya tatkala mengucapkan lafal ini kita bebaskan diri kita sebebas bebasnya
Maksudnya diri bathin kita ya
Jangan dan tidak lagi dibatasi oleh pikir, prasangka, gagasan, ide, khayalan dan lain sebagainya
Loss saja .......
Rasakan dan nikmati dengan benar ...
Ketika melafalkan "Alloooohhhh" buka luas luas diri anda menuju keluasan dan ke-maha akbaran Alloh
Ketika melafalkan "huu Akbar" terima dan bersedialah untuk memasuki wilayah maha besar, luas dan dahsyatNya......

Seperti itu pula ketika kita dalam kehidupan
Menata hati, menata diri
Bukan nafsu menata nafsu
Tapi pasrahkan nafsu itu kepada Alloh
Pasrahkan ego itu kepada Alloh
Cukup buka diri dan menerima limpahan ke-maha luas-anNya
dia (ego) itu akan terlebur dan tertata dengan sendirinya. (Baca: otomatis)

Nah yang demikian itu lebih menyelamatkan bagi kita
Sebagaimana imam ghozali mengatakan dalam kitab minhajul abidinnya, "nafsu itu laksana anjing, kalau anda lawan, dia akan semakin menggonggong dan melawan juga. Lebih baik anda abaikan dan anda serahkan urusan anjing itu kepada pemiliknya. Yang demikian itu akan membuat si anjing tidak mencelakai anda"

Wallohu'alam bish-showab

Senin, 24 Oktober 2016

Dari Bus Ekonomi hingga Fitrah diri

Ada satu interaksi yang memang harus kita pelajari dari Alloh melalui berbagai hal dalam kehidupan
Termasuk tatkala kita berada dalam perjalan bus ekonomi yang murah meriah dan terkadang bahkan seringkali berdesakan
Bukan hanya soal sekedar gengsi karena tak bisa naik suatu angkutan yang lebih santai
Tapi soal bagaimana kita menyikapi posisi kita di hadapan Alloh

Bukan sekedar ikut2an karena lebih murah dan hematnya
Tapi juga tentang bagaimana penerimaan kita atas posisi yang telah diamanahkan oleh Alloh
Bukan pula soal ketakutan pada kesempitan materi
Tapi tentang bagaimana keluasan diri kita hati kita ketika berada dalam sebuah desakan desakan
Ini masih dalam lingkup posisi kita dalam kendaraan umum

Pelajaran menanggalkan gengsi dan kenyamanan pelayanan pun dalam hal ini dapat kita pelajari
Dan semoga hal itu lebih dapat diterapkan dalam keseharian yang Lebih fleksibel dari pada desakan desakannya bus ekonomi

Maka siapapun kita, dari golongan apapun dan bagaimanapun
Sebaiknya lebih dapat memprioritaskan posisi kita di hadapan Alloh
Yakni menerima perintahNya dan menjalankan kehendakNya

Perintah dan Kehendak Alloh ini tidak terbatas pada tekstualitas kalam wahyu sebagaimana kita kenal dalam bentuk al-qur'an dan hadist
Ada yang lebih luas dan fleksibel lagi
Dan justru di situlah letak mutiara mutiara yang tersembunyi itu

Kalau ada yang kemudian bertanya "Manusia memangnya bisa berkomunikasi dengan Alloh?
Hingga hingga ia bisa mengenali perintah Alloh tanpa al-qur'an dan hadist?!"

Maka sadarilah, memangnya sejak kapan manusia tidak bisa berkomunikasi denganNya?
BahasaNya tanpa kata
Kalau kita yang mulai berkata kata dalam balutan bahasa regional ini tidak dapat berkomunikasi denganNya
Berarti kita yang terlalu lalai akan kefitrahan diri kita sendiri
Sedangkan semenjak bayi, kita selalu dalam bimbinganNya
Sangat pantas jika Dia mengabarkan melalui lisan utusanNya, "bayi itu terlahir dalam kondisi fitrah"

Silahkan ditadabburi dirinya
Sadari apa sebenarnya yang menghalangi anda tidak dapat menangkap pembelajaranNya lagi sebagaimana ketika bayi

Wallohu'alam, silahkan di sharingkan jika ada yang memang perlu kita sharingkan...
Wassalamu'alaikun wr wb

Kamis, 13 Oktober 2016

Khazanah Hikmah Dzikir Nafas

Kalau dalam tataran keilmuan tasawuf, kita mengenal adanya 3 hal pokok perjalanan. Tahalli - takholli - tajalli
Pembersihan , pengisian , pengejahwantahan.

Pada dasarnya Tahalli merupakan Pembersihan dari sifat sifat buruk
Takholli merupakan pengisian diri dengan sikap2 yang baik
Tajalli merupakan pengejahwantahan tuhan dalam diri manusia

Selama ini proses ini cukup lama karena dipahami secara terpisah pisah.
Sebenarnya hal ini sangat sederhana dan mudah jika kita jalani secara bulat total.
Dzikir Nafas yg dikembangkan oleh Jamaah Dzikir Nafas Sadar Alloh saya kira adalah kebulatan dari proses ini secara utuh tanpa terpisah pisah satu sama lainnya.

Dzikir Nafas level-1 :
Di mana kita hanya mengamati keluar dan masuknya nafas secara istiqomah,
Anda sadar ataupun tidak, tahap ini akan memproses diri kita untuk berbersih diri / bertahalli. Saktinya, disini bukan kita yang berbersih, tapi dibersihkan oleh Alloh. Sebagaimana nafas ketika kita amati dengan seksama, ternyata nafas itu bukan kita yang bernafas sesungguhnya. Tapi Alloh yang menafaskan kita. Tidak ada peran kita sama sekali dalam proses bernafas. Sangat murni dan nyata Alloh lah yang menafaskan kita. Nah inilah dimana ketika kita sadar bahwa diri kita tidak memiliki peran apapun terhadap diri kita. Proses penyucian dari Alloh itu berlangsung otomatis.

Dzikir Nafas level-2 & level-3 :
Takholli berada pada tahap ini. Setelah kosong, sunyi dari berbagai macam prasangka, pemikiran, nafsu dlsb di level-1, jangan biarkan kosong terus terusan.
Isi kekosongan itu dengan kesadaran ilahiah. Ketika nafas masuk, barengi dengan dzikir Huu... Dan ketika nafas keluar barengi dengan dzikir Alloh. (Level-2).
Kemudian setelah cukup mudah mengiringi nafas dengan dzikir huu Alloh secara berlanjut.
Kemudian ketika dzikir huu, gerakkan jiwa anda menuju Alloh yang tak terbatas, dan begitu pula ketika mendzikirkan Alloh, pasrahkan jiwa (diri) anda kepada Alloh yang maha luas tak terbatas. (Level-3)
Ini adalah proses penyadaran diri atas eksistensi Alloh. Dalam tahap ini, proses takholli sebagaimana yang sudah disinggung di atas itu akan bekerja secara otomatis. Sikap buruk mulai terlebur di level-1, dan berlanjut pada pembentukan karakter sikap yang toyyib / karimah / baik secara lahir bathin secara otomatis diberlakukan pada level-2 dan level-3 ini.

Dzikir Nafas Level-4 :
Selanjutnya adalah tajalli. Yang mana hal ini merupakan hak khusus milik Alloh terhadap pengejahwantahan diriNya kepada hamba - hambaNya yang telah melakukan perjalanan spiritual (suluk) -yang dimulai dari level {tahap} 1 s/d 3.
Banyak dari pelaku Dzikir Nafas yang diberikan tajalli af'al dan sifat oleh Alloh. Sesiapa yang ditajallikan oleh Alloh, dia akan mewakili sifat dan af'alNya.
Contoh sahabat kita yang diberi tajali sifat al-Bashir, tiba tiba saja ia bisa melihat hal hal yang terjadi di bentangan ruang dan wakti yang mustahil dijangkau secara logika. Atau yang dilimpahi sifat al-hadi atau ar-rosyid, ya apa pun yang ia ucapkan akan menjadikan pencerahan hikmah pada sesiapa saja yang mendengarnya.

Namun sekali lagi.... Tajalli itu hak mutlak Alloh, kita tak perlu mengidamkannya. Peran kita yang sangat pasti dan perlu adalah istiqomah menjalankan level 1 s/d 3. Level 4 akan otomatis diberikan oleh Alloh kepada hamba hambaNya yang bersungguh sungguh berjalan kehadiratnya.

"Apabila hambaKU mendekat sejengkal, maka AKU akan menyambutnya sehasta. Apabila hambaKU mendekat sehasta, maka AKU akan menyambutnya sedepa. Apabila hambaKU medekat kepadaKU dengan berjalan, maka AKU akan menyambutnya dengan berlari.
Apabila hambaKU mendekat kepadaKU dengan berlari, maka AKU akan menyambutnya dengan lebih cepat lagi.
Apabila hambaKU telah menunaikan SunnahKU, maka AKU akan menjadi pendengaran yang dengannya ia mendengar, menjadi penglihatan yang dengannya ia melihat, menjadi lisan yang dengannya ia berucap, menjadi tangan yang dengannya ia memukul, menjadi kaki yang dengannya ia berjalan." [Hadist Qudsy]

Wallohu'alam bish-showab

Minggu, 09 Oktober 2016

Suluk Syar'i

Pernahkah kita menyadari bahwasannya seluruh tata laku peribadatan syariat
Tujuan utama adalah fana
Pelepasan akan keterikatan kita terhadap berbagai hal
Coba hayati benar benar ketika kita sedang menjalankan suatu peribadatan yg dianjurkan oleh syar'i
Hayati benar lalu masuki kedalaman dimensi dimensinya
Maka insyaalloh kita akan mendapati bahwa seluruh peribadatan itu adalah menuju kearah fana
Kosong, melebur ke dalam kuasa dan rahmatulloh
Inna lillagi wa inna ilaihi rojiun
Itu tujuan atau puncaknya
Senantiasa bersama Alloh dimana pun dan dalam kondisi apapun

Rukun islam misalnya.
Syahadat adalah proses penyadaran diri akan keesaan Alloh
Dalam perjalanan musyahadah,
Kita musti meniadakan ego kita
Kita melepaskan rasa ketertarikan dan keterikatan kita kepada selain Alloh
Lalu kita beranjak masuk dan melebur dalam keluasanNya
Wahidatusy-syuhud
Manunggal dalam kuasaNya s.w.t

Sholat, ini juga merupakan pelepasan terhadap gerak jasad
Manusia yang telah menyaksikan ketunggalan / keesaan Alloh
Semestinya ia juga harus tidak terjebak pada gerak jasad
Yang sejatinya merupakan gerakNya
Pandangannya musti tetap lurus memandang Sang Penggerak
Hal ini musti istiqomah ditempa terus
Yakni dengan sholat
Semakin sering kita menempa diri dengan tidak terpaku pada gerak lahiriah,
InsyaAlloh semakin fana dan mantab penyaksian kita dihadiratulloh

Puasa, pun demikian.....
Menanggalkan rasa, melepaskan diri dari hasrat rasa
Para pejalan suluk, ditengah perjalanannya
Sering kali terpaku pada rasa
Berbagai macamdan bentuk rasa
Rasa malak, rasa rasul, rasa tuhan sendiri dlsb
Sebaiknya itu semua dilewatinya hingga benar benar haqq apa yang disaksikannya
Memang benar merasakan hadirNya adalah sama dengan menyaksikanNya
Namun untuk benar benar mamandang samudra, tak mungkin kita hanya mencicipi asinnya lautan dari tengah pusat kota saja.

Zakat dan haji juga sudah barang pasti kita semua paham pelepasan apa yang diajarkan dan ditempa dari peribadatan teresebut.

Demikian pula adanya berbagai macam wirid syar'i
Yang sudah turun temurun diwariskan oleh baginda nabi s.a.w melalui para ulama r.a
Coba hayati , dalami, dan masuki
Seluruhnya akan membawa anda panda kondisi fana fillah.
Semestinya, seorang salik tidak lagi terpaku pada lisan jika memang ia sudah menjalani apa yang dibacanya
Awalnya iya memang musti paham apa yang dibacanya
Selanjutnya itu yang saya maksud dengan tidak terpaku pada lafadz yang keluar dari lisan

Wallohu'alam bish-showab
Silahkan diselami sendiri sendiri peribadatan peribadatan dan wirid yang selama ini sedang kita tunaikan.
Al-fatihah

Sabtu, 08 Oktober 2016

Lahirnya Ulama Su' (jahat)

Sebelumnya, tulisan ini sebaiknya tidak digunakan untuk menganalisis orang lain. Melainkan sebaiknya untuk mengkoreksi diri sendir. Salam santun dan hormat.

Rosululloh s.a.w pernah berpesan bahwa diakhir zaman akan bermunculan ulama ulama su' (jahat)
Beliau bersabda, “Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Di hadapan manusia mereka memakai baju dari bulu domba untuk memberi kesan kerendahan hati mereka, lisan mereka lebih manis dari gula namun hati mereka adalah hati serigala (sangat menyukai harta dan kedudukan). Allah berfirman, “Apakah dengan-Ku (kasih dan kesempatan yang Kuberikan) kalian tertipu ataukah kalian berani kepada-Ku. Demi Diriku, Aku bersumpah. Aku akan mengirim bencana dari antara mereka sendiri yang menjadikan orang-orang santun menjadi kebingungan (apalagi selain mereka) sehingga mereka tidak mampu melepaskan diri darinya.” (HR. Tirmidzi).

Diriwayatkan bahwa Allah Ta’ala memberi wahyu kepada Nabi Daud a.s, “Wahai Daud jangan engkau jadikan antara Aku dan antara dirimu seorang alim yang sudah tergoda oleh dunia, sehingga ia bisa menghalangimu dari jalan mahabbah-Ku. Karena sesungguhnya mereka adalah para perampok yang membegal jalan hamba-hamba-Ku. Sesungguhnya hukuman terkecil yang Aku kenakan untuk mereka adalah Aku cabut kelezatan bermunajat dari hati mereka.” (Jami’ Bayan al-Ilmi, Ibnu Abdil Bar).

Oke kita pelajari diri kita sendiri sendiri
Ulama adalah merupakan bentuk jamak dari alim yang berarti orang berilmu
Orang berilmu secara umum adalah siapapun yang menguasai suatu keilmuan
Sangat bisa jadi kita adalah salah satunya namun tidak kita sadari

Siapapun kita, apapun disiplin ilmu yang telah kita miliki
Adalah satu hal yang musti benar benar kita amalkan atau setidaknya kita sikapi secara jujur
Tidak disalah gunakan dalam hal apapun
Fiqh misalnya, tidak digunakan untuk menyalahkan pendapat yang lain sehingga ia menjadi pemenang dalam suatu perdebatan
Atau tasawuf misalnya, tidak digunakan untuk menyerang atau mengkafirkan sesama.

Namun sebenarnya ulama su' hanya benar benar dapat terlahir tatkala ilmu itu tidak benar benar merasuk dalam urat nadi si pemegang ilmu
Yaa dengan kata lain ulama su' adalah sama dengan kaum khawarij yang pernah digambarkan oleh nabi s.a.w sebagai golongan yang membaca al-qur'an namun bacaannya tersebut tidak sampai melewati tenggorokannya.

Ada beberapa tanda cikal bakal calon ulama su' dalam diri kita
1. Ilmu yang tidak kita amalkan
2. Sibuk memandang luar diri dan sering menyalahkan apapun dan siapapun yang tidak selaras dengan dirinya
3. Tidak menjalin komunikasi dengan Alloh sang pemilik ilmu
4. Tidak menjalin silaturrahmi dengan rosululloh.

Tanda tanda yang sangat nampak adalah bercokolnya iri, dengki, sombong, dlsb dalam hal apapun dan kepada siapapun.
Namun tanda yang lahir ini sebenarnya hanyalah imbas/efek dari keempat tanda sebelumnya

Oke mari sekarang kita ulas
Yang pertama, ini adalah hal dasar bagi siapapun kita. Ketika ada ilmu yang kita terima, sebaiknya kita praktikkan / amalkan.
Ilmu yang telah benar dijalankan akan membukakan satu celah dalam hati untuk dapat sambung antara fitrah manusia dengan cahaya ilahiah.
Hal ini akan membentuk karakter diri yang santun , lemah lembut dsb.
Yang jauh dari istilah su' (jahat)
Setiap tutur katanya melahirkan hikmah dlsb.
Kesimpulan dan uraian uraiannya akan suatu keilmuan lebih mendamaikan dan menyegarkan
Lebih arif dan bijak dsb.
Namun kalau suatu ilmu tidak dipraktikkan ia akan merangkul tanda kedua, yakni terlalu sering melihat keluar diri.
Yang dikoreksi secara terus menerus adalah yang selain dirinya
Suka berdebat untuk mencari kemasyhuran dlsb. Naudzubillah min dzalik.

Kedua, kebaikan tidaklah dapat diraih dari luar diri. Yang diluar diri itu semua hanyalah efek dari apa apa yang ada di dalam diri.
Kalau diri kita sendiri saja kotor, maka sebaik dan sesuci apapun yang ada di hadapan kita, tentu yang nampak adalah kotoran dari sebagian kecil kesucian di hadapan mata kita tsb.
Maka siapapun kita yang sering lalai dari mengkoreksi kejernihan bathin kita sendiri, maka pelampiasannya pastilah mencari celah kesalahan apa dan sesiapa yang di luar diri kita.
Yang terjadi selanjutnya apa kalau sudah demikian?
Saya yakin anda sudah bisa menjawabnya sendiri

Yang ke tiga, terkadang kita memang harus menatap keluar diri, dan terkadang pula ada beberapa ilmu yang bukan untuk kita.
Maka dalam hal ini sebaiknya jangan putuskan komunikasi anda dengan Alloh.
Kalau masih ada yang bertanya bagaimana komunikasi dengan Alloh itu, ada baiknya praktik silatun dzikir nafas yang kami sediakan metodenya di blog ini. Atau baca baca beberapa postingan suluk gemblung sebelum sebelumnya.
Memang bukan hanya ketika alpa saja sambung komunikasi dengan Alloh ini, melainkan juga ketika mengamalkan suatu ilmu atau ketika sedang meraba diri sendiri.
Hal itu akan lebih jernih. InsyaAlloh.
Kalau lepas / tidak sambung komunikasi dengan Alloh?
Yaa sudah barang pasti diri kita akan ditutupi oleh kabut kabut prasangka yang notabene setiap prasangka itu sendiri pasti dihinggapi oleh setan
Energi negatif yang membuat kerusakan di muka bumi / lingkungan. Ini juga merupakan pintu su' (kejahatan)

Keempat silaturrahmi dengan rosululloh s.a.w , "bagaimana mungkin? Bukankah baginda nabi telah wafat?!" dengan jalan sholawat. Coba cek pada tulisan di blog ini melalui tag sholawat, insyaAlloh di sana suluk gemblung sudah menuliskan cara bersilaturrahmi kepada rosululloh. Karena sejatinya yang dikebumikan hanyalah jasad beliau s.a.w, beliaunya sendiri masih dapat menjalin komunikasi dan dapat kita temui saat ini di sini. :)
Kenapa tidak menjalin silaturrahmi dengan rosul juga menjadi pintu su' (jahat), karena beliaulah yang mengajarkan cara menebarkan rahmat.
Apakah tidak cukup hanya dengan menjalin komunikasi dengan Alloh saja? Tidak, dalam komunikasi dengan Alloh pun, suatu ketika akan diperintahkanNya untuk bersilaturrahmi dengan rosulnya.
Inilah yang menjadi hakikat firmanNya, "...wahai orang orang yang beriman, bersholawatlah kalian kepadanya (rosululloh s.a.w) dan bersalam lah agar kalian terselamatkan"

Allohummahdina ash-shirotol mustaqim, shirotolladzina an'amta 'alaihim ghoiril maghdhubi 'alaihim wa laa adh-dholliin..
Amin
Wallohu'alam bish-shiwab

Senin, 26 September 2016

Fana Fisy-Syar-i

"Kondisi melepas syariat", "kondisi tidak menjalankan syariat" dan beberapa istilah senada lainnya
Itu memang benar adanya bagi beberapa yang dikehendaki Alloh untuk melalui jalan tersebut.
Setidaknya itu untuk menunjukkan adanya percikan rahmat dan laknatNya
Atau percikan neraka dan surga ke alam jasad / dunia

Dan pelajaran kecil tentang melepas kecintaan kita terhadap bentuk materi
Syariat / tata cara itu adalah bagian dari materi

Betapa banyak para pejalan ketika diperjalankan dalam kondisi demikian
Ditambah penjelasan dari luar dirinya tentang posisi melepas syariat
Menjadikan ia berhenti atau vakum berjalan
Merasa sudah sampai pada maqom al-haqq

Tidak .... Bukan demikian
Perjalanan (suluk) itu musti berlanjut meskipun sedang berada dalam wilayah melepas syariat.

Saya beri clue bagi anda para salik yang sedang berada dalam kondisi melepas syariat
Agar perjalanan anda benar benar sampai pada haqqul iman wal islam wal ihsan.
Ketika anda tidak bersyariat, coba masuki diri anda yang sedalam dalamnya dan sejujur jujurnya
Jangan terpengaruh dari faktor luar diri untuk mendngarkan ruhani anda sediri
Apa yang anda rasakan tanpa sholat, tanpa puasa, tanpa zakat, tanpa beramal sholeh dlsb.??
Apapun jawabannya tetap lanjutkan perjalanan spiritual anda

Kalau anda masih merasa baik baik saja silahkan lanjutkan
Dan jika anda mulai merasa gelisah juga terus lanjutkan.

Anda akan mencapai suatu maqom lagi di mana bukan itu (meninggalkan syariat) yang musti dituju dan didiami
Masih ada maqom di atasnya lagi
Setelah lama meninggalkan sholat puasa dzikir lisan dlsb
Akan ada suatu rasa rindu untuk mengamalkannya lagi
Jangan ditahan kalau sampai demikian.
Kalau dengar adzan ingin segera hadir ke masjid dsb
Segera gerakkan jasad anda, jangan ditahan...

Selanjutnya akan ada pembelajaran lagi dariNya dari itu semua kepada anda.

............................
Intinya jangan pernah berhenti pada suatu kondisi / wilayah / sensasi spiritual
Terus jalan....
Karena itu semua bukan sebuah pemberhentian terakhir
Puncak dari seluruh perjalanan (suluk) kita semua ada pada kematian yang haqq...
Semoga kita semua diistiqomahkanNya dan dihusnul khotimahkanNya.
Amin
--------------------------------------------

Oke sekarang kita kembali pada judul
Fana fisy-syar'i
Bagaimana itu??
Fana fisy-syar'i ini adalah kondisi dimana anda tidak lagi terpaku pada gerak syariat tubuh lagi
Contoh ketika sholat, anda tidak lagi terpaku pada gerakannya sholat
Maksudnya meskipun raga anda sedang duduk, sujud, rukuk, berdiri hingga salam
Jiwa dan ruhani anda tetap bermi'roj menuju Alloh.
Demikian juga ketika anda puasa, meskipun jasad anda lapar
Jiwa anda tetap meluncur mi'roj ilalloh
Dan demikian juga pada syariat syariat yang lainnya
Ketika memberi (sedekah), anda tidak terpaku dengan sedekahnya anda
Yang anda lihat hanya Alloh, bukan tangan anda, bukan sesiapa yang anda beri, dan bukan apa yang anda berikan
Apapun geraknya jasad,. jiwa dan ruh kita tetap menghadap Alloh

Nah di situlah maqom yang lebih tinggi dari meninggalkan syariat.
Oke ....
Pesan kami jangan berhenti di syariat, jangan pula berhenti pada maqom melepas syariat
Dan jangan berhenti pada wilayah spiritual apapun selain haqqul wujud
Selama kematian yang haqq belum benar benar kita dapati
Jangan kita pernah berhenti bersuluk.

Wallohu'alam bish showab

Sabtu, 24 September 2016

Alloh Yang Mengatur kita atau kita yang mengatur Tuhan

Siapapun anda yang tergerak untuk membaca ini
Mari kita diam sejenak dari macam macam prasangka yang ada di dalam benak kita
Mari kita sama sama memasuki kedalaman bathin kita masing masing

Saya tidak mengatakan bahwa do'a itu adalah bentuk pengaturan kita atas kehendak tuhan
Atau do'a adalah seirama dengan ketidak ikhlasan kita menerima apa apa bentuk pemberian Alloh
Saya juga tidak mengatakan bahwa kita bisa mendikte tuhan
Karena sesungguhnya Alloh berkehendak semaunya sendiri saja
Karena memang kebijaksanaannya melebihi segala sudut pandang manusia

Yang saya maksud dengan kalimat "kita yang mengatur tuhan" sesungguhnya adalah sebuah kemustahilan
Yang menyebabkan seluruh doa kita tidak terkabulkan
Seluruh angan angan kita menjadi kosong tak berarti
Padahal sesungguhnya jika sesuatu yang terbesit di dalam benak kita itu adalah bentuk pengaturan dari Alloh
Maka hal itu akan mewujud "kun-fa-yakun"

Oke kita persantai bahasanya
Kita tentu pernah memimpikan banyak hal
Di dalam benak kita terurai banyak gambaran dan lalu menggerakkan lisan atau hati kita untuk berdoa
Dan doa itu ada terwujud dan ada yang tidak
Pernah kita memperhatikan ketika doa itu terwujud
Sesungguhnya yang menggerakkan kita untuk berdoa itu adalah Alloh?
Atau pernahkah kita menengok bahwa yang berdoa ketika doa itu tidak mewujud itu adalah refleksi hasil ego kita?
Nah ketika ego kita yang berkata kata
Atau yang membentuk suatu bayangan di dalam pikiran
Itulah yang dikatakan mendikte tuhan
Mengatur tuhan

Sudah tentu hal itu membuat tidak terkabulnya suatu permohonan
Padahal jelas jelas Alloh berfirman, "Berdoalah pasti akan Aku kabulkan", dan ditegaskan lagi oleh firmanNya (yg artinya), "dan janji Alloh itu adalah pasti"
Seringkali kalau doa kita tidak juga terkabul, kita akan mempertanyakan janji Alloh yang itu
Wajar.... Manusia....
Sungguh manusia itu sangatlah bodoh
Dalam kondisi yang demikian pun kita masih berani mempertanyakan janji tuhan
Bukannya malah intropeksi diri
Apakah kita telah terlanjur mencoba mengatur tuhan?
Ketika kita sadar bahwa kita telah mengatur tuhan,
Semestinya kita juga sadar siapa yang sedang berperan atas diri kita kala itu.
Ego, nafsu, sifat syaithoniah dan iblisiyah manusia, was was al-khonnas, yuwaswisufi shudurinnas min al-jinn wa an-nass.

Lain halnya kalau yang berperan di dalam diri kita adalah Alloh
Lisan kita, hati kita, benak kita, segala sesuatu yang ada di dalam diri kita adalah haqq Alloh
Yang menggerakkan kita berdoa adalah Alloh
Maka sudah barang tentu gerak selanjutnya yang untuk merealisasikan doa juga adalah merupakan af'al / gerak Alloh

Misal begini, ketika kita sudah berputus asa terhadap dunia
Lalu kita bertekad meninggalkan dunia
Lari beranjak ke Alloh
Dan berserah diri secara total kepadaNya
Ketika begitu kuatnya kita berasyik masyuk dengan Alloh
Kok tiba tiba muncul benak yang sangat kuat dan sangat meyakinkan bahwa kita masih harus menata dunia
Sehingga menjadi baldatun toyyibatun warobbun al-ghofur
Begitu pun selanjutnya kok kita terasa bergerak begitu ringan atas segala perbuatan yang merubah sesama ke arah yang lebih positif
Dan lisan kita ketika berdoa pun semuanya secara tiba tiba / spontan saja
Dan semua doa terealisasi
Di situlah letak pengaturan Alloh

Nah selanjutnya bagaimana agar kita semua dapat mencapai posisi itu?
Posisi yang segala sesuatunya digerakkan oleh Alloh
Posisi dimana Diri kita menjadi wadah tajalliNya Alloh, bukan tajallinya nafsu , was was , syaiton dan iblis

Yang pertama dan pasti adalah anda / kita musti sering sering berada dalam kondisi hening, sunyi, diam, kosong
Hening dari prasangka, sunyi dari pemikiran, diam dari berbagai gagasan, kosong atas keinginan.
Ini dapat kita latih (riyadhohi) melalui Dzikir Nafas Tahap Satu.

Seba'da itu sandarkan dan sadarkan diri anda hanya kepada Alloh dengan melatih dalam setiap masuk dan keluarnya nafas dibarengi dengan dzikir Huu Alloh.

Hal ini bermanfaat untuk mengabaikan ego nafsu kita
Dan mengembalikan seluruh eksisitensi diri kita kepada Alloh.
Selanjutnya latih untuk jumeneng
Yaitu tegap lurus ke Alloh
Suluk / berjalan kehadiratulloh
Ini dapat anda latih secara kontinyu dengan dzikir nafas tahap 3.

Selanjutnya terserah Alloh hendak mentajallikan DiriNya , af'alNya seperti apa dalam diri kita

Kita tak perlu takut untuk berjalan kehadiratnya
Penguasaan ilmu dan amalan bukanlah tolok ukur utamanya untuk mencapai maqom fana fillah tersebut
Tolok ukur utamanya adalah kebulatan tekad kita untuk melebur dalam kuasa Alloh
Dengan membersihkan seluruh bentuk ego diri kita
Semoga hal ini bermanfaat untuk kita semua
Yang merindukan Alloh

Kamis, 22 September 2016

Cahaya Nubuwwah al-Qur'an

Suatu ketika Rosululloh s.a.w bersabda yang menyatakan bahwa ganjaran setiap satu ayat dari al-qur'an itu memiliki 10 pahala atau keutamaan. Dan beliau juga menegaskan bahwa alif lam mim itu bukanlah satu kesatuan, melainkan alif merupakan satu huruf, lam satu huruf, dan mim juga satu huruf.

Oke kita tidak hendak bermain main dengan banyak hadist risalah nabi
InsyaAlloh saya ajak siapapun yang membaca tulisan ini untuk dapat benar benar mendapati kutamaan per huruf nya dari al-qur'an tersebut
Saya juga tidak boro boro mengajak anda memahami maknanya terlebih dahulu.

Suatu ketika rasul s.a.w juga mengingatkan bahwa al-qur'an juga bisa melaknat sesiapa yang membacanya.
Naudzu billah min dzalik

Intinya bagaimana kita tetap berada dalam jalan yang lurus ketika membaca al-qur'an
Sehingga kita mendapat keutamaan dan terhindar dari laknat darinya

"Menurut saya cak, al-qur'an itu akan melaknat pembacanya ketika ia hanya dibaca saja tanpa dipahami maknanya"
"Menurut saya cak, al-qur'an itu akan melaknat pembacanya yang tidak memperhatikan bacaan dan tajwidnya, karena itu akan merubah makna al-qur'an"
"Menurut saya, laknat itu akan muncul kepada mereka yang ngawur menerjemahkan al-qur'an. Yaitu yang tidak mengikuti penafsiran para ulama terdahulu"
Setidaknya itu pernyataan yang sering menghampiri saya.

Ketiga contoh pendapat tersebut tidak ada yang salah, semua memiliki kebenarannya masing masing
"Lho kok gitu?"
Iya. Al-qur'an itu sangat luas jangkauannya. Ia sangat bisa dan sangat mungkin melaknat pembacanya dari masing masing 3 permisalan pendapat di atas.
Kalau kita hanya membaca tanpa memahami maknanya, itu juga membuka kesempatan turunnya laknat qur'an tapi juga bisa menurunkan rahmat Alloh melalui al-qur'an

Sekarang mari kita pahami,
Apa itu rahmat / pahala / ganjaran
Dan apa itu laknat
Setidaknya secara luas, pemahaman yang global tentang rahmat / pahala / ganjaran ini adalah suatu keadaan yang membuat hati kita bungah (berbunga bunga) ; bahagia karena suatu kenikmatan
Dengan kata lain, kalau anda sholat/dzikir/membaca qur'an kok tiba tiba anda mendapatkan suatu ketenangan bathin
Kebungahan jiwa atau pencerahan baru
Maka dapat dikatakan disitulah percikan rahmat itu sedang membelai anda

Sebaliknya, laknat adalah sesuatu yang membuat hati kita menyempit, gelisah, gundah dan semacamnya.
Entah ketika kita sholat / dzikir / membaca al-qur'an kok kita justru merasakan kesempitan atau kegelisahan
Disitulah satu indikasi kita sedang diperciki oleh laknat
Nauzu billah

Oke.......
Saya harap pembaca sudah pernah mempraktikkan dzikir nafas
Atau beberapa metode lainnya untuk berlaku suluk.
Karena dengan sebuah praktikum perjalanan suluk, insyaAlloh kita akan mudah memahami hal ini.

Bismillah.
Kalau kita bersuluk, kita mengaktifkan kesadaran kita untuk menyadari akan posisi kita dengan Alloh
Maka disitu dapat kita rasakan dengan sangat jelas adanya perbedaan antara ketika kita sadar alloh dan ketika tidak menyadari adanya Alloh.
Ketika sadar Alloh kita akan merasakan kelapang jiwa
Dan ketika kita lalai di situ kita akan mendapati kegelisahan.

Nah dari sini kita insyaAlloh akan paham, ternyata laknat itu akan hinggap ketika kita tidak menyadari posisi kita dengan Alloh.

Demikian pulalah ketika membaca al-qur'an,
Tolak ukur hadirnya rahmat atau laknat bukanlah dari seberapa pandai kita membacanya, menterjemahkannya, atau menafsirkannya.
Melainkan seberapa kita mnyadari posisi kita dengan Alloh tatkala kita membaca firmanNya tersebut

Kalau anda membaca satu huruf saja dengan sadar Alloh secara penuh
Saya yakin getaran iman yang disebut sebgai khouf itu akan menjalari tubuh kita
Namun getaran khouf itu tidak menghadirkan kegalauan atau kesempitan
Melainkn justru menghadirkan kelapangan, pencerahan dan keimanan
Itu tanda bahwa rahmat alloh melalui al-qur'an membasuh diri kita

Hal ini sangat mungkin terjadi meski tanpa kita tahu dulu artian hurufnya.
Jadi meskipun anda membaca al-quran dengan apa adanya (tanpa paham filosofi atau makna per huruf)
Limpahan rahmatNya tetap bisa mengalir kepada Anda
Meskipun anda membaca satu jus secara kontinyu, tanpa membaca terjemahannya.
Masih sangat mungkin rahmat itu turun bagi anda.
Meskipun anda membaca dengan lisan yang kurah fasih secar tajwid
Tapi kesadaran anda atas Alloh kok memancar tegap
Sangat mungkin rahmat itu akan membanjiri anda

Demikian pun sebaliknya
Meskipun kita fasih secara tajwid, pandai bahasa arab, dan pandai tafsir qur'an
Namun sama sekali tidak ada kesadaran ilahiah (sadar Alloh) ketika membaca, menterjemahkan, atau menafsirkan al-qur'an
Sangat mungkin hal tersebut akan melimpahkan laknat kepada kita
Naudzu billah min dzalik

Semoga Alloh senantiasa meridhoi kita dan memposisikan kita dalam kesadaran ilahiah.
Amin

Rabu, 21 September 2016

Menggapai Sholat Daim dengan Dzikir Nafas

Tentang pengetahuan dan penjabaran sholat daim, semua sudah bisa diakses di google
Bahkan hampir seluruh penjabaran keilmuan yang dulu sangat sangat rahasia, kini sudah seolah bukan rahasia lagi
Yang dahulu untuk memperoleh suatu penjabaran keilmuan diperlukan perjalanan pencarian dan petualangan yang harus melintasi berbagai daerah
Kini anda / kita sudah bisa hanya dengan membuka hp atau pc.
Yaa ini memang zaman percepatan
Seluruh ilmu dibuat singkat proses penemuannya oleh Alloh.
Browsing jadi.

Tapi ...........

Inti dari ilmu itu yang tidak bisa kita temukan di google
Saripati ilmu itu tidak bisa kita temui hanya dengan membaca dan menyimpannya dalam memori otak saja
Rasa ; nikmat dari saripati ilmu itu hingga kini masih tersimpan di dalam keheningan dan kesucian
Yang tetap tak akan terjamah meskipun berjuta rujukan ilmiah kita kantongi
Selama kita tidak berjalan dengan suatu metode pejalanan,
Sholat daim mustahil anda rangkul secara haqq
Tanpa kita istiqomah menekuni suatu metode perjalanan,
Mustahil sholat daim itu terwujud

Jalan .... Iya jalan ........
Bukan diam diri tanpa bergerak
Kalau yang diam adalah jasad masih tidak masalah dan memang harus ada suatu waktu dimana jasad harus benar benar diam sediam diamnya
Namun kalau yang vakum adalah jiwanya
Ia diam ditempat tanpa beranjak sedikitpun kehadiratulloh
Itu yang salah

Yang namanya suluk itu adalah suatu proses perjalanan
Nonsen kita koar koar tentang sholat daim kalau jiwa kita sama sekali tidak beranjak mendekat kehadiratulloh
Nonsen kita bicara tentang sholat daim jika yang bergerak adalah pikirannya, bukan jiwanya.

Maka suatu metode semacam dzikir itu diperlukan
Untuk mendiamkan pikiran dan belajar menjalankan jiwa
Jalan ke mana? Bukankah Alloh itu dekat?!
Mengenai hal ini sudah banyak saya tuliskan, lain waktu saja jika Alloh menghendaki, akan kita bahas lagi

Nah salah satu metode yang tetap menjadi andalah dari dulu untuk melatih perjalanan jiwa ini adalah Dzikir Nafas
Dzikir yang memanfaatkan nafas pemberian Alloh untuk kita gunakan sebagai tasbih
Kita iringi setiap tarikan dan hembusan nafas ini dengan dzikir.
Oke .... Selanjutnya anda bisa langsung mempraktikkan dzikir nafas ini, bisa ke sini atau ke sini untuk metodenya

Atau langsung lihat gambar di bawah ini


Haya' (malu) merupakan Buah Penyaksian

Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Az Zuhri dari Salim dari Ayahnya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendengar seseorang memberi nasehat kepada saudaranya tentang rasa malu, lalu beliau bersabda: "Rasa malu itu adalah bagian dari iman". (HR. Ahmad)
dari Abdullah bin Umar radliallahu 'anhuma; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melewati seorang laki-laki yang tengah mencela saudaranya karena malu, kata laki-laki itu; "Sesungguhnya kamu selalu malu hingga hal itu akan membahayakan bagimu." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Biarkanlah ia, karena sesungguhnya sifat malu itu termasuk dari iman." (HR. Bukhori)
Seorang salik, pejalan spiritual, mustahil ia tidak memiliki rasa malu (khaya')
Entah itu terhadap sesama, terlebih kepada Yang Maha Esa (Alloh)
Bagaimana malu itu muncul?
Rasa malu itu bisa muncul karena ia memandang apa yang dihadapannya lebih mulia daripada dirinya sendiri
Bukan berarti tidak percaya diri
Malu muncul memang karena adanya keyakinan / iman di dalam diri
Iman yang diperoleh secara nyata
Benar benar menyaksikan keagungan siapa yang sedang dipandangnya
Seorang santri atau salik, jika ia mengetahui keunggulan gurunya tentunya ia akan malu untuk bertutur kata atau berlaku yang kurang baik di hadapan gurunya
Dan ternyata hal ini juga berlaku di setiap lini kehidupan
Dimana jika kita memandang apapun yang lebih unggul dari kita, maka kita akan merasa malu dihadapannya.
Tapi ini dalam lingkup materi
Sekarang kita masuk ke dalam lagi
Siapa yang anda pandang saat ini?
Seluruh materi pada dasarnya adalah sama
Kalau kita menyaksikan kebenaran bahwa seluruh yang bersifat materi ini pada dasarnya sama
Maka kita akan bersikap zuhud terhadap materi
Yaitu bersikap sederhana, apa adanya, dan biasa biasa saja
Sedangkan jika kita bermakrifat
Mengetahui secara haqq atas Alloh Yang Maha Segalanya
Maka malu (haya') ini akan muncul secara otomatis
Zuhud lagi jadinya
Bersikap biasa biasa saja terhadap materi yang dalam islam sering disebutkan sebagai dunia
Malu kepada Alloh jika harus memendam banyak keinginan mengenai dunia
Malu jika ia berbuat sesuatu yang tidak diperintahkanNya.
Malu kalau musti ingkar,
Dan lain sebagainya.
Nah kunci malu adala makrifat secara haqq kepada Alloh.
Di mana anda / kita benar benar menemukan dan menyaksikan
Bahwa hanya Alloh lah yang tiada duanya, tiada tandingannya
Dan menyaksikan secara haqq bahwa diri kita, dunia ini, seluruh materi di alam
Adalah sangat kecil jika dihadapkan padaNya....
Salam salam salam .....
Semoga Alloh melimpahkan kemakrifatan kepada kita semua
Dan menyuburkan iman secara haqq
Amin

Selasa, 13 September 2016

Spirit Wudhu Subuh

Subuh adalah sebuah spirit
Dimana ketika kesadaran kita mulai terbangun
Yang kita sadari pertama kali adalah Alloh
Dengan rasa syukur yang terdalam kepada Alloh
Rasa syukur yang sangat jujur
Bahwa kita masih bersama Alloh
Tidak terlelap dan terus lelap dalam kenikmatan
Tanpa hadirnya kesadaran

Nyawa hidup yang kian bangkit
Ada di setiap nafas penujuru subuh
Tak ada yang lain dan sesuatu apapun
Yang dituju selain Dzat Yang Maha Hidup
Yang telah menghidupkan dan meniupkan nafas hidup

Subuh adalah nyawa hidup
Ketika hampir seluruh sendi otot tubuh kita beristirahat dan mulai bangun lagi
Gerak rokaat subuh merenggangkannya lagi dengan demikian indah
Air wudhu membasuh kekotoran wajah dengan damainya
Entah itu wajah fisik, bathin, mental, pikiran maupun wajah eksistensi diri kita

Yang luntur dibasuh oleh wudhu adalah kekafiran dan kekufuran kita
Segala hal yabg menutupi ubun ubun kesadaran kita
Itulah yang dibasuh oleh air wudhu
Kerak di tangan yang menghalangi untuk membantu sesama
Kerak di kaki yang menghalangi untuk melangkah dalam kebaikan
Kerak di mulut yang menghalangi untuk berkata baik
Kerak di wajah yang menghalangi untuk menatap kebaikan
Kerak di telinga yang menghalangi untuk mendengarkan kebaikan
Kerak di kepala yang menghalangi kesadaran suci dari Alloh
Kerak di leher yang menghalangi untuk menegakkan keadilan
Kerak di hidung yang menghalangi hidup untuk lebih sadar dan jujut menginduksi seluruh sendi diri
Agar kembali pada gerbang cahaya yang semula ada dan selalubada di dalam diri kita masing masing
Itu semualah yang dibasuh oleh wudhu

Hidung yang bertasbih akan membuat oksigen yang masuk tidak menjadi sia sia
Ia masuk membawa kesadaran dan dzikir
Merangkul seluruh darah yang mengaliri diri untuk terus berdzikir dan sadar
Ia (darah) yang berdzikir ketika mencapai dan bersentuhan dengan dada
Ia akan menggetarkan dan memancar keluar menginduksi lingkungan sekitar
Untuk turut berdzikir dan kembali kepada dzat yang maha hidup
Alloh Azza Wa Jalla

Ketika ia bersinggungan dan menyentuh otak
Ia akan membersihkan otak dari segala prasangka dan persepsi juga pemikiran yang menyesatkan
Ia akan menjernihkan akal pikiran
Menjadikan ia suci dan dapat mengambil berbagai hikmah dari kesucian yang ia temukan itu

Ketika ia mencapai ubun ubun
Ia membersihkan dan membuka ubun ubun untuk menjadi jalan masuknya ilhamulloh
Kalam / firman dari Alloh untuk siapapun yang membutuhkan
Termasuk untuk dirinya sendiri

Fasalamun qoulan min robbi ar-rohim
Wamtazul yauma ayyuhal mujrimun

Minggu, 11 September 2016

Padang Arofah Di Sini Saat Ini

Pagi yang penuh berkah
Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan oleh Alloh untuk menikmati hari arofah yang penuh berkah ini
Saya tidak akan membahan tentang dalil dalil keutamaan hari arofah
Dan keutamaan puasa di dalamnya

Karena kita memang tidak perlu memburu keutamaan
Yang perlu kita lakukan adalah amaliah dengan sungguh sungguh kehadirat Alloh s.w.t saja

Oke bismillah .......
Kita yang belum sempat menginjakkan kaki di tanah suci baitullah makkah,
Perlu bersyukur bahwasannya Alloh tidak membatasi pahala haji hanya bagi mereka yang telah naik pesawat dan sampai di sana (makkah dan madinah)
Banyak kisah yang memang menunjukkan hal ini
Bukan berarti yg di sana nihil muatan. Tidak

Kita ber-arofah dan ber-haji di mana Alloh menempatkan kita saat ini
Sungguh, menghadap kepadaNya memang tidak dibatasi apa pun
Tidak dibatasi ruang dan waktu.
Anda yang saat ini sedang diposisikan oleh Alloh di rumah atau ditempat kerja
Masih bisa melakukan amalan haji secara bathiniah
InsyaAlloh tetap memiliki bobot

Sudah mafhum memang dalam kalangan sufi (pengamal tasawuf)
Bahwa baitulloh yang paling real adalah di dalam dada kita sendiri
Tempat towaf, sa'i dan lain sebagainya juga ada di dalam diri kita masing masing

Sekarang mari kita aplikasikan
Bagaimana berhaji secara bathin itu
Anda yang sudah sering berlatih dzikir nafas dan menemukan adanya daya nafas
Tentu dapat dengan mudah (insyaAlloh) untuk menyamakan frekwensi kita dengan frekwensi yang ada di tanah suci sana
Tapi bagaimana bagi sebagian kita yang belum sempat berlatih dzikir nafas sebelumnya
Atau bagi yang sudah berlatih tapi belum diberi kesempatan oleh Alloh untuk menemukan daya nafas itu?

Baiklah sekarang saya ajak anda semua untuk menenangkan bathin kita dahulu
Mendiamkan pikiran kita
Jangan memaksa pikiran untuk berbuat apa apa
Jika tiba di dalam pikiran terbesit sesuatu abaikan saja

Baik... Tetap tenang dalam kondisi itu
Sekarang sadari Alloh yang berada di balik nafas anda
Yang meniupkan kehidupan kedalam diri kita
Yang maha luas dan maha berkehendak tak terbatas apa pun
Sadari Alloh dan panggil Dia dengan lembut dan penuh tawadhu' .....
"Yaa Alloh panggil hamba ya Alloh, izinkan hamba untuk bersilaturahmi kepadaMu ya Alloh, perjalankan hamba untuk menemuimu ya Alloh"

Tetap dalam posisi pikiran diam
Hanya sadari Alloh dan seru Alloh di dalam bathin ... Huu Alloh ....
Laa ilaha illalloh .....
Sadari Alloh yang menghidupkan kita dan yang paling berperan dan paling berhak untuk menggerakkan kita
Baik secara lahir maupun bathin.....

Terus panggil Dia ... Dengan kesadaran ....
Yaa Alloh ...... Huu ya Alloh .......
Sampai terasa panggilan dan jemputan dariNya
Labbaikallohumma Labbaik....
Ya Alloh hamba ridho dan berserah diri untuk berjumpa denganMu ....

Bebaskan diri anda dan ikuti gerak panggilanNya tersebut
Terus ikuti panggilanNya .....
Jangan berhenti berserah sampai Alloh mengharuskan anda berhenti berthowaf dan bersa'i .....

.................
Alhamdulillah .... Bersyukurlah jika sudah demikian,

Demikian sedikit tentang praktiknya
Semoga tidak berhenti di bacaan dan wawasan saja
Tapi juga bisa kita kerjakan saat ini dan di sini ....
Di mana Alloh memposisikan diri kita saat ini ..

Semoga bermanfaat....
Wa billahi taufiq wal hidayah
Wassalamu'alaikum warohmatullohi wa barokatuh

Jumat, 09 September 2016

Tauhid Bukanlah sebuah Konsep

Banyak yang berhenti di tengah jalan
Ketika menerjemahkan agama sebagai sebuah konsep
Teori ataupun dogma

Islam bukanlah agama teori
Apa yg tampak seolah teori dalam islam
Harusnya dijalankan
Karena itu jika dijalankan dengan benar maka akan membawa kita pada suatu penyaksian maha nyata

Penyaksian itulah yang disebut sebagai syahadat.

Alam kepasrahan dan penyaksian bukanlah alam pikir
Alam hayal dan halusinasi
Bukan itu semua
Melainkan alam bathin spiritual

Sedikit beda antara alam khayal dan alam bathin
Adalah letak antara sadar dan tidak
Alam bathin spiritual membawa kita pada wilayah yang sangat sadar
Bukan lagi diambang sadar atau tidak sadar

Namanya Maha Nyata
Adalah penyaksian yang sebenar benarnya menyaksikan
Bukan dengan prasangka dan halusinasi keilmuan

Ilmu itu buah dari penyaksian
Jika memang kita islam
Bukan sebaliknya

Agama Kosong

Agama islam ini dibangun dengan kesederhanaan dan zero (kosong)
Maksudnya zero di sini adalah tengah tengah
Tidak muluk muluk juga tidak galau galauan
Tidak over dan tidak kurang
Cukup dan sedang

Maka firman Alloh ada yang menyimpan pesan agar kita selalu berada di tengah tengah (wustho)
Agar kita tidak melalaikan sholat wustho tersebut

Ya zero itulah tali Alloh itu
Posisi di mana kita tidak berangan angan dan tidak pula terlalu menyesal akan hal yang sudah sudah.
Yaa saat ini
Seperti yg pernah disampaikan oleh nabi isa a.s, "waktu itu hanya ada 3, kemarin, besok dan sekarang. Kemarin sudah terlewat dan tak perlu terlalu kita pikirkan, esok masih belum terjadi dan tidak perlu kita risaukan. Sekarang inilah waktu yang musti kita laksanakan dan jalani dengan sebaik baiknya."

Kembali lagi pada agama yang tidak ke kiri dan ke kanan.
Zero sebaiknya memang kita amalkan benar benar
Apa yang terjadi saat ini lah yang musti kita jalani

Minggu, 04 September 2016

Sholat Sebagai Gerbang Spiritual

Rosululloh s.a.w pernah bersabda kepada para sahabat
"Sholat itu ibarat sungai yang mengalir di depan rumahmu, yang airnya kamu gunakan untuk mandi sebanyak lima kali dalam sehari. Jika demikian apakah kalian akan menemukan kotoran barang sedikitpun di dalam tubuh kalian?"

Sabda beliau s.a.w juga, "Yang pertama kali dipertanyakan di dalam kuburmu kelak adalah tentang sholatmu"

Sabda beliau s.a.w juga, "Sholat itu merupakan mi'rojnya orang - orang mukmin"

-----------------------
kalau kita menyaksikan diri kita sendiri
yakni kita temui bathin kita sendiri
kita akan menemukan bahwa diri kita yang berupa jasad ini memang sejatinya adalah kematian
maksudnya mati, ia bisa diibaratkan sebagai kuburan
yaitu yang memendam wajah hidup dibaliknya

"yang pertama kali dipertanyakan di dalam kubur adalah sholat kita"
kalau kita jujur mendengarkan nasihat - nasihat bathin
(karena rosululloh sendiri juga telah bersabda, "mintalah fatwa pada bathinmu sendiri")
kita akan mendapati bahwa bathin yang terkubur oleh jasad itu akan selalu mempertanyakan / memberikan dorongan tentang sholat
baik itu berupa sholat fardhu, sunnah, maupun sholat yang tak terbatasi oleh waktu
sholatud-daim ; sholat yang berkepanjangan

nah kalau kita mengikuti nasihat bathin ini, tentu kemudian kita akan terdorong untuk melakukan banyak perbuatan - perbuatan yang hasan / baik
maka sudah sangat tidak mengherankan bahwa dikatakan jika sholatnya saja sudah baik dalam pertanyaan di kubur itu, tentulah segala amaliah lainnya akan baik pula
demikian juga hal ini bertautan dengan firman Alloh s.w.t yang menyatakan bahwa Sholat itu akan mencegah kita dari perbuatan yang keji dan mungkar

sudah barang pasti demikian
karena ketika kita sholat, yang ada di hadapan kita adalah Alloh secara langsung
tidak mungkin kita akan terjerumus dalam hal yang ingkar jika kita benar - benar berhadapan dengan Alloh

oke selanjutnya adalah mengapa saya katakan sholat sebagai gerbang spiritual
karena dari sholat inilah dimensi spiritual - spiritual akan kita tapaki
anda jangan membayangkan hal - hal yang berhubungan dengan makhluk astral dahulu
karena saya sama sekali tidak akan menyentuhnya

spiritual yang suci adalah spiritual yang terbebas dari makhluk astral
karena sejatinya makhluk astral adalah menghuni dimensi materiil juga
maka sudah sepantasnya kita meninggalkan hal - hal tersebut
spiritual nan suci adalah spiritual yang menuju kepada Alloh

menuju bagaimana? bukankah Alloh sudah sangat dekat dengan kita sekarang ini?
iya. rahsa Alloh memang dapat kita temui saat ini
tapi ingat, Rosululloh s.a.w sendiri menemui Alloh s.w.t tidak dalam dunia materi
beliau s.a.w musti dibawa oleh Alloh menuju singgasananya dan suatu dimensi yang bahkan malaikat jibril pun tidak dapat menembusnya

kita dapat menyadari dan menemui Alloh di dunia ini sebagai bentuk ihsan kita
yaitu rahsa seolah - olah bertemu
hakikat dzatulloh sendiri tidak dapat dicapai apapun dari bagian diri ini selain diri yang telah diridhoi oleh Alloh untuk menemui hakikat diriNya secara haq,

kembali pada pembahasan
Sholat sebagai gerbang spiritual
adalah bahwa ketika kita memasuki sholat
sebaiknya setelah kita mengaktifkan kesadaran kita bahwa kita sedang menghadap Alloh
juga kita gerakkan jiwa melangkah kehadiratNya secara haq
bagaimana cara melangkahkan jiwa kita?
mengenai hal ini seebaiknya anda sering - sering berlatih dzikir nafas tahap ke-3
kita langkahkan kemana arah jiwa kita?
kita langkahkan kepada Alloh Yang Maha Tak Terbatas, Laitsa Kamitslihi Syai'un
bagaimana itu?
yaa kita jangan menyangka nyangka apapun tentang dztulloh itu
kita kosong dan berserah diri secara totalitas kepadaNya

semoga Alloh memberikan ridho dan kesempatan kepada siapapun yang membaca dan mempraktikkan hal ini.
al-fatihah,,,
amin

Rabu, 31 Agustus 2016

Mursyid Sejati

Ing Ngarso Sung Thulodho
Ing Madyo Mangun Karso
Tut Wuri Handayani

saya menyunting pewanti wanti dari Ki Hajar Dewantoro
bukan tanpa sebab
tapi memang karena saya menangkap pelajaran spiritual yang cukup mengena di sana
ketika kita benar - benar berjalan suluk
mengenal diri
sebagaimana yang telah kita pahami bersama
awal mula perjalanan memang dari pengenalan diri
dari mengenal diri itulah lantas kita dapat melangkah ke hadiratNya
kalau jalannya saja tidak dimengerti bagaimana hendak berjalan

Ing Ngarso Sung Tulodho
kita membutuhkan Contoh atau setidaknya pemandu untuk ber-suluk (berjalan) kehadiratNya
siapa yang hendak kita jadikan pemandu itu?
guru? mursyid? oke kalau ini jawaban sementara kita

sekarang tanya coba tanya siapa guru atau mursyid yang harus kita ikuti?
yang berwujud manusia dan biasa memberi wejangan itukah?
ataukah bangsa jin dan malaikat yang sering memberi bisikan - bisikan halus ke dalam diri kita?
kalau jawaban anda adalah salah satu dari itu, berarti anda sama sekali belum menyadari realitas diri anda sendiri
atau kita , pandangan kita masih terhijab oleh penampakan lahiriah semata
lho apakah jin dan malaikat juga dalam wilayah lahiri?
iya, mereka juga sesuatu yang lahir namun dalam dimensi yang sedikit halus

lantas siapa mursyid / guru yang harus kita ikuti?
Dia tidak lain adalah Alloh Al-Mursyid
Alloh Yang Maha Ilmu, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Nyata,
Yang Maha Membimbing, Maha Kasih lagi Maha Memberi Petunjuk

Bentangan Petunjuk dan Tarikan BimbinganNya itu terselip dan memujud di dalam diri manusia
petunjuk dan bimbingan inilah yang dikatakan sirr
tarikan dan dorongan - dorongan dariNya secara langsung untuk untuk mengajak manusia kembali kehadiratNya secara kaffah dan fitrah

Ar-Ruh Al-Amin
tiupan dariNya yang memberi keamanan bagi hamba - hambaNya yang berjalan kepadaNya
maka ya inilah guru yang semestinya kita ikuti
Sang Guru yang sejati ini ada di dalam diri masing - masing manusia
namun wujudnya berupa sirr
rahasia yang tak tergambarkan seperti apa
kaarena ia bagian dari Alloh
maka benar ia benar benar laitsa kamitslihi syai'un
tak ada satupun bahasa dan kata yang dapat menyentuh kebenarannya
istilah sirr inilah yang paling mendekati untuuk mengungkapkannya.

lantas sekarang bagaimana cara mengikutinya
jika kebanyakana kita saja tidak tahu keberadaannya ?
maka perlu anda ketahui, anda tidak akan dapat memenuinya jika anda masih mengandalkan berbagai paradigma yang telah ternanam di dalam benak anda
anda musti benar - benar suci nan fitri
tanpa diikuti prasangka apa pun
lantas sadari keberadaan diri anda sendiri

inilah yang disebut tafakkur itu
proses mengenali diri sendiri
pandang diri kita ini melalui tiupan halus yang merasuk dari lubang hidung kita
sadari dan pandangi terus tiupan tiupan itu
sampai anda menyadari bahwa anda sejatinya tidaklah memiliki kuasa apapun atas nafas anda

dari sinilah pengenalan itu bermula
ternyata diri kita ada 3
ada diri yang mati, ia hanya tampak seolah hidup padahal ia hanya digerak gerakkan saja
dia inilah yang disebut jasad
ada diri yang nampak hidup, yang mengamati dan menyadari tarikan dan hembusan nafas
dia inilah yang disebut jiwa
dan ada diri yang menghidupi jasad, yang menggerakkan keluar masuk nafas
dia inilah yang Sejatinya Hidup
yang kelak akan kita ikuti arah kembalinya
dan kita jadikan mursyid / guru sejati kita

Ing Madyo Mangun Karso
setelah kita tahu siapa yang musti kita ikuti
selanjutnya sekarang kita ikuti dia
setelah anda/kita mengenal tiga diri itu
semestinya kita benar - benar faham siapa yang akan berjalan kembali kepada Alloh dengan mengikuti al-Mursyid itu.

jasad tidak mungkin
karena kita sama - sama tahu bahwa jasad sejatinya adalah benda mati

maka satu - satunya yang musti dikembalikan kepadaNya adalah Jiwa atau Nafs ini
yang perannya adalah mengamati keluar masuk nafas tadi

ing Madyo Mangun Karso ini adalah berarti yang di tengah memperhatikan
atau si Jiwa inilah yang semestinya memiliki (membangun) tekad untuk mau (kerso) kembali kepadaNya
setelah kita tahu jalanNya

yang dimaksud kehendak juga adalah penerjemahan perintah dariNya (selain kembali dalam ranah spiritual)
yang berupa dorongan - dorongan jiwa untuk menggerakkan jasad

Jiwa yang telah berserah kepadaNya
akan menerima pencerahan - pencerahan dan petunjuk hidup
untuk diselesaikan selama ia hidup di dunia ini


Tut Wuri Handayani
yang terakhir ini adalah benar - benar peranan jasad
ia hanya mengikuti kehendak yang telah sampai kepada jiwa
dorongan yang muncul dari jiwa mustinya diikuti oleh jasad ini
bukan membamkang

bagaimana jasad bisa membangkan?
ketika ia lebih mengutamakan logika akal pikir daripada dorongan ilahiah / kehendak jiwa




Rasa & Rahsa Manjing (mencuatnya) Iman

Pertanyaan sederhana dari para salik yang sering berlalu lalang
ketika mereka mulai terbentur keterbatasan bahasa
"Cak .... apa sih perbedaannya Rasa dan Rahsa itu?"

begini ....
kalau anda sedang dicaci maki, dihina, dikucilkan, dipuji, dihormati dlsb,
apa yang terbesit di dalam diri anda?
apakah marah, bangga, biasa saja ??
itulah sebagian dari rasa itu
atau kalau anda sedang menikmati suatu hidangan tertentu
pasti akan muncul sebuah sensasi atau lebih yang membuat anda paham tentang hidangan tersebut
itu juga adalah rasa

jadi rasa itu adalah efek timbal balik atau respon atau sensasi
yang muncul ketika ada sentuhan dari luar diri
ketika anda membaca qur'an
kok tiba tiba anda menemukan hardikan atau petunjuk dari Alloh kepada anda
ini juga bentuk rasa
ketika kita melihat seseorang yang serba kekurangan kemudian muncul iba
itu juga bagian dari rasa

sombong dan kawan - kawannya itu juga bagian dari rasa
maka orang - orang jawa kuno dahulu pernah berpesan
"jadilah orang yang bisa ruhmongso (merasa), bukan yang rumongso (merasa) bisa"
rasa ini perlu didudukkan pada kedudukan yang pas juga
bisa merasa itu adalah respond kepada lingkungan secara benar real
bukan menafikkan realita, atau merasa bisa ini

kalau merasa bisa, yang terjadi akhirnya adalah keegoan diri
yang kemudian menjadi serba menghijab pandangan sejati
seharusnya merasa iba, malah merasa sombong dan lain sebagainya
ini yang saya maksudkan mendudukkan rasa pada tempatnya

nah, rahsa adalah kebalikannya
ia adalah semacam dorongan dari dalam diri
yang timbul akibat desakan perintah Ilah dalam diri
contoh adalah dorongan yang mengharuskan anda bernafas atau berhenti bernafas
dorongan yang mengharuskan jantung dan paru - paru anda bergerak atau berhenti bergerak
dan lain sebagainya

termasuk juga apakah anda harus bertindak sesuatu atau diam
yang tanpa didahului keinginan apapun
yang tak bisa dihalang - halangi

kalau ulama sepuh kita bersyair, "Manjing e Rohso Tondo Yen Iman"
(Hampir/Mencuatnya Rahsa itu adalah tanda adanya iman)
kalau rahsa ini sudah kita ikuti dengan benar (mencuat mewujud dalam tindakan)
ya inilah tanda kalau orang itu beriman

maka iman ini tidak bisa dibuat buat
orang bisa saja mengaku beriman
tapi hanya mengaku ngaku saja bisanya
ia tidak akan bisa benar benar memunculkan iman
tanpa dilatih dengan bersikap jujur dalam mendudukkan rasa itu tadi

Rahsa yang manjing (mencuat) itu juga didapat dari kejujuran kita dalam merasa sesuatu
Bismillah wallohu'alam bish-showab

Selasa, 30 Agustus 2016

Titik Peradaban

kalau kita telusuri peradaban peradaban agung di masa silam
maka akan kita temui satu garis merah yang sama antara satu kaum dengan kaum lainnya
kita tidak membicarakan tentang kebendaan
kita berbicara tentang peradaban yang penuh maslahah
damai dan tentram, dari segi apapun saja
maka benang merah itu akan mewujud suatu penampakan yang sederhana
pemimpinnya sederhana kemudian mengajarkan tentang kesederhanaan kepada masyarakatnya pula
pemimpinnya tidak tergiur dunia yang lantas juga mengajarkan kepada rakyatnya untuk tidak tergiur perihal duniawi juga
pemimpinnya memiliki iman (keyakinan) yang kuat akan eksistensi Tuhan Yang Maha Segalanya
lantas ia mengajarkan kepada kaumnya pula untuk beriman pada Tuhan Yang Maha Segalanya

anda ambil contoh siapa?
byzantium? romawi? Persia? atau apa?
atau kita sentuh Nusantara saja, india, atau jazirah arab dan mesir?
terserah dari mana saja
atau peradaban maju yang negerinya saja sudah benar - benar tiada
seperti negeri Nuh, Kerajaan nabi Sulaiman, atau atlantik.

maka kalau benar - benar kita jujur mengulas sejarah - sejarah mereka
kita akan menemukan bahwa awal keagungan peradaban mereka semua adalah diawali dengan keimanan yang kuat kepada Alloh dan berakhirnya peradaban - peradaban agung itu pastilah karena mengkufuri perberianNya dengan jalan cinta dunia dan materi semata
menghilangkan esensitas Tuhan
dan tanpa syukur

oke jadi intinya pada tulisan saya kali ini saya mengajak pembaca sekalian untuk memulai sebuah peradaban maju
mungkin bukan untuk diri kita
tapi untuk generasi setelah kita
syukur syukur Alloh mempercepat agar kita semakin yakin dalam hidup / selama / mumpung masih hidup bahwa iman kepada dzat Yang Maha Tak Terbatas itu benar - benar membuahkan keagungan

sekarang mari kita bercermin ke dalam diri kita masing masing
apakah sholat kita, dzikir kita, dan berbagai amaliah yang konon itu buah dari ketakwaan kita
adalah masih kita pergunakan untuk diri sendiri atau sudah mulai kita tebarkan untuk orang lain?
kalau saya dapat merasakan sholat yang khusyu'
apakah kita sudah memberitakan kepada yang lain perihal bagaimana mencapai khusyu' itu
atau kalau kita bisa berangkat haji,
apakah kita sudah memastikan bahwa anak, sanak saudara kita bisa makan selama kita tinggal

oke jangan pandang makannya
tapi pandang apakah anak dan sanak saudara kita telah menemukan kunci untuk bertahan hidup
yang mana kunci itu adalah keimanan kepada Alloh Yang Maha Rahman dan Pemberi Rizki
bukan maling apalagi tipu tipu
apakah beda? toh sama - sama mencari jalan makan?
sangat beda, maling itu mencari makan, tapi iman itu akan dicari oleh makanan
maling dan tipu tipu itu mencari rizki, tapi iman itu akan dicari oleh rizki

peradaban yang luhur nan suci pun sebenarnya tidak perlu dicari kalau kita sudah faham ini
ia (peradaban agung) itu akan mencari dan menghampiri orang - orang / kaum / komunitas yang telah suci diri dan pikirannya
suci yang bagaimana? tidak terpacu oleh keinginan memiliki dunia dan berbagai materi di dalamnya

maka mari kita persiapkan diri kita masing - masing untuk memulai peradaban agung nan suci ini
sudah beratus - ratus tahun pasca para khalifatulloh diwafatkan olehNya
kita yang selanjutnya semakin terpaku pada materi - materi dunia
entah karena ketakutan olehnya atau ingin menguasainya
itu semua sama - sama kotornya

kita mulai dari diri kita masing - masing
tebarkan pemahaman bahwa kita bisa hidup bukan karena materi
tapi kita hidup benar - benar karena Alloh
kalu perlu, pergi ke tempat paling sepi, jauh dari hiruk pikuk dunia
maka alloh akan tetap menunjukkan bahwa kalau Dia menghendaki kita hidup
kita akan tetap hidup
sekali - sekali uzlah itu memang perlu untuk membuktikan bahwa Yang Maha Hidup dan Menjadi Sumber Hidup itu benar - benar Nyata AdaNya.

pandang Sumber hidupnya
terus pandang dan sadari Dia Sang Maha Hidup dan yang menjadi Sumber Hidup
itulah sebenarnya cikal bakal peradaban agung nan suci yang sesungguhnya



kalau anda perlu referensi lebih lanjut mengenai hal ini
atau mau protes, silahkan tinggalkan komen di sini atau menghubungi penulis

Selasa, 23 Agustus 2016

Membran Semesta

beberapa dari kita mungkin masih bertanya tanya
apa itu membran semesta?
seperti yang telah saya tuliskan di postingan sebelumnya yang berjudul kemerdekaan sebagai membran semesta

kalau kita sadari, sebenarnya kita semua tidak pernah saling bersentuhan
baik saya terhadap anda meskipun kita sedang berjabat tangan
ataupun antara kita dengan berbagai materi yang ada di lingkungan kita
ada batas - batas halus yang seperti gelombang elektromagnetik yang menyekat materi pembentuk diri kita dengan materi pembentuk benda yang lain
sekat tipis itulah yang saya katakan sebagai membran semesta

seluruh pergerakan dan kegiatan semesta tak pernah terlepas dari membran semesta tersebut
bahkan diri anda dengan anda pun tersekat membran semesta tersebut
"Aku Lebih Dekat Daripada Urat Leher Mereka Sendiri"
Alloh berfirman yang intinya seperti itu
yaa.... melalui membran semesta itulah setidaknya dapat kita terjemahkan bahwa Alloh sangat berkuasa atas segala sesuatu melalui itu.
meskipun tatkala nanti kita kupas lebih dalam lagi
ada membran di antara membran
demikian itulah Alloh
tak pernah dapat tersentuh oleh pemahaman makhluq secara totalitas
Dia senantiasa di atas segala sesuatu

oke kita lanjutkan
Alloh al-Wasi' , Alloh Al-bathin, Alloh al-lathif , Alloh al-Akbar
dan hampir seluruh nama - nama keagunganNya dapat kita akses dan fahami secara halus melalui membran semesta ini
Alloh yang Maha Megatur, Alloh yang Maha Mengetahui, Alloh yang Senantiasa bersama Hamba - HambaNya di manapun hambaNya berada
sekiranya mulai dapat kita tangkap secara nalar melalui ini
InsyaAlloh
Alloh mulai memperkenalkan diriNya ke alam pikir manusia
meskipun alam pikir manusia tidak akan pernah menemukan dan menyentuh secara benar - benar dan sebenar - benarNya
maka dari itu Alloh kemudian berfirman, "Aku sesuai persangkaan hambaKU"

membran semesta inilah yang oleh sebagian manusia jawa dikatakan sebagai Rasa.
maklum, seperti yang sudah di singgung sebelumnya, istilah Rasa itu pun merupakan suatu istilah yang paling mewakili untuk mengungkapkan membran semesta ini
maka tidak heran jika hal ini tidak tertangkap otak dan panca indra
keberadaannya hanya bisa dirasakan saja oleh manusia

di zaman ini, mungkin istilah yang lebih mendekati lagi adalah kesadaran
setelah kita merasakan keberadaannya, selanjutnya kita sadari keberadaan itu
dengan sadar inilah kita akan mengenalinya

oke kalau kita sudah menyadari keberadaan membran semesta ini
mari selanjutnya kita coba melangkah lebih ke dalam lagi
siapa yang ada di sebalik antar membran semesta ini ....
silahkan ditembus lebih dalam lagi

dan sekali lagi tentu cara menemukannya bukanlah dengan pikiran anda yang penuh dengan prasangka
melainkan dengan rasa yang disambung dengan kesadaran
coba rasakan saja ......

Yaa Alloh kita akan merasakan kenyataanNya
yang tak akan pernah dapat kita ungkap seperti apa dan bagaimanaNya
mentok kita akan mengakui sabdaNya "Laitsa Kamitslihi Syaiun"

silankan tenangkan diri anda dan mulailah menyadariNya
wallohu'alam bish-showab

Rabu, 17 Agustus 2016

Wanti Wanti Suluk Tembang Dolanan

Sluku - Sluku Bathok
(mainstream?? baca dulu)
saya suka lagu dolanan ini, terlebih ketika anak anak dan kyai kanjeng yang membawakannya .... 
Sluku sluku bathok .....
(suluk o siro marang bathin siro - suluk o maring bathok) ......
usluku bathnaka .... masuklah ke dalam bathinmu
suatu wilayah spiritual diri tiap tiap manusia. kenapa kanjeng sunan lebih membelokkannys ke arah bathok? sekedar mirip pengucapannya kah? bisa jadi, dan tentu ada satu kesinambungan kenapa Alloh memberi ide pada manusia terdahulu untuk memiripkan kata bhatnaka dengan bathok
kalau kita amati... bathok itu adalah lapisan terkeras dari buah kelapa. ini suatu bentuk penggambaran hati yang keras dari manusia. setiap manusia memiliki kekerasan hatinya masing masing. pesang kanjeng sunan, "suluk o maring bathok, pecahkan kerasnya bathinmu; hatimu", "tembuslah kerasnya bathinmu itu hingga engkau mendapati isi daripada buah kelapa". sebuah simbol yang mafhum dikalangan tasawuf tentang penggambaran cakupan spiritual manusia, yakni dengan buah kelapa.
bentuk suluk maring bathok itu adalah peperangan bathin. siapapun yang coba memasuki dirinya sendiri, di sana pasti ia mengalami peperangan bathin itu.
hal ini diungkapkan dengan ungkapan, "Bathok e ela elo" bathin itu bergejolak, bergeleng - geleng.
"Si romo menyang solo", kenapa romo? bukan yang lain? romo adalah penggambaran kedewasaan diri. ia yang telah memenangkan peperangan bathin adalah ia yang telah mencapai kedewasan utuh, yang diungkapkan dengan gambaran romo.
menyang solo bukanlah kota solo itu, melainkan solo adalah suatu kondisi yang siap untuk diunduh. maksudnya pendewasaan diri, pendewasaan kesadaran itu siap ditebarkan kepada siapapun yang membutuhkan tatkala kesadaran itu sudah solo (masak).
"leh oleh e payung mutho" nah ini hasil dari pencapaian seseorang yang benar benar telah memenangkan peperangan dalam dirinya, yang telah menemukan pengetahuan yang masak. yang telah mencapai makrifatulloh bilhaqq. oleh olehnya adalah payung mutho. sebuah simbol pengayoman, jadi oleh oleh dari si romo yang ke solo itu adalah payung mutho. ia bisa mengayomi siapapun yang memang membutuhkan pengayoman darinya.
"mak jenthit lololobah" nah ini yang saya sendiri kurang faham secara harfiahnya apa. banyak yang mentransletekannya dalam bahasa arab (ini keturunan arab kali) mandzalika muroqobah. tapi kalau kita nikmati alur bahasanya, mak jenthit lololobah ini adalah gambaran orang yang sakaratul maut. lho kok bisa? dari struktur bahasa yang gak jelas. orang sakaratul maut kalau ngomong sudah hampir ndak jelas seperti itu. mak jenthit lololobah tampak sebuah ungkapan yang menyatakan ada sesuatu yang kejenthit (tertarik/terjepit). lololobah ..... yang ini kepasrahan ..... (lho ... lho ... lho .... bah) seorang yang sakaratul maut hendak menghentikan tarikan dari si pencabut nyawa ya tetap tidak bisa. akhirnya ia berserah diri (bah).
"wong mati ora obah", nah kan arahnya kepada orang yang mati. orang yang mati itu tidak bergerak. kalau seorang salik melakukan perjalanan suluk. duduk diam ya jangan bergerak. apapun yang terjadi. yang namanya suluk itu yang bergerak adalah jiwanya, bukan jasadnya. sehingga ia sampai pada keadaan mutuu qobla tamuutu... (mati dalam hidup)
"yen obah medeni bocah", kalau sampai bergerak gerak, ia akan membuat kesadaran terendahnya ketakutan. maksudnya seorang salik yang telah mencapai mati di dalam hidup, jiwa nya yang telah mi'roj kemudian kembali ke dalam wadag jasadnya. maka ia akan menggetarkan dirinya sendiri. bocah itu adalah gambaran jasad manusia sebagai bentuk kesadaran materi. digambarkan sebagai bocah karena ia memang sifatnya seperti bocah, ngaleman. maksudnya takut -wedi (medeni)- itu taqwa. taqwa itu kan takut, khouf, ini arahnya adalah indikasi iman. (orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Alloh maka bergetarlah ia karena takut)
"yen urip nggolek o duwit" nah lho akhirannya adalah pada hidup lagi. kalau jiwa itu sudah dikembalikan oleh alloh ke dalam wadag jasad lagi ya bekerjalah. karena dengan bekerja, secara otomatis uang itu akan menghampiri anda. lho kok redaksinya cari uang? iya karena manusia yang dihidupkan oleh Alloh itu musti bersikap dinamis sedinamis gerakNya. maksudnya, di zaman ini, uang adalah sesuatu yang bermanfaat. sesuatu yang disetting oleh Alloh melalui zionis untuk mendinamiskan umat muslim. dimana umat muslim diajak oleh Alloh untuk ngakali setan. kalau anda hendak mengalahkan setan, ya jangan menjauhi setan. cemen itu namanya. dekati ia, lalu bunuh. dunia juga demikian, kalau anda mau mengalahkan keterikatan anda dengan uang, ya ambil uang itu lalu hancurkan ia, infaqkan dan zakatkan. keterikatan itu akan hangus, begitulah yang namanya zuhud itu.
banyak juga ya ......
wallohu 'alam bish-showab......
al-Fatihah untuk pencetus tembang dolanan sluku - sluku bathok .....
semoga tetap dapat dipelajari dan dirangkap hikmahnya hingga kurun waktu yang wallohu'alam

Menegakkan Syari'at

What the meaning of syariat?
hihihi gaya ...... bahasa linggis ....
Rosululloh s.a.w pernah bersabda, "kutinggalkan dua perkara kepada kalian yang apabila kalian berpegang padanya, kalian akan selamat ditengah kerusakan umat. dua perkara itu adalah al-qur'an dan sunnahku"
intinya demikian itu, untuk redaksi jelas kalimatnya silahkan search saja di kumpulan hadist shahih virtual.
next.... dua perkara tersebut adalah al-qur'an dan as-sunnah.
Al-qur'an,,, bukan tafsir al-qur'an....
dan as-sunnah,,, bukan riwayat sunnah.
dua paket itulah yang disebut sebagai syariat. atau singkat kata syariat adalah pemadatan partikel wahyu atau pematerialan kalam wahyu ilahiah. al-qur'an sebagaimana yang kita kenal dan tampak layaknya untaian kata, itu adalah pemadatan spiritual. bentuk materi dari kabar ruhaniah.
sejatinya al-qur'an kan bukan itu (yang berupa untaian kata). sejatinya al-qur'an adalah apa yang tertanam di dalam fitrah setiap partikel alam semesta termasuk diri kita. nah wujud daripada sunnah adalah gerak laku daripada ketaatan kita atas perintah ilahi di dalam diri kita.
kalau anda sempat mempelajari kisah nabi s.a.w yang dikatakan sebagai al-qur'an yang berjalan, dan anda mempelajari riwayat sunnah nabawi. tentu anda akan mendapati bahwa tidak satu celahpun dari sunnah itu yang menyelisihi al-qur'an. yang seperti itu sudah barang pasti karena sunnah dan al-qur'an itu satu paket.
al-qur'an itu perintah Alloh, assunnah itu amaliahnya.
kalau kita menemukan secarik perintah Alloh di dalam bathin kita, itulah al-qur'an. dan apabila kita menjalankan perintah tersebut, itulah yang disebut dengan sunnah.
kalau tidak percaya, coba samakan antara perintah itu dengan Al-Qur'an yang tertulis dan assunnah, sudah pasti selaras.
lho kok gitu? bagaimana bisa mengenali perintah Alloh di dalam diri? lantas kalau sudah demikian apa gunanya al-qur'an yang tertulis itu?
al-qur'an yang tertulis itu adalah ibarat penyelaras pikiran. seringkali pikiran itu memang tidak percaya / ragu akan ilham iliahiah yang ditangkap oleh jiwa. al-qur'an yang tertuils itu yang akan membuktikan kebenarannya. lain waktu semoga diberi izin oleh Alloh untuk ngobrol tentang hal tersebut.
sedangkan cara mengenali perintah Alloh tentu saja dengan sering berlatih. yakni berlatih untuk mengenali perintah dari hal - hal yang paling sederhana. contohnya perintah Alloh atas nafas kita, perintah Alloh atas segala gerak tubuh kita dlsb.

kembali pada penegakan syariat.

setelah kita tahu bahwa syariat adalah dua paket tersebut diatas (al-qur'an dan as-sunnah), maka selanjutnya insyaAlloh kita paham bagaimana tentang istilah menegakkan syariat itu.
sesuatu itu akan tegak apabila ada penopang yang kuat dari dalam.
tubuh kita bisa tegak, karena ada tulang keras yang menopang dari dalam tubuh kita.
bendera (umbul - umbul) itu bisa tegak menjulang karena ada tiang penyangganya.
demikian juga syariat, dia akan otomatis tegak tatkala ada yang menopangnya
apa itu yang menopangnya? tentu saja ruhaniahnya al-qur'an tersbut. anda tidak akan pernah menemukan ruhaniahnya al-qur'an tanpa anda menyadari peranan Alloh atas diri anda dan alam semesta. sadar akan peranan Alloh atas diri kita dan alam semesta inilah yang ramai disebut - sebut sebagai makrifatulloh.
Maka sudah sangat jelas bukan ketika nabi yang mulia s.a.w mengabarkan, "awwaludin makrifatulloh".
kunci dari tegaknya segala sesuatu adalah inti daripada sesuatu itu sendiri. sebuah spirit yang menyebabkannya tegak.
hasrat; daya yang beberapa hari sempat kita singgung.
oke,,,, semoga kita semua diberi paham oleh Alloh,,, tulisan iini cukup panjang dan waktu terus bergulir... (harus segera mergawe) menjalankan sunnahNya...
alfatihah ....... 

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...