Tentang Kemerdekaan

Yang paling sejati dari kemerdekaan adalah posisi di mana kita selesai dari batasan batasan diri kita yang muncul karena persepsi kita sendiri sendiri.

Energi Semesta Adalah Jumbuh Dengan Manusia

Seluruh Elemen Semesta Telah Manunggal dalam diri kita semua tanpa terkecuali, dan satu kunci untuk mengaksesnya adalah kesadaran anda.

Titik Agung Peradaban

segala sesuatu memiliki akar, maka akar dari peradaban yang gemilang adalah.....

Kamis, 10 November 2016

Kebenaran Mutlak (al-Haqq) itu ada

Kebenaran mutlak (bukan relatif) itu benar adanya
Memang yang banyak bertebaran adalah kebenaran yang relatif
Masing masing orang memiliki dan menggenggam kebenarannya masing masing
Yaa memang kebenaran yang relatif ini sangat mudah untuk diakses dan ditemukan oleh siapapun
Namun bukan berarti lantas kemudian kebenaran mutlak itu tidak ada

Oke sekarang kita sudahi basa basinya
Kebenaran mutlak itu bagaimana modelnya dan bagaimana cara menemukannya itu yang perlu kita Nikmati dan jalani
Kalau yang namanya kebenaran relatif, itu apa yang saya dapat sangat mungkin dan hampir pasti berbeda dengan kebenaran dalam diri anda
Angka sembilan dari sudut A akan tampak sebagai angka enam, dan angka sembilan dari sudut B akan tampak sebagai angka sembilan.

Yang seperti ini sudah barang pasti kita jumpai dalam kehidupan tatkala pandangan kita hanya terpaku pada 1 sudut pandang saja
Ketika pandangan kita sempit, kita akan menjumpai hal hal yang seperti ini
Dan memang ini yang seringkali terjadi saat ini
Perbedaan yang seringkali menyulut konflik itu juga bermula dari sini

Lantas bagaimana caranya agar kita tidak seperti itu?
Atau bagaimana agar menemukan / menjumpai kebenaran mutlak yang pasti berbeda dengan kebenaranrelatif tersebut?
Ya sudut pandang kita saja yang perlu kita perluas.
Kalau tidak bisa atau terlalu sulit meluaskan pandangan, ya melebur saja pada Dzat Yang Maha Melihat, Maha Luas, lagi Maha Tahu.

Hanya denganNya kita akan benar benar paham tentang kebenaran mutlak
Kita akan menjumpainya
Apa yg kita temui sebagai kebenaran, itu juga akan sesuai dengan yg orang lain katakan sebagai kebenaran
Juga pasti sama dengan apa yang dimaksudkan oleh Tuhan semesta alam sebagai kebenaran.
Paham saya akan sama dengan paham anda meskipun kita tidak pernah berjumpa apalagi belajar bebarengan dalam majlis yang sama.
Kita berbeda ruang dan waktu tapi saya paham apa yang anda pahami tanpa harus bertatap muka dan berkomunikasi sebelumnya
Ini juga merupakan kebenaran mutlak yang dapat kita jumpai.

Bagaimana bisa demikian?
Ya melebur saja dengan Alloh
Sadarnya kita jangan menyadari masalah atau materi yang tertangkap panca indra
Meskipun panca indra kita menangkap sesuatu, tapi biasakan kesadaran kita bersama Alloh
Maksudnya selalulah sadari Alloh dalam setiap detik , setiap nafas.
Itu melebur dengan Alloh namanya

Kesadaran kita tidak lagi terikat oleh kesadaran materi itu sudah bisa dikatakan sebagai fana fillah
Kok begitu simpelnya???
Memang demikian adanya
Bukti kalau saya, anda sedang bersama Alloh ketika kita menyadari Alloh adalah semakin terasa lapangnya dada kita menanggapi berbagai macam problematika hidup
Problema yg pada umumnya menyesakkan menjadi sama sekali tidak menyesakkan.
Ini dzikr itu sesungguhnya
"Ingat... Dengan Dzikrulloh lah hati menjadi tenang"
Ini bisa dibuktikan .......
Kalau tidak bisa dibuktikan, omong kosong namanya ........
Memang dzikir itu sederhana
Tanpa lafadz pun asal anda sadar mengenai kebersamaan anda dengan Alloh
Aman, anda bisa buktikan sendiri
Dan memang harus anda nikmati hal ini.

Nah kebenaran mutlak itu bermulanya juga dari kesadaran kita akan kebersamaan kita dengan Alloh
Setiap waktu baik kita sadar ataupun tidak, Alloh selalu memberikan pahaman pemahaman dan petunjuk bagi diri kita
Kalau kita sedang dalam kondisi sadar Alloh, kita pasti akan menyadari perintahNya / petunjukNya / kebenaranNya / kehendakNya
Dan kalau kita ikuti, sudah pasti akan selamat
Karena jalanNya memang jalan yang akan keselamatan.

Sedangkan jika kita tidak menyadariNya, atau sadarnya telat
Tentu kita buta akan petunjukNya & kehendakNya
Kalau sadarnya telat, condongnya kita adalah setelah mengikuti kehendak nafsu menjadi menyalahkan Tuhan
Yang seperti ini yang musti kita istighfar-i
Kalau tidak sadar, meskipun Alloh memberikan petunjuk dan perintah, sudaj barangpasti akan diabaikan.

Oke, jadi intinya, kalau kita ingin menemukan kebenaran mutlak
Selalulah bersama Alloh
Alloh selalu bersama kita namun kita tidak menyadariNya
Itu yang dinamakan lalai dan tidak bersama Alloh
Alloh selalu bersama kita dan kita sadar betul kita sedang bersamaNya, itu yang namanya dzikr
Hanya dalam keadaan dzikir / sadar itulah kebenaran mutlak akan kita temui dan pahami

Wallohu'alam bish-showab, al-fatihah

Senin, 07 November 2016

Fana Fil-fikri dan Fana Fillah

tasawuf atau dunia spiritual memang rawan kesesatan
tapi kesesatan ini hanya akan terjadi tatkala kita lebih mengedepankan logika daripada penyaksian itu sendiri
Yang namanya penyaksian itu, meskipun ia berlawanan dengan logika, ya tidak ada masalah sedikitpun
Yang dikatakan kebanyakan para arif billah bahwa berspiritual itu perlu guru, adalah bahwa guru itu yang akan senantiasa mengingatkan kepada kita agar kita tidak terpaku pada pandangan lahiriah semata.
Yang namanya hakikat itu bukanlah apa apa yang tertulis dalam dunia materi dan bahasa
Melainkan apa apa yang ada si sebalik wilayah materi dan bahasa
Ia terbebas dari wilayah itu
Adapun mengenai istilah istilah pengungkapannya, ya selamanya tidak akan ada yang benar benar menyentuh eksistensiNya
Dan makrifatullohulhaqq itu adalah tidak terletak pada secerdas apa pemikiran kita dalam memaknai suatu bahasa
Akan tetapi seberapa kita melepaskan dan berlepas dari keterikatakan kita mengenai berbagai istilah dan ungkapan

Tentang fana fil-fikri sebagaimana yang saya singgung di atas, adalah bentuk ketenggelaman kita akan analogi dan ungkapan saja
Contoh ketika saya menyatakan bahwa perlu perjalanan untuk sampai kehadirat Alloh. Lantas kemudian anda mempersepsikan bahwa ke Alloh itu adalah berjarak.
Ini ada kesimpulan anda sendiri, dan merupakan indikasi bahwa kita sedang terjebak ranah fikr dan materi
Padahal meskipun istilah melalukan perjalanan untuk mencapai kehadirat Alloh ini ada dalam bahasa qur'an
Tapi tetap belum bisa menggambarkan secara gamblang kepada beberapa orang yang masih terjebak ranah fikr

Berbeda dengan orang orang yang sudah melepaskan dirinya dari ranah fikr, analogi, istilah, bahasa, materi dlsb..
Akan sangat nyata baginya bahwa perjalanan spiritual itu bukanlah berjarak sebagaimana perjalanan fisik
Meskipun sama sama dalam bahasa "perjalanan" namun tidaklah dapat kemudian kita persepsikan bahwa itu adalah seperti menaiki tangga atau memasuki lorong atau bagaimanapun persepsi akan menggambarkan dalam bayangan maya.

Fana fil-fikr adalah kondisi kita terhanyut oleh hal hal tersebut
Sehingga pasti kita tidak akan pernah menemukan titik intinya dari segala sesuatu
Memang seolah olah hasil pikir tampak menemukan hakikat sesuatu, tapi bukanlah seperti itu yang sebenarnya

Lantas bagaimana dengan adanya sabda nabi tentang "tafakkur sejenak itu lebih baik daripada ibadah 70tahun" ??
Tafakkur yang selama ini kita anggap sebagai berpikir
Inti sesungguhnya dari istilah itu adalah menata pikiran
Agar ia berada pada tempatnya dan tidak mendominasi diri kita
Sebainya yang mendominasi diri kita adalah jiwa yang berada dalam genggaman Alloh
Jiwa yang telah senantiasa bersama Alloh
Jiwa yang telah fana fillah
Melebur dalam dimensi ilahiah

Fana fillah itu pasti terjadi ketika kita melepaskan seluruh dominasi dominasi pikir atas diri kita
Maka siapapun yang sudah menyadari dan menyaksikan bahwa diri kita yang sebenarnya bukanlah persepsi kita,
Dipastikan ia akan cepat mencapai kondisi fana fillah yang hingga sekarang masih tidak bisa dijangkau oleh berbagai bentuk bahasa
Untuk mencapainya bagaimana?
InsyaAlloh anda bisa menuju ke sini, insyaAlloh sudah tertulis di paragraf pertengahan tentang hal ini.
atau ke sini

semoga hal ini bermanfaat

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...