Tentang Kemerdekaan

Yang paling sejati dari kemerdekaan adalah posisi di mana kita selesai dari batasan batasan diri kita yang muncul karena persepsi kita sendiri sendiri.

Energi Semesta Adalah Jumbuh Dengan Manusia

Seluruh Elemen Semesta Telah Manunggal dalam diri kita semua tanpa terkecuali, dan satu kunci untuk mengaksesnya adalah kesadaran anda.

Titik Agung Peradaban

segala sesuatu memiliki akar, maka akar dari peradaban yang gemilang adalah.....

Rabu, 31 Agustus 2016

Mursyid Sejati

Ing Ngarso Sung Thulodho
Ing Madyo Mangun Karso
Tut Wuri Handayani

saya menyunting pewanti wanti dari Ki Hajar Dewantoro
bukan tanpa sebab
tapi memang karena saya menangkap pelajaran spiritual yang cukup mengena di sana
ketika kita benar - benar berjalan suluk
mengenal diri
sebagaimana yang telah kita pahami bersama
awal mula perjalanan memang dari pengenalan diri
dari mengenal diri itulah lantas kita dapat melangkah ke hadiratNya
kalau jalannya saja tidak dimengerti bagaimana hendak berjalan

Ing Ngarso Sung Tulodho
kita membutuhkan Contoh atau setidaknya pemandu untuk ber-suluk (berjalan) kehadiratNya
siapa yang hendak kita jadikan pemandu itu?
guru? mursyid? oke kalau ini jawaban sementara kita

sekarang tanya coba tanya siapa guru atau mursyid yang harus kita ikuti?
yang berwujud manusia dan biasa memberi wejangan itukah?
ataukah bangsa jin dan malaikat yang sering memberi bisikan - bisikan halus ke dalam diri kita?
kalau jawaban anda adalah salah satu dari itu, berarti anda sama sekali belum menyadari realitas diri anda sendiri
atau kita , pandangan kita masih terhijab oleh penampakan lahiriah semata
lho apakah jin dan malaikat juga dalam wilayah lahiri?
iya, mereka juga sesuatu yang lahir namun dalam dimensi yang sedikit halus

lantas siapa mursyid / guru yang harus kita ikuti?
Dia tidak lain adalah Alloh Al-Mursyid
Alloh Yang Maha Ilmu, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Nyata,
Yang Maha Membimbing, Maha Kasih lagi Maha Memberi Petunjuk

Bentangan Petunjuk dan Tarikan BimbinganNya itu terselip dan memujud di dalam diri manusia
petunjuk dan bimbingan inilah yang dikatakan sirr
tarikan dan dorongan - dorongan dariNya secara langsung untuk untuk mengajak manusia kembali kehadiratNya secara kaffah dan fitrah

Ar-Ruh Al-Amin
tiupan dariNya yang memberi keamanan bagi hamba - hambaNya yang berjalan kepadaNya
maka ya inilah guru yang semestinya kita ikuti
Sang Guru yang sejati ini ada di dalam diri masing - masing manusia
namun wujudnya berupa sirr
rahasia yang tak tergambarkan seperti apa
kaarena ia bagian dari Alloh
maka benar ia benar benar laitsa kamitslihi syai'un
tak ada satupun bahasa dan kata yang dapat menyentuh kebenarannya
istilah sirr inilah yang paling mendekati untuuk mengungkapkannya.

lantas sekarang bagaimana cara mengikutinya
jika kebanyakana kita saja tidak tahu keberadaannya ?
maka perlu anda ketahui, anda tidak akan dapat memenuinya jika anda masih mengandalkan berbagai paradigma yang telah ternanam di dalam benak anda
anda musti benar - benar suci nan fitri
tanpa diikuti prasangka apa pun
lantas sadari keberadaan diri anda sendiri

inilah yang disebut tafakkur itu
proses mengenali diri sendiri
pandang diri kita ini melalui tiupan halus yang merasuk dari lubang hidung kita
sadari dan pandangi terus tiupan tiupan itu
sampai anda menyadari bahwa anda sejatinya tidaklah memiliki kuasa apapun atas nafas anda

dari sinilah pengenalan itu bermula
ternyata diri kita ada 3
ada diri yang mati, ia hanya tampak seolah hidup padahal ia hanya digerak gerakkan saja
dia inilah yang disebut jasad
ada diri yang nampak hidup, yang mengamati dan menyadari tarikan dan hembusan nafas
dia inilah yang disebut jiwa
dan ada diri yang menghidupi jasad, yang menggerakkan keluar masuk nafas
dia inilah yang Sejatinya Hidup
yang kelak akan kita ikuti arah kembalinya
dan kita jadikan mursyid / guru sejati kita

Ing Madyo Mangun Karso
setelah kita tahu siapa yang musti kita ikuti
selanjutnya sekarang kita ikuti dia
setelah anda/kita mengenal tiga diri itu
semestinya kita benar - benar faham siapa yang akan berjalan kembali kepada Alloh dengan mengikuti al-Mursyid itu.

jasad tidak mungkin
karena kita sama - sama tahu bahwa jasad sejatinya adalah benda mati

maka satu - satunya yang musti dikembalikan kepadaNya adalah Jiwa atau Nafs ini
yang perannya adalah mengamati keluar masuk nafas tadi

ing Madyo Mangun Karso ini adalah berarti yang di tengah memperhatikan
atau si Jiwa inilah yang semestinya memiliki (membangun) tekad untuk mau (kerso) kembali kepadaNya
setelah kita tahu jalanNya

yang dimaksud kehendak juga adalah penerjemahan perintah dariNya (selain kembali dalam ranah spiritual)
yang berupa dorongan - dorongan jiwa untuk menggerakkan jasad

Jiwa yang telah berserah kepadaNya
akan menerima pencerahan - pencerahan dan petunjuk hidup
untuk diselesaikan selama ia hidup di dunia ini


Tut Wuri Handayani
yang terakhir ini adalah benar - benar peranan jasad
ia hanya mengikuti kehendak yang telah sampai kepada jiwa
dorongan yang muncul dari jiwa mustinya diikuti oleh jasad ini
bukan membamkang

bagaimana jasad bisa membangkan?
ketika ia lebih mengutamakan logika akal pikir daripada dorongan ilahiah / kehendak jiwa




Rasa & Rahsa Manjing (mencuatnya) Iman

Pertanyaan sederhana dari para salik yang sering berlalu lalang
ketika mereka mulai terbentur keterbatasan bahasa
"Cak .... apa sih perbedaannya Rasa dan Rahsa itu?"

begini ....
kalau anda sedang dicaci maki, dihina, dikucilkan, dipuji, dihormati dlsb,
apa yang terbesit di dalam diri anda?
apakah marah, bangga, biasa saja ??
itulah sebagian dari rasa itu
atau kalau anda sedang menikmati suatu hidangan tertentu
pasti akan muncul sebuah sensasi atau lebih yang membuat anda paham tentang hidangan tersebut
itu juga adalah rasa

jadi rasa itu adalah efek timbal balik atau respon atau sensasi
yang muncul ketika ada sentuhan dari luar diri
ketika anda membaca qur'an
kok tiba tiba anda menemukan hardikan atau petunjuk dari Alloh kepada anda
ini juga bentuk rasa
ketika kita melihat seseorang yang serba kekurangan kemudian muncul iba
itu juga bagian dari rasa

sombong dan kawan - kawannya itu juga bagian dari rasa
maka orang - orang jawa kuno dahulu pernah berpesan
"jadilah orang yang bisa ruhmongso (merasa), bukan yang rumongso (merasa) bisa"
rasa ini perlu didudukkan pada kedudukan yang pas juga
bisa merasa itu adalah respond kepada lingkungan secara benar real
bukan menafikkan realita, atau merasa bisa ini

kalau merasa bisa, yang terjadi akhirnya adalah keegoan diri
yang kemudian menjadi serba menghijab pandangan sejati
seharusnya merasa iba, malah merasa sombong dan lain sebagainya
ini yang saya maksudkan mendudukkan rasa pada tempatnya

nah, rahsa adalah kebalikannya
ia adalah semacam dorongan dari dalam diri
yang timbul akibat desakan perintah Ilah dalam diri
contoh adalah dorongan yang mengharuskan anda bernafas atau berhenti bernafas
dorongan yang mengharuskan jantung dan paru - paru anda bergerak atau berhenti bergerak
dan lain sebagainya

termasuk juga apakah anda harus bertindak sesuatu atau diam
yang tanpa didahului keinginan apapun
yang tak bisa dihalang - halangi

kalau ulama sepuh kita bersyair, "Manjing e Rohso Tondo Yen Iman"
(Hampir/Mencuatnya Rahsa itu adalah tanda adanya iman)
kalau rahsa ini sudah kita ikuti dengan benar (mencuat mewujud dalam tindakan)
ya inilah tanda kalau orang itu beriman

maka iman ini tidak bisa dibuat buat
orang bisa saja mengaku beriman
tapi hanya mengaku ngaku saja bisanya
ia tidak akan bisa benar benar memunculkan iman
tanpa dilatih dengan bersikap jujur dalam mendudukkan rasa itu tadi

Rahsa yang manjing (mencuat) itu juga didapat dari kejujuran kita dalam merasa sesuatu
Bismillah wallohu'alam bish-showab

Selasa, 30 Agustus 2016

Titik Peradaban

kalau kita telusuri peradaban peradaban agung di masa silam
maka akan kita temui satu garis merah yang sama antara satu kaum dengan kaum lainnya
kita tidak membicarakan tentang kebendaan
kita berbicara tentang peradaban yang penuh maslahah
damai dan tentram, dari segi apapun saja
maka benang merah itu akan mewujud suatu penampakan yang sederhana
pemimpinnya sederhana kemudian mengajarkan tentang kesederhanaan kepada masyarakatnya pula
pemimpinnya tidak tergiur dunia yang lantas juga mengajarkan kepada rakyatnya untuk tidak tergiur perihal duniawi juga
pemimpinnya memiliki iman (keyakinan) yang kuat akan eksistensi Tuhan Yang Maha Segalanya
lantas ia mengajarkan kepada kaumnya pula untuk beriman pada Tuhan Yang Maha Segalanya

anda ambil contoh siapa?
byzantium? romawi? Persia? atau apa?
atau kita sentuh Nusantara saja, india, atau jazirah arab dan mesir?
terserah dari mana saja
atau peradaban maju yang negerinya saja sudah benar - benar tiada
seperti negeri Nuh, Kerajaan nabi Sulaiman, atau atlantik.

maka kalau benar - benar kita jujur mengulas sejarah - sejarah mereka
kita akan menemukan bahwa awal keagungan peradaban mereka semua adalah diawali dengan keimanan yang kuat kepada Alloh dan berakhirnya peradaban - peradaban agung itu pastilah karena mengkufuri perberianNya dengan jalan cinta dunia dan materi semata
menghilangkan esensitas Tuhan
dan tanpa syukur

oke jadi intinya pada tulisan saya kali ini saya mengajak pembaca sekalian untuk memulai sebuah peradaban maju
mungkin bukan untuk diri kita
tapi untuk generasi setelah kita
syukur syukur Alloh mempercepat agar kita semakin yakin dalam hidup / selama / mumpung masih hidup bahwa iman kepada dzat Yang Maha Tak Terbatas itu benar - benar membuahkan keagungan

sekarang mari kita bercermin ke dalam diri kita masing masing
apakah sholat kita, dzikir kita, dan berbagai amaliah yang konon itu buah dari ketakwaan kita
adalah masih kita pergunakan untuk diri sendiri atau sudah mulai kita tebarkan untuk orang lain?
kalau saya dapat merasakan sholat yang khusyu'
apakah kita sudah memberitakan kepada yang lain perihal bagaimana mencapai khusyu' itu
atau kalau kita bisa berangkat haji,
apakah kita sudah memastikan bahwa anak, sanak saudara kita bisa makan selama kita tinggal

oke jangan pandang makannya
tapi pandang apakah anak dan sanak saudara kita telah menemukan kunci untuk bertahan hidup
yang mana kunci itu adalah keimanan kepada Alloh Yang Maha Rahman dan Pemberi Rizki
bukan maling apalagi tipu tipu
apakah beda? toh sama - sama mencari jalan makan?
sangat beda, maling itu mencari makan, tapi iman itu akan dicari oleh makanan
maling dan tipu tipu itu mencari rizki, tapi iman itu akan dicari oleh rizki

peradaban yang luhur nan suci pun sebenarnya tidak perlu dicari kalau kita sudah faham ini
ia (peradaban agung) itu akan mencari dan menghampiri orang - orang / kaum / komunitas yang telah suci diri dan pikirannya
suci yang bagaimana? tidak terpacu oleh keinginan memiliki dunia dan berbagai materi di dalamnya

maka mari kita persiapkan diri kita masing - masing untuk memulai peradaban agung nan suci ini
sudah beratus - ratus tahun pasca para khalifatulloh diwafatkan olehNya
kita yang selanjutnya semakin terpaku pada materi - materi dunia
entah karena ketakutan olehnya atau ingin menguasainya
itu semua sama - sama kotornya

kita mulai dari diri kita masing - masing
tebarkan pemahaman bahwa kita bisa hidup bukan karena materi
tapi kita hidup benar - benar karena Alloh
kalu perlu, pergi ke tempat paling sepi, jauh dari hiruk pikuk dunia
maka alloh akan tetap menunjukkan bahwa kalau Dia menghendaki kita hidup
kita akan tetap hidup
sekali - sekali uzlah itu memang perlu untuk membuktikan bahwa Yang Maha Hidup dan Menjadi Sumber Hidup itu benar - benar Nyata AdaNya.

pandang Sumber hidupnya
terus pandang dan sadari Dia Sang Maha Hidup dan yang menjadi Sumber Hidup
itulah sebenarnya cikal bakal peradaban agung nan suci yang sesungguhnya



kalau anda perlu referensi lebih lanjut mengenai hal ini
atau mau protes, silahkan tinggalkan komen di sini atau menghubungi penulis

Selasa, 23 Agustus 2016

Membran Semesta

beberapa dari kita mungkin masih bertanya tanya
apa itu membran semesta?
seperti yang telah saya tuliskan di postingan sebelumnya yang berjudul kemerdekaan sebagai membran semesta

kalau kita sadari, sebenarnya kita semua tidak pernah saling bersentuhan
baik saya terhadap anda meskipun kita sedang berjabat tangan
ataupun antara kita dengan berbagai materi yang ada di lingkungan kita
ada batas - batas halus yang seperti gelombang elektromagnetik yang menyekat materi pembentuk diri kita dengan materi pembentuk benda yang lain
sekat tipis itulah yang saya katakan sebagai membran semesta

seluruh pergerakan dan kegiatan semesta tak pernah terlepas dari membran semesta tersebut
bahkan diri anda dengan anda pun tersekat membran semesta tersebut
"Aku Lebih Dekat Daripada Urat Leher Mereka Sendiri"
Alloh berfirman yang intinya seperti itu
yaa.... melalui membran semesta itulah setidaknya dapat kita terjemahkan bahwa Alloh sangat berkuasa atas segala sesuatu melalui itu.
meskipun tatkala nanti kita kupas lebih dalam lagi
ada membran di antara membran
demikian itulah Alloh
tak pernah dapat tersentuh oleh pemahaman makhluq secara totalitas
Dia senantiasa di atas segala sesuatu

oke kita lanjutkan
Alloh al-Wasi' , Alloh Al-bathin, Alloh al-lathif , Alloh al-Akbar
dan hampir seluruh nama - nama keagunganNya dapat kita akses dan fahami secara halus melalui membran semesta ini
Alloh yang Maha Megatur, Alloh yang Maha Mengetahui, Alloh yang Senantiasa bersama Hamba - HambaNya di manapun hambaNya berada
sekiranya mulai dapat kita tangkap secara nalar melalui ini
InsyaAlloh
Alloh mulai memperkenalkan diriNya ke alam pikir manusia
meskipun alam pikir manusia tidak akan pernah menemukan dan menyentuh secara benar - benar dan sebenar - benarNya
maka dari itu Alloh kemudian berfirman, "Aku sesuai persangkaan hambaKU"

membran semesta inilah yang oleh sebagian manusia jawa dikatakan sebagai Rasa.
maklum, seperti yang sudah di singgung sebelumnya, istilah Rasa itu pun merupakan suatu istilah yang paling mewakili untuk mengungkapkan membran semesta ini
maka tidak heran jika hal ini tidak tertangkap otak dan panca indra
keberadaannya hanya bisa dirasakan saja oleh manusia

di zaman ini, mungkin istilah yang lebih mendekati lagi adalah kesadaran
setelah kita merasakan keberadaannya, selanjutnya kita sadari keberadaan itu
dengan sadar inilah kita akan mengenalinya

oke kalau kita sudah menyadari keberadaan membran semesta ini
mari selanjutnya kita coba melangkah lebih ke dalam lagi
siapa yang ada di sebalik antar membran semesta ini ....
silahkan ditembus lebih dalam lagi

dan sekali lagi tentu cara menemukannya bukanlah dengan pikiran anda yang penuh dengan prasangka
melainkan dengan rasa yang disambung dengan kesadaran
coba rasakan saja ......

Yaa Alloh kita akan merasakan kenyataanNya
yang tak akan pernah dapat kita ungkap seperti apa dan bagaimanaNya
mentok kita akan mengakui sabdaNya "Laitsa Kamitslihi Syaiun"

silankan tenangkan diri anda dan mulailah menyadariNya
wallohu'alam bish-showab

Rabu, 17 Agustus 2016

Wanti Wanti Suluk Tembang Dolanan

Sluku - Sluku Bathok
(mainstream?? baca dulu)
saya suka lagu dolanan ini, terlebih ketika anak anak dan kyai kanjeng yang membawakannya .... 
Sluku sluku bathok .....
(suluk o siro marang bathin siro - suluk o maring bathok) ......
usluku bathnaka .... masuklah ke dalam bathinmu
suatu wilayah spiritual diri tiap tiap manusia. kenapa kanjeng sunan lebih membelokkannys ke arah bathok? sekedar mirip pengucapannya kah? bisa jadi, dan tentu ada satu kesinambungan kenapa Alloh memberi ide pada manusia terdahulu untuk memiripkan kata bhatnaka dengan bathok
kalau kita amati... bathok itu adalah lapisan terkeras dari buah kelapa. ini suatu bentuk penggambaran hati yang keras dari manusia. setiap manusia memiliki kekerasan hatinya masing masing. pesang kanjeng sunan, "suluk o maring bathok, pecahkan kerasnya bathinmu; hatimu", "tembuslah kerasnya bathinmu itu hingga engkau mendapati isi daripada buah kelapa". sebuah simbol yang mafhum dikalangan tasawuf tentang penggambaran cakupan spiritual manusia, yakni dengan buah kelapa.
bentuk suluk maring bathok itu adalah peperangan bathin. siapapun yang coba memasuki dirinya sendiri, di sana pasti ia mengalami peperangan bathin itu.
hal ini diungkapkan dengan ungkapan, "Bathok e ela elo" bathin itu bergejolak, bergeleng - geleng.
"Si romo menyang solo", kenapa romo? bukan yang lain? romo adalah penggambaran kedewasaan diri. ia yang telah memenangkan peperangan bathin adalah ia yang telah mencapai kedewasan utuh, yang diungkapkan dengan gambaran romo.
menyang solo bukanlah kota solo itu, melainkan solo adalah suatu kondisi yang siap untuk diunduh. maksudnya pendewasaan diri, pendewasaan kesadaran itu siap ditebarkan kepada siapapun yang membutuhkan tatkala kesadaran itu sudah solo (masak).
"leh oleh e payung mutho" nah ini hasil dari pencapaian seseorang yang benar benar telah memenangkan peperangan dalam dirinya, yang telah menemukan pengetahuan yang masak. yang telah mencapai makrifatulloh bilhaqq. oleh olehnya adalah payung mutho. sebuah simbol pengayoman, jadi oleh oleh dari si romo yang ke solo itu adalah payung mutho. ia bisa mengayomi siapapun yang memang membutuhkan pengayoman darinya.
"mak jenthit lololobah" nah ini yang saya sendiri kurang faham secara harfiahnya apa. banyak yang mentransletekannya dalam bahasa arab (ini keturunan arab kali) mandzalika muroqobah. tapi kalau kita nikmati alur bahasanya, mak jenthit lololobah ini adalah gambaran orang yang sakaratul maut. lho kok bisa? dari struktur bahasa yang gak jelas. orang sakaratul maut kalau ngomong sudah hampir ndak jelas seperti itu. mak jenthit lololobah tampak sebuah ungkapan yang menyatakan ada sesuatu yang kejenthit (tertarik/terjepit). lololobah ..... yang ini kepasrahan ..... (lho ... lho ... lho .... bah) seorang yang sakaratul maut hendak menghentikan tarikan dari si pencabut nyawa ya tetap tidak bisa. akhirnya ia berserah diri (bah).
"wong mati ora obah", nah kan arahnya kepada orang yang mati. orang yang mati itu tidak bergerak. kalau seorang salik melakukan perjalanan suluk. duduk diam ya jangan bergerak. apapun yang terjadi. yang namanya suluk itu yang bergerak adalah jiwanya, bukan jasadnya. sehingga ia sampai pada keadaan mutuu qobla tamuutu... (mati dalam hidup)
"yen obah medeni bocah", kalau sampai bergerak gerak, ia akan membuat kesadaran terendahnya ketakutan. maksudnya seorang salik yang telah mencapai mati di dalam hidup, jiwa nya yang telah mi'roj kemudian kembali ke dalam wadag jasadnya. maka ia akan menggetarkan dirinya sendiri. bocah itu adalah gambaran jasad manusia sebagai bentuk kesadaran materi. digambarkan sebagai bocah karena ia memang sifatnya seperti bocah, ngaleman. maksudnya takut -wedi (medeni)- itu taqwa. taqwa itu kan takut, khouf, ini arahnya adalah indikasi iman. (orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Alloh maka bergetarlah ia karena takut)
"yen urip nggolek o duwit" nah lho akhirannya adalah pada hidup lagi. kalau jiwa itu sudah dikembalikan oleh alloh ke dalam wadag jasad lagi ya bekerjalah. karena dengan bekerja, secara otomatis uang itu akan menghampiri anda. lho kok redaksinya cari uang? iya karena manusia yang dihidupkan oleh Alloh itu musti bersikap dinamis sedinamis gerakNya. maksudnya, di zaman ini, uang adalah sesuatu yang bermanfaat. sesuatu yang disetting oleh Alloh melalui zionis untuk mendinamiskan umat muslim. dimana umat muslim diajak oleh Alloh untuk ngakali setan. kalau anda hendak mengalahkan setan, ya jangan menjauhi setan. cemen itu namanya. dekati ia, lalu bunuh. dunia juga demikian, kalau anda mau mengalahkan keterikatan anda dengan uang, ya ambil uang itu lalu hancurkan ia, infaqkan dan zakatkan. keterikatan itu akan hangus, begitulah yang namanya zuhud itu.
banyak juga ya ......
wallohu 'alam bish-showab......
al-Fatihah untuk pencetus tembang dolanan sluku - sluku bathok .....
semoga tetap dapat dipelajari dan dirangkap hikmahnya hingga kurun waktu yang wallohu'alam

Menegakkan Syari'at

What the meaning of syariat?
hihihi gaya ...... bahasa linggis ....
Rosululloh s.a.w pernah bersabda, "kutinggalkan dua perkara kepada kalian yang apabila kalian berpegang padanya, kalian akan selamat ditengah kerusakan umat. dua perkara itu adalah al-qur'an dan sunnahku"
intinya demikian itu, untuk redaksi jelas kalimatnya silahkan search saja di kumpulan hadist shahih virtual.
next.... dua perkara tersebut adalah al-qur'an dan as-sunnah.
Al-qur'an,,, bukan tafsir al-qur'an....
dan as-sunnah,,, bukan riwayat sunnah.
dua paket itulah yang disebut sebagai syariat. atau singkat kata syariat adalah pemadatan partikel wahyu atau pematerialan kalam wahyu ilahiah. al-qur'an sebagaimana yang kita kenal dan tampak layaknya untaian kata, itu adalah pemadatan spiritual. bentuk materi dari kabar ruhaniah.
sejatinya al-qur'an kan bukan itu (yang berupa untaian kata). sejatinya al-qur'an adalah apa yang tertanam di dalam fitrah setiap partikel alam semesta termasuk diri kita. nah wujud daripada sunnah adalah gerak laku daripada ketaatan kita atas perintah ilahi di dalam diri kita.
kalau anda sempat mempelajari kisah nabi s.a.w yang dikatakan sebagai al-qur'an yang berjalan, dan anda mempelajari riwayat sunnah nabawi. tentu anda akan mendapati bahwa tidak satu celahpun dari sunnah itu yang menyelisihi al-qur'an. yang seperti itu sudah barang pasti karena sunnah dan al-qur'an itu satu paket.
al-qur'an itu perintah Alloh, assunnah itu amaliahnya.
kalau kita menemukan secarik perintah Alloh di dalam bathin kita, itulah al-qur'an. dan apabila kita menjalankan perintah tersebut, itulah yang disebut dengan sunnah.
kalau tidak percaya, coba samakan antara perintah itu dengan Al-Qur'an yang tertulis dan assunnah, sudah pasti selaras.
lho kok gitu? bagaimana bisa mengenali perintah Alloh di dalam diri? lantas kalau sudah demikian apa gunanya al-qur'an yang tertulis itu?
al-qur'an yang tertulis itu adalah ibarat penyelaras pikiran. seringkali pikiran itu memang tidak percaya / ragu akan ilham iliahiah yang ditangkap oleh jiwa. al-qur'an yang tertuils itu yang akan membuktikan kebenarannya. lain waktu semoga diberi izin oleh Alloh untuk ngobrol tentang hal tersebut.
sedangkan cara mengenali perintah Alloh tentu saja dengan sering berlatih. yakni berlatih untuk mengenali perintah dari hal - hal yang paling sederhana. contohnya perintah Alloh atas nafas kita, perintah Alloh atas segala gerak tubuh kita dlsb.

kembali pada penegakan syariat.

setelah kita tahu bahwa syariat adalah dua paket tersebut diatas (al-qur'an dan as-sunnah), maka selanjutnya insyaAlloh kita paham bagaimana tentang istilah menegakkan syariat itu.
sesuatu itu akan tegak apabila ada penopang yang kuat dari dalam.
tubuh kita bisa tegak, karena ada tulang keras yang menopang dari dalam tubuh kita.
bendera (umbul - umbul) itu bisa tegak menjulang karena ada tiang penyangganya.
demikian juga syariat, dia akan otomatis tegak tatkala ada yang menopangnya
apa itu yang menopangnya? tentu saja ruhaniahnya al-qur'an tersbut. anda tidak akan pernah menemukan ruhaniahnya al-qur'an tanpa anda menyadari peranan Alloh atas diri anda dan alam semesta. sadar akan peranan Alloh atas diri kita dan alam semesta inilah yang ramai disebut - sebut sebagai makrifatulloh.
Maka sudah sangat jelas bukan ketika nabi yang mulia s.a.w mengabarkan, "awwaludin makrifatulloh".
kunci dari tegaknya segala sesuatu adalah inti daripada sesuatu itu sendiri. sebuah spirit yang menyebabkannya tegak.
hasrat; daya yang beberapa hari sempat kita singgung.
oke,,,, semoga kita semua diberi paham oleh Alloh,,, tulisan iini cukup panjang dan waktu terus bergulir... (harus segera mergawe) menjalankan sunnahNya...
alfatihah ....... 

Kemerdekaan Sebagai Membran Semesta



kalau anda berpuasa, anda pasti merasakan kemerdekaan itu tatkala adzan maghrib sudah mulai berkumandang

kalau anda bekerja dalam sistem piket bergilir, tentu anda akan merasakan kemerdekaan itu ketika jam piket anda telah habis.

kalau anda bekerja dalam target - target tertentu, tentu kemerdekaan itu adalah ketika setiap target pekerjaan anda sudah terpenuhi.


sekarang apa batas kemerdekaan kita?




merdeka adalah sebuah membran semesta, lapisan halus yang berdesir membatasi materi dan inti dari materi itu sendiri.



anda mengenal diri anda? tentu anda mendapati batas - batas tersebut. batas yang menyekat halus jasad anda dan ruh yang menghidupi diri anda

sekali lagi, apa sebenarnya kemerdekaan kita?


Alloh, Sang Pencipta Alam semesta sudah berkali kali hampir di setiap zaman menunjukkan perjuangan untuk merdeka.

di zaman Putra putri nabi adam a.s, perjuangan kemerdekaan itu ada pada habil dan qobil. (saya rasa masing masing kita sudah mengetahui kisahnya)

zaman nabi musa, nabi isa, rosululloh muhammad, syaikh jalaludin rumi, ibnu rusyd, imam ghozali, syekh mansur al-hallaj, wali songo di tanah jawa, majapahit, hingga hut RI yang sedang semarak kita peringati.

berhenti kah proses perjuangan? tidak???

itu semua adalah visualisasi perjuangan dalam ranah materi.


ada perjuangan yang lebih besar lagi, yakni perjuangan di ranah lintas dimensi. dari dimensi materi beranjak ke dimensi bathin, ini juga butuh perjuangan. dari dimensi bathin menuju dimensi ruh, ini juga perjuangan. dari dimensi ruh ke dimensi ilahiah. ini juga butuh perjuangan.


dan yang namanya berjuang pasti memiliki seni peperangannya masing masing. butuh taktik yang lihai untuk mensiasati agar kemerdekaan itu dapat benar - benar kita raih. ups,, maaf bahasanya jangan kita raih, kita temukan saja.

karena selama kita meraih, kita justru tidak akan pernah merasakan merdeka.

merdeka itu juga merupakan momen pelepasan dari suatu kondisi ke kondisi yang lain.

yaaa kita fahamlah yang ini. karena ini sudah pasti otomatis demikian.


nah kembali lagi, seni peperangan yang diperlukan untuk berjuang lintas dimensi tentunya adalah pribadi kita masing masing yang perlu menatanya. sahabat bisa menjadi teman sharing, namun dalam realitas perjuangannya, diri kita masing - masing yang berperan.


asyiknya, banyak yang gugur di perjuangan lintas dimensi ini hanya dikarenakan ia terlalu mensiasati peperangannya sendiri. ia mengira melawan musuhnya, justru ia berserikat dengan musuh. ia dagelan namanya.


dalam perjuangan ini, justru yang dibutuhkan hanyalah pengabaian pengabaian. siasat yang dibutuhkan justru siasat untuk menjaga kesadaran akan kemenangan puncak yang sejati.

apa itu? tentu saja "inna lillahi wa inna ilaihi rojiun" capaian pada dimensi ilahiah.


orang yang sudah berada di pemakaman, itu juga masih berjuang kalau selama hidup di dunianya ia tidak inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. tidak kembali pada dimensi ilahiahNya yang merupakan sumber asal muasal dan tujuan akhir perjalanan dan perjuangan setiap manusia.


sekarang mari kita pandang diri kita masing - masing, mengheningkan cipta. sudahkah kita berada dalam dimensi ilahiah atau setidaknya kita menemukan secercah titik terang yang melegakan dan memperluas hati kita. sudahkah kita menemukan sumber dan tujuan akhir perjuangan kita.

karena itulah yang sejatinya pantas disebut sebagai cita - cita luhur. kalau anda sudah menemukan, perjuangkan untuk tidak anda lepaskan.


"weruh menet rin tutur tanpo balik lupa" -slogan kecil yang saya tempelkan pada logo Dzikir Nafas Jatim untuk sahabat - sahabat dan sedulur - sedulur seperjuangan dalam menemukan titik terang itu- tetap berpegang pada kesadaran akan asal muasal dan tujuan akhir. semoga kita dimerdekakan Oleh Sang Maha Merdeka.


salam ..... salam ..... salam ......




Minggu, 14 Agustus 2016

Stabilisasi Syari'at

Syari'at itu mencakup dimensi dhohir dan bathin
bagi seorang hamba yang kesadarannya masih dalam tataran kesadaran materi, syariat diperlukan baginya untuk membiasakan diri jasadnya agar berlaku baik (hasan)
juga untuk membangkitkan gairah / kerinduan untuk berhijrah menuju kesadaran jiwa
yaitu tataran kesadaran yang lebih tinggi dan mendalam lagi daripada kesadaran materi

dalam tataran kesadaran jiwa pun, syariat tetap berlaku dan dibutuhkan untuk menyeimbangkan dan menjaga spirit dalam perjalanan hijrah tersebut (suluk)
seandainya ia melupakan syariat yang notabene mengatur langkah jasad /materi, tentu ia akan bermalas - malasan
walhasil jiwanya vakum, mandeg, bahkan terjatuh lagi dalam kesadaran materi
jika sudah demikian, ia akan merasakan kegalauan dan kegetiran laksana ia berada di dalam neraka
sampai ia memulai lagi perjalanan jiwanya dari syariat kesadaran materi

demikian pun jika ia telah semakin masuk ke dalam kesadaran ilahiah
yakni kesadaran yang lebih tinggi dan dalam lagi daripada kesadaran jiwa
syari'at itu dibutuhkan untuk menyelaraskan jasad - jiwa - ruh nya

Manusia yang telah selaras antara jasad - jiwa - ruh nya
maka dialah yang disebut sebagai insan kamil
manusia yang sempurna; khalifatulloh; waliyulloh
atau lebih pantas ia disebut sebagai hamba Alloh (abdulloh)
sebagai penghormatan atas penghambaannya kepada Alloh
Jasadnya sujud, Jiwanya rukuk, Ruhnya jumeneng (Aqimish-sholah)
senantiasa sambung dirinya dengan alloh
menegakkan sholat dalam setiap waktu
itulah yang disebut sholatud-daim
sholat yang berkepanjangan

Spirit Of InsyaAlloh wa ad-du'a

sebuah nyawa dari segala sesuatu adalah sangat penting
bahkan itulah yang paling penting dari sesuatu itu sendiri
maksudnya inti daripada sebuah materi itu yang lebih penting dari materi itu sendiri
Tubuh anda adalah materi, namun anda bukanlah materi
Ucapan, kata, bahasa, istilah itu adalah materi, namun isi daripada semua itu bukanlah materi
dan isi itulah yang lebih penting

Segala sesuatu yang ada di dunia ini memiliki nyawa
biasa kita katakan sebagai bathin atau ruh
termasuk setiap ucapan
termasuk juga ungkapan InSyaAlloh

sering kali kita menganggap insyaalloh adalah ungkapan keraguan
mungkin ada benarnya
namun keraguan untuk kemudian mengucapkan insyaAlloh itu sesungguhnya adalah permainan ke-tidak sadar-an
jika kita menyadari betul isi daripada ungkapan insyaalloh,
maka sudah pasti tidak ada keraguan lagi di dalam diri kita
insyaalloh itu merupakan penyerahan diri
sebagaimana pula do'a
do'a itu adalah penyerahan
kalau sudah berdoa ya sudah jangan lagi memperkira - kirakan apa yang hendak kita lakukan atas doa itu
biarkan alloh yang memproses terwujudnya do'a itu

InsyaAlloh pun demikian.
jangan mengada - adakan usaha apapun untuk mewujudkan apa yang sudah kita serahkan kepada alloh
biarkan Alloh yang memproses diri kita
karena proses atas ego kita tentu tidaklah sama dengan proses dari Alloh
maksudnya bobot nilai hasil dari proses itu

InsyaAlloh itu berarti kita telah menyerahkan segala urusan kita kepada Alloh
barulah ketika Alloh menggerakkan diri kita untuk menjalankan prosesNya
maka kita ikuti.
InsyaAlloh ini bisa membongkar seluruh paradigma kita yang mungkin sempat tersesat
InsyaAlloh bisa membukakan segala kekeluan pikir kita
kengiluan lisan kita, pandangan kita, dan gerak kita dan sebagainya dan sebagainya

kalau memang sempat ada ragu ketika mengucapkan InsyaAlloh,
biarkan saja, karena sifat dasar dari otak manusia memang untuk menimbulkan keragu - raguan
kalau saya cuplik ucapan baginda nabi yang mulia s.a.w, "tinggalkanlah ragu - ragu, karena ragu ragu itu datangnya dari syetan"
- min syarril was was al-khonnas, alladzi yuwas wisufi shudurinnaas, minal jinnati wan nass -

abaikan saja ragu - ragu itu
kalau anda pegang terus ragu - ragu itu
maka keragu raguan itu akan menjadi nyata.
contoh anda mengharapkan suatu kondisi A, anda berkata "InsyaAlloh akan A"
lalu anda ragu akan itu dan anda pegang betul keragu - raguan itu
kun fa yakun, kondisi A tidak akan pernah anda temui.
demikian sebaliknya.

"Ud'uni Astajib lakum"
Alloh itu pasti akan mengabulkan semua doa hamba - hambaNya
tinggal hambanya sabar atau tidak saja untuk menjalani prosesNya
kalau tidak sabar tentu bisa terbengkalai doanya.
wallohu'alam bish-showab

Lepas Orbit Ketetapan Alloh = Adzab

ketetapan Alloh akan terus berjalan meskipun engkau enggan menjalankannya
perintahNya akan tetap berjalan meskipun engkau mengabaiannya
setiap detik menit menyimpan tiap tiap lembar ketetapan dan amanah
tak perduli nafsumu mengabaikannya ataupun mengikutinya
apabila nafsumu mengabaikan ketetapan ataukah amanatNya
maka hendaklah engkau belajar dari apa yang telah engkau lakukan terhadap ketetapan yang semestinya engkau emban
itulah yang disebut hikmah
semestinya itu adalah merupakan suatu dosa
namun ketika engkau mengambil pelajaran dari semua itu,
maka engkau telah menemkan hikmah
dan dosa itu bisa saja terlebur atau tetap ada
terserah Alloh jika mengenai hal itu
yang pasti engkau tetap memperoleh kebajikan dan pengabaianmu
atas ketetapan dan amanahNya
sungguh tak ada satupun hal atau perbuatan di dunia ini yang diciptakan oleh Alloh tanpa memiliki manfaat

Kalau engkau tersadar atas kelalaianm
segeralah kembali dalam orbitmu yang seharusnya
yaitu ketetapan dari Alloh atas dirimu
Manusia tidaklah lepas dari kelalaian
karena ia memang dihinggapi nafsu / keinginan - keinginan
nafsu / keinginan itu akan terus tumbuh dan bergejolak
karena pada dasarnya pikiran itu hidup
nafsu itu adalah seirama dengan fikiran
perhatikan saja, seberapa lama pikiran itu dapat berhenti / diam?
maka akan kau daati ia tidak akan bisa diam dalam waktu yang terlalu lama
itulah fitrah pikiran
pernah suatu ketika nabi s.a.w mengabarkan bahwa Alloh menciptakan nafsu atas pembakaran makanan dalam perut
dan setelah itu ia (nafsu) berpaling dari menghadap Alloh. dan tidak ada yang dibenci oleh Alloh kecuali nafsu

Apakah tidak boleh kita berfikir?
tidak boleh jika nafsumu yang mengendalikan pikiranmu
lantas bagaimana? abaikan jika ia membawamu pada jenis - jenis khayalan
khayalan adalah gambaran yang hati kecilmu sendiri ragu akan kebenaran gambaran yang kamu dapati itu

hati kecil adalah percikan nurulloh
ia yang menyalurkan pemahaman - pemahaman atas segala bentuk pembelajaran dari Alloh s.w.t
ia sangat berbeda dengan keinginan / nafsu
ia menterjemahkan kalam ilahiah secara suci / murni
Alloh meletakkan itu di dalam diri kita untuk menjadi pegangan bagi diri kita
Maka Alloh berfirman, "Berpegang teguhlah kalian dengan tali Alloh"

sedangkan nafsu / keinginan adalah hal yang memunculkan hasrat
secara mengambang, tidak tetap, dan ragu - ragu
hati kecil itulah tali Alloh yang apabila memberikan kabar, maka ia menunjukkan kabar itu secara jelas. kuat, kokoh tak tergoyahkan
itu pulalah yang terkadang disebut sebagai khatir malaikat
sedangkan keinginan / nafsu adalah yang disebut sebagai khatir syaitan / khatir was-was

dua hal ini tidak dapat anda pikirkan
baik dengan nalar maupun berbagai jenis keilmuan
kecuali ia telah terbebas dari jeratan nafsu
nalar yang bersih bisa memahami hal ini dengan gamblang
karena nalar yang bersih tidak lagi terjerat prasangka
jika ia (nalar) terjerat oleh prasangka, tentulah ia akan berkali kali terbelok dari pemahaman yang sebenarnya

sebab itu semua pulalah Alloh kemudian mewajibkan puasa
dan rosululloh s.a.w kekasih Alloh mencontohkan akan betapa pentingnya puasa
dengan beliau mencontohkan seringnya beliau berpuasa
puasa itu melatih ketenangan, melatih diamnya fikiran dan nafsu
sekalipun nafsu itu berontak, ia hanya akan berontak pada awal - awal puasa saja
atau ketika pada akhiran puasa

cobalah amati posisi diri anda ketika berpuasa
gejolak itu akan ada dan lebih bergejolak daripada ketika tidak berpuasa
namun tetap abaikan saja ia
dan coba pahami dan selami
dari mana asalnya gejolak itu
maka anda akan mendapati bahwa gejolak itu hanya ada dan terjadi pada lapisan terluar diri anda saja
dan anda pun akan menemui bahwa masih ada dimensi - dimensi yang lebih dalam lagi daripada lapisan - lapisan yang bergejolak itu
cobalah selami dimensi - dimensi itu
maka semakin anda selami
gejolak yang semula itu akan terasa hilang dan berganti dengan ketenangan, kedamaian dan pengendapan

intinya apa dari semua itu?
dalam bertingkah laku dalam apapun, posisikan diri anda dalam kedalaman bathin anda sendiri
jangan terpukau dan terpacu oleh lapisan luar
lapisan luar itulah yang disebut nafsu
kalaupun anda tiba - tiba mengambang ke permukaan lagi
karena kelalaian yang tidak anda sangka - sangka
maka segeralah sadari posisi anda yang semestinya
tinggalkan lapisan terluar itu dan kembali pada kedalaman bathin suci anda

dengan demikian insyaAlloh anda akan tetap berada dalam orbit ketetapan Alloh yang Haqq
adzab itu otomatis akan berlaku atas diri anda
karena kealpaan dan terlepasnya anda dari orbit kataballoh
orbit ketetapan Alloh
kenapa bisa demikian?
perhatikan pusaran semesta, kalau satu saja benda langit itu terlepas dari orbitnya
maka ia akan jatuh terlempar dan terbakar ataupun pecah dan terbelah
itu tatanan ilahiah
jadi adzab itu sebenarnya bukanlah dari efek luar diri anda
melainkan efek dari diri anda sendiri yang tiba - tiba keluar dari orbit ketetapan Alloh
maka dengan sangat bijak Alloh s.w.t berfirman, "sebenarnya apa yang diperoleh tiap - tiap manusia itu adalah akibat dari apa yang telah diperbuatnya sendiri - sendiri"

Wallohu'alam bish-showab

Sabtu, 13 Agustus 2016

Mahallul Qiyam Sufi Jawi fil-Ishari

Qiyamul-lail
adalah jumenengnya diri dalam keheningan malam
malam adalah titik sunyi dan gelap dari suatu hari
jumeneng adalah posisi yang tegap lurus
tegak lurus dari diri kita
jumeneng ing wengi adalah sebuah perjalanan tegak lurus
dari kita menuju hadiratulloh

Sepasca anda bergerak dan berlalu lalang di siang harinya
maka selanjutnya pada malam hari anda musti mengendapkannya
gerak itu ada di dalam kehalusan sirr / rahasia diri
yakni melakukan perjalanan spiritual
laksana isro' mi'roj yang dilakukan baginda nabi yang mulia s.a.w

Mahallul Qiyam
bersholawat dengan berdiri adalah salah satu contoh Manjinge rohso
Maksudnya Rohso kita dalam dimensi spiritual
pertemuan dengan khabibulloh Muhammad s.a.w
pertemuan itu adalah buah dari lepasnya jiwa anda menuju hadiratulloh
ketika jasad anda menari dan bergerak gerak
jasad anda juga turut bergerak
jiwa anda mi'roj kehadiratulloh


Istiqomah Dalam Kesadaran Ilahiah

"Dan Bertakwalah kamu kepada Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Dzat Yang Melihatmu ketika engkau berdiri dan dalam bolak baliknya dirimu di dalam sujud"
وتوكل على العزيز الرحيم . الذي يرك حين تقوم . وتقلبك فى الساجدين

tetaplah berada dalam kondisi sadar Alloh
sadar bahwa Alloh Yang Maha Perkasa telah melimpahkan berbagai macam kasih sayangNya kepada siapapun yang dikehendakiNya
Dia-lah Yang Maha berwenang menggerakkan segala sesuatu
bertakwalah dan bertawakkallah kepadaNya
yaitu dengan tunduk patuh kepadaNya dalam segala gerak
tunduk patuh ketika Dia menggerakkan dirimu dan meninggikanmu

ketika Dia menyaksikanmu, Dia akan mengambil alih seluruh ke-ego-anmu
egomu akan luntur tatkala Dia memandangmu
Dia akan memandangmu dengan keluasan keagungan dan keperkasaanNya
ketika engkau diberi izin olehNya untuk memandangNya

tawakkal adalah gerak bathinmu untuk senantiasa bersamaNya
segala bentuk gerak sesungguhnya adalah gerakNya
berdiri, duduk, hingga sujud sejatinya adalah kepunyaanNya

ketika engkau lebih mengedepankan kekolotan berfikirmu
secara perlahan dan halus engkau telah terpedaya akan nafsu
tawakkal 'ala al-aziz ialah benar - benar berserah
meleaskan segala prasangka dan karep (keinginan)
kecuali karep lillahi ta'ala
kalau sedikit saja anda berlepas dari berserah diri kepadaNya
maka bahkan sujudmu pun bukanlah yang semestinya kau lakukan
Sujud yang semestinya adalah milikNya
maka jika sudah sedemikian itu engkau tergelincir
segeralah beristighfar
dan dengarlah nasihat dari saudara - saudaramu yang masih erat menggenggam kesadaran tertingginya
yakni Sadar Ilahiah. Sadar Alloh

jangan berkeras hati untuk memeluk prasangka fikir
sungguh masuknya prasangka fikir itu sangatlah halus
terlebih ketika engkau berbicara atau menyalurkan aspirasimu
Wallohu'alam Walaa Haula Walaa Quwwata illa billah

Jumat, 12 Agustus 2016

TAHLIL - ISTIGHOTSAH - SHOLAWAT

Tahlil (serangkaian wirid / tahlilan) sebagaimana yang telah mafhum kita ketahui dan pahami selama ini
sesungguhnya menyimpan energi tersendiri yang menembus tiap - tiap batasan dan kedalaman
kedalaman bumi yang kita kenal dengan istilah Kubur 
dan juga kedalaman bathin, ini juga dapat kita katakan sebagai kubur
seperti yang telah kita pahami bahwa bathin kita memang terkubur oleh jasad
anda dapat merasakan hal ini jika anda memang telah mengasah diri anda dengan berbagai riyadhoh
tahlil yang kita wiridkan akan sampai menembus dimensi - dimensi kedalaman kubur
apabila kesadaran kita telah benar - benar terpaut dengan Alloh azza wa jalla

istighotsah adalah hubungan vertikal seorang hamba dengan Robbnya yang Maha Tinggi
kita tidak dapat membayangkan tinggi sebagaimana tinggi yang dikenal oleh alam fikir
tinggiNya adalah ketinggian dimensional spiritual / bathin
yang tak jarang sulit untuk diuraikan dalam bahasa verbal
anda yang telah menapaki perjalanan - perjalanan spiritual
telah melalui berbagai macam riyadhoh tentu insyaAlloh dapat memahaminya
istighotsah adalah perjalanan mi'rojnya seorang hamba
untuk bermunajat kepada Alloh azza wa jalla
penyerahan diri secara total untuk kemudian siap diproses olehNya

Sholawat adalah pengejahwantahan dari hubungan vertikal seorang hamba dengan RobbNya dalam istighotsah
sholawat adalah horizontalnya Daya yang telah diterima dari Alloh untuk ditebarkan kepada seluruh alam
sholawat inilah yang menjadi kunci respondnya alam semesta akan hajat - hajat kita
yang telah kita munajatkan kepada Alloh s.w.t
sholawat adalah dimensional sambungnya antar partikel semesta dengan diri kita
semesta yang sejati adalah melingkupi seluruh dimensi
baik dimensi materi hingga dimensi bathin
hingga alam arwah

3 Jenis Hujjah Yang Musti Dimiliki

Hendaklah kita dalam berbuat segala hal itu memiliki landasan
ada alasan - alasan atau dasar - dasar yang benar dan menguatkan atas apa - apa yang kita kerjakan
Segala tindak tanduk manusia itu pasti akan membuahkan pertikaian bathin tersendiri
bisikan keraguan itu pasti akan muncul mengiringi apa - apa yang telah kita perbuat
seolah - olah hendak menjerumuskan kita pada kufur fa'alulloh

di sini pentingnya landasan atau hujjah 
atas apa - apa yang telah maupun sedang kita perbuat
contoh ketika anda membatalkan puasa sunnah hanya untuk memakan jamuan makan dari seorang sahabat
yang apabila anda tidak memakan jamuan makan itu, tentulah kesedihan hati akan diperoleh oleh sahabat anda
mengenai hal ini tentu setelah anda membatalakan puasa akan muncul keresahan hati
jika kita tidak memegang kuat dasar kita tentang mengapa harus membatalkan puasa

nah alasan / dasar / hujjah yang haqq mustilah kita genggam dengan benar
untuk hujjah diri baik di dunia maupn di akhirat kelak

hujjah yang paling dasar adalah hujjah yang tersimpan di dalam memori otak
hujjah semacam ini adalah hujjah yang dimiliki oleh kebanyakan orang (kalangan)
yang telah menerima suatu ilmu mengenai hujjahnya tersebut
hujjah ini akan membantah keragu - raguan yang membisiki dirinya

selanjutnya dan yang utama adalah hujjah qolbu
hujjah ini telah terserap dengan benar di dalam hati
ia yang akan menguatkan hujjah pikiran
karena wilayah hujah qolbu ini merupakan wilayah pelimpahan cahaya dari Alloh s.w.t
yang mana di wilayah ini lah yang sejatinya kemudian menggerakkan seluruh anggota badan kita

dan yang lebih utama lagi adalah hujjah ilahiah
dimana keraguan tidaklah mungkin menolak hujjah ini
keraguan tidak akan dapat menyentuh wilayah kesadaran ilahiah
apalagi meracuni manusia yang memiliki hujjah ilahiah ini
orang yang telah mencapai dimensi kesadaran ilahiah tentu ia akan mendapatkan bimbingan langsung dari Alloh s.w.t dalam berbuat segala sesuatu
apapun yang mencoba meracuninya akan segera ditepiskan oleh Alloh
cahayaNya akan meleburkan segala sesuatu selainNya
hal ini yang menyebabkan orang yang memegang hujjah ilahiah tentulah tiadak kekhawatiran sama sekali dalam benaknya

sebaiknya manusia memang harus memasuki dimensi kesadaran ilahiah ini
namun jika memang belum dapat memasukinya
hendaknya ia berada atau mempunyai kedua jenis hujjah sebelumnya

3 titik wilayah tersebut juga dapat kita temui indikasi - indikasinya
kita dapat mengenali di mana posisi diri kita yang sebenarnya
dalam menanggapi beberapa model keraguan yang menghinggapi diri kita

apabila keraguan itu muncul sedemikian besar
dan kita berusaha menetralkannya dengan mengajukan berbagai hujjan melalui pikiran
tentu kita saat itu sedang berada dalam wilayah pikiran
wilayah terendah dari kesadaran manusia

apabila ketika keraguan itu muncul seimbang dengan ilmu ilmu yang telah kita miliki
dimana pikiranpun juga sudah tidak terlalu ambil andil melimpahkan hujjah
dan hati kita tetap tidak goyah akan bisikan keraguan itu
maka dapat kita kenali bahwa saat itu kita sedang berada dalam wilayah utama yang pertama

apabila pikiran tenang - tengan saja
dan hati juga tidak goyah
maka keraguan pun hampir - hampir tidak ada yang mencemari diri kita
maka dapat kita ketahui bahwa saat itu kita sedang berada dalam wilayah ilahiah
dimana walaa khoufun 'alaihim (tidak ada ketakutan sedikitpun bagi mereka)

cara - cara untuk memasuki masing - masing wilayah tersebut saya kira juga sudah terurai dalam bahasan - bahasan sebelumnya
sedangkan kalau memang perlu untuk di ulangi
maka perlu dipahami bahwa anda hanya perlu mengasah lagi kekotoran diri anda
dari berbagai kotoran yang telah hinggap melalui dunia yang anda tekuni

kosongkan diri anda dari segala sesuatu yang bersifat materiil duniawi
hilangkan prasangka - prasangka anda
dan ikuti irama tarikan danhembusan nafas yang mengalir alami
sedemikian sunyi dan jujur lillah billah
temukan setitik cahaya dalam diri anda sendiri
yang mana cahaya itu merupakan cahaya ilahiah yang memang tertanam dalam diri anda
masuk dan meleburlah dalam cahayaNya itu

3 Jenis Hujjah Yang Musti Dimiliki

Hendaklah kita dalam berbuat segala hal itu memiliki landasan
ada alasan - alasan atau dasar - dasar yang benar dan menguatkan atas apa - apa yang kita kerjakan
Segala tindak tanduk manusia itu pasti akan membuahkan pertikaian bathin tersendiri
bisikan keraguan itu pasti akan muncul mengiringi apa - apa yang telah kita perbuat
seolah - olah hendak menjerumuskan kita pada kufur fa'alulloh

di sini pentingnya landasan atau hujjah 
atas apa - apa yang telah maupun sedang kita perbuat
contoh ketika anda membatalkan puasa sunnah hanya untuk memakan jamuan makan dari seorang sahabat
yang apabila anda tidak memakan jamuan makan itu, tentulah kesedihan hati akan diperoleh oleh sahabat anda
mengenai hal ini tentu setelah anda membatalakan puasa akan muncul keresahan hati
jika kita tidak memegang kuat dasar kita tentang mengapa harus membatalkan puasa

nah alasan / dasar / hujjah yang haqq mustilah kita genggam dengan benar
untuk hujjah diri baik di dunia maupn di akhirat kelak

hujjah yang paling dasar adalah hujjah yang tersimpan di dalam memori otak
hujjah semacam ini adalah hujjah yang dimiliki oleh kebanyakan orang (kalangan)
yang telah menerima suatu ilmu mengenai hujjahnya tersebut
hujjah ini akan membantah keragu - raguan yang membisiki dirinya

selanjutnya dan yang utama adalah hujjah qolbu
hujjah ini telah terserap dengan benar di dalam hati
ia yang akan menguatkan hujjah pikiran
karena wilayah hujah qolbu ini merupakan wilayah pelimpahan cahaya dari Alloh s.w.t
yang mana di wilayah ini lah yang sejatinya kemudian menggerakkan seluruh anggota badan kita

dan yang lebih utama lagi adalah hujjah ilahiah
dimana keraguan tidaklah mungkin menolak hujjah ini
keraguan tidak akan dapat menyentuh wilayah kesadaran ilahiah
apalagi meracuni manusia yang memiliki hujjah ilahiah ini
orang yang telah mencapai dimensi kesadaran ilahiah tentu ia akan mendapatkan bimbingan langsung dari Alloh s.w.t dalam berbuat segala sesuatu
apapun yang mencoba meracuninya akan segera ditepiskan oleh Alloh
cahayaNya akan meleburkan segala sesuatu selainNya
hal ini yang menyebabkan orang yang memegang hujjah ilahiah tentulah tiadak kekhawatiran sama sekali dalam benaknya

sebaiknya manusia memang harus memasuki dimensi kesadaran ilahiah ini
namun jika memang belum dapat memasukinya
hendaknya ia berada atau mempunyai kedua jenis hujjah sebelumnya

3 titik wilayah tersebut juga dapat kita temui indikasi - indikasinya
kita dapat mengenali di mana posisi diri kita yang sebenarnya
dalam menanggapi beberapa model keraguan yang menghinggapi diri kita

apabila keraguan itu muncul sedemikian besar
dan kita berusaha menetralkannya dengan mengajukan berbagai hujjan melalui pikiran
tentu kita saat itu sedang berada dalam wilayah pikiran
wilayah terendah dari kesadaran manusia

apabila ketika keraguan itu muncul seimbang dengan ilmu ilmu yang telah kita miliki
dimana pikiranpun juga sudah tidak terlalu ambil andil melimpahkan hujjah
dan hati kita tetap tidak goyah akan bisikan keraguan itu
maka dapat kita kenali bahwa saat itu kita sedang berada dalam wilayah utama yang pertama

apabila pikiran tenang - tengan saja
dan hati juga tidak goyah
maka keraguan pun hampir - hampir tidak ada yang mencemari diri kita
maka dapat kita ketahui bahwa saat itu kita sedang berada dalam wilayah ilahiah
dimana walaa khoufun 'alaihim (tidak ada ketakutan sedikitpun bagi mereka)

cara - cara untuk memasuki masing - masing wilayah tersebut saya kira juga sudah terurai dalam bahasan - bahasan sebelumnya
sedangkan kalau memang perlu untuk di ulangi
maka perlu dipahami bahwa anda hanya perlu mengasah lagi kekotoran diri anda
dari berbagai kotoran yang telah hinggap melalui dunia yang anda tekuni

kosongkan diri anda dari segala sesuatu yang bersifat materiil duniawi
hilangkan prasangka - prasangka anda
dan ikuti irama tarikan danhembusan nafas yang mengalir alami
sedemikian sunyi dan jujur lillah billah
temukan setitik cahaya dalam diri anda sendiri
yang mana cahaya itu merupakan cahaya ilahiah yang memang tertanam dalam diri anda
masuk dan meleburlah dalam cahayaNya itu

Fakir dan Kaya

segala tingkah laku kebajikan (syariat) itu memiliki wilayah keutamaannya masing masing
seseorang tidak dapat dengan egois memaksakan dirinya untuk memperoleh atau mengamalkan seluruh bagian keutamaan dari berbagai laku kebajikan syariat sekaligus
orang fakir - orang kaya yang dermawan masing masing memiliki posisinya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh alloh baginya

memanglah sangat banyak keutamaan orang fakir yang bersikap zuhud
daripada keutamaan orang - orang yang kaya
namun apabila Alloh menetapkan hidup yang kaya bagi diri kita
maka kita tidak boleh mengharapkan penghiduan yang fakir
hanya karena kita melihat dari sudut fadhilah yang begitu banyak terlimpah bagi fakir
karena yang demikian itu dapat menumbuhkan egoisme secara halus namun efektif

sebaliknya apabila Alloh memposisikan kita dalam kondisi kaya
maka kita harus mensyukurinya
dan jangan memberikan motifasi kepada si miskin yang memang telah ditetapkan Alloh untuk berlaku zuhud
tetaplah kita mencintai mereka dengan cara memelihara kehidupan duniawi mereka / finansial mereka
hal demikian lebih menyelamatkan masing - masing pihak
apabila si kaya memaksakan diri untuk mengiming - imingi si fakir
dengan tujuan si fakir agar turut menjadi kaya agar pula ia menjadi mudah bersedekah
maka hal itu tidak baik disebabkan yang demikian itu akan dapat menggoncangkan keimanan si fakir yang sedang menapaki hidup zuhud
yang seperti ini justru membahayakan masing - masing fihak

demikian sebaliknya, apabila Alloh menetapkan kita dalam kefakiran
maka kitapun harus mensyukurinya dan tidak mengharap keutamaan sebagaimana keutamaan yang dimiliki oleh golongan kaya
telah banyak kejadian yang dapat kita ambil pelajaran
yakni adanya orang - orang fakir yang sangat bertakwa
namun ketika diberi kekayaan oleh alloh. ketakwaannya memudar
pun sebaliknya .... dan lain - lainnya dan lain - lainnya

dimanapun posisi kita, hendaknya kita syukuri dan tetap teguh memegang ketakwaan kita atas Alloh s.w.t

antara ILAH dan ROBB

افضل ذكر فعلم انه لا اله الا الله 
seutama utamanya dzikir, ketahuilah bahwa ia adalah Laa Ilaha Illa Alloh (tiada sesembahan kecuali Alloh)

mengapa Alloh menggunakan redaksinya dengan lafadz ilaha (اله) bukan Robbun (رب) ???

ketika manusia berdzikir, hendaknya bukan hanya berdzikir secara lisan saja
melainkan akal dan hati juga turut berdzikir
dan yang paling penting dan paling inti adalah bahwasannya kesadaran juga musti dzikir
yakni dengan menyadari kehadiran Alloh dibalik segala sesuatu yang tampak materi
dzat yang maha tak tergambarkan (laitsa kamitslihi syai'un)

dengan menyadari akan kebersamaan kita dengan Alloh dalam segala hal
itulah sejatinya yang disebut dengan dzikir
Laa Ilaha Illa Alloh adalah kesadaran mengenai ketiadaan segala sesuatu hal pun yang luput dari af'al Alloh (perbuatan Alloh)
tak ada satu hal pun yang terlepas dari shibghotalloh (celupan / campur tangan Alloh)

ilaha (اله) adalah sebuah perjalanan spiritual yang lurus hanya menuju kepada Alloh
- Alif, merupakan sebuah simbolisasi peta (panduan) dari Al-Haqq untuk membawa masuk setiap hamba - hambaNya pada jalan yang lurus. Hendaknya bagi setiap pejalan spiritual (salik) teguh pada satu tujuan lurus yang mengantarkannya pada jalan lurus menuju Allohul-Haqq
keteguhan untuk tetap berada pada tujuan yang satu -Alloh- itulah yang akan memposisikan kita pada satu jalan lurus. jalan yang penuh cahaya dan petunjuk (shirotol-mustaqim)

-Lam, merupakan simbolisasi untuk mengingatkan kita agar kita senantiasa bergantung hanya kepada Alloh. Dzat Yang Maha Membimbing dan Memberi Petunjuk kepada siapapun yang dikehendakiNya.
pada intinya mengajak kita untuk tetap beristiqomah pada satu tujuan dan satu jalan. senantiasa bersama Alloh dalam segala hal. hingga kita benar - benar sampai pada kondisi mati (inna lillahi wa inna ilaihi roji'un)

-Ha, ujung dari perjalanan adalah kematian, keberserahan / islam. penyaksian secara mendalam dan nyata (Haqq) mengenai makna dari lafadz Laa-Haula-Walaa-quwwata-illa-billah. Ha' adalah simbolik dari kondisi fana fillah, zero, fitrah diri manusia.

maka sesungguhnya dzikir laa-ilaha-illa-Alloh adalah merupakan perjalanan lurus nan suci. tidak tercampur niat apapun selain menuju kehadiratNya. yang kan mengantarkan diri tiap - tiap hamba untuk kembali mencapai titik fitrah dirinya.

manusia, seorang hamba yang sampai pada titik fitrah dirinya tentu akan sampai pula pada kondisi Aslim (islam). yang merupakan bentuk penyerahan diri secara totalitas kehadirat Alloh s.w.t.
قال اسلمت لرب العالمين

mengapa tidak menggunakan kata 'Robbun' saja??
Robbun adalah bentuk penguasaan Alloh akan segala sesuatu
manusia tidak dapat meloncat langsung pada dimensi Robbun
tanpa ia berjalan lurus dan istiqomah hingga ia sampai pada keadaan fana fillah
sebagaimana dijelaskan pada litelatur perjalanan lafadz ilaha di atas

manusia yang perah berada dalam titik ha', titik fana; titik islam
barulah ia dapat menikmati dimensi robbun

yang dimaksud penguasaan Alloh atas segala sesuatu adalah bahwa dimensi Robb adalah wilayah pengejahwantahan Alloh
hanya dengan berjalan lurus dan istiqomah
hanya bersandar pada Alloh lah seorang hamba akan benar - benar dapat menyaksikan dimensi Robbun ini
dimensi dimana tampak secara nyata Alloh mengatur segala partikel yang ada segenap ufuk alam semesta
sebagaimana firmanNya dalam al-qur'an yang maknanya, "tidaklah satu zarroh pun di alam semesta ini melainkan bergerak karena izin Alloh ta'ala"

sedangkan mengenai firman Alloh di dalam surah An-Nass yang juga merupakan petunjuk jalan kembali
adalah bahwa Robb adalah zat yang menyelimuti / mengejahwantah dalam segala sesuatu benda yang tampak materiil

قل اعوذ برب الناس
Robbin-Nass adalah eksistensi yang paling mutlak di balik segala bentuk keberadan
segala bentuk yang tampak seolah ada / hidup
eksistensi yang menguasai dan mengatur segala sesuatu
ملك الناس
Malikin-Nass adalah bentuk pemerintahan Alloh atas segala sesuatu
Dia (Alloh) yang setelah mengejahwantahkan DiriNya
dia kemudian menggerakkan seluruh partikel / zarroh yang adal di alam semesta
اله الناس
ialah dimensi suci sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya
dengan kata lain, "Robb" adalah menunjukkan tempat materi
"Malik" menunjukkan adanya hakikat jiwa
"Ilah" menunjukkan hakikat tertinggi yang terpancar dan terpaut dengan eksistensiNya

kembali pada makna terdalam dari Dzikir Laa-Ilaha-Illa-Alloh
adalah pencapaian manusia / hamba pada dimensi tertinggi
kesadaran tertinggi
yakni kesadaran ilahiah yang sering kita sebut dengan istilah supra sadar
dimana kita selalu menyadari betul akan kebersamaan dan kesinambungan kita dengan Alloh

Kamis, 04 Agustus 2016

Romantika Sunyi

"kalau anda sudah mengenal diri anda di dalam sepi, kalau anda sudah tegap berdiri di dalam sunyi, apakah anda akan berasyik masyuk disana selamanya?"
teriak lantang dari samudra langit.

aku terdiam, kemudian berujar dengan lirih dan penuh tanya, "lantas apakah yg harus kuperbuat? apakah harus kutinggalkan wilayah sunyimu ini?"

"tidakkah kau lihat diluar sana?"

"wahai kekasih, bukankah itu kuasamu?"
 "lantas untuk apa dikau berada diantara mereka?"

"kekasih......" tubuhku bergetar menahan degupan dada yg hampir tak tertahan... "apalah dayaku menggerakkan mereka, bukankah daku pun engkau yg menggerakkan?"

seruan itupun membalas dg penuh kasih.... "sayang... bukankah engkau dapat memohon kepadaku? bukankah aku sudah pasti akan mengabulkan apapun yg engkau minta? Akulah yg merubah mereka, tapi apakah engkau tak ada pedulinya sama sekali terhadap bagian dari dirimu sendiri itu? kemanakah pandanganmu wahai kekasih??"

"wahai sang penguasa,,," tangiskupun mulai meledak tak terbendung, "pandanganku silau akan cahayaMu, hampir saja tak kulihat apapun selain diriMu,..."

"kekasih..... engkau maha tak tergambarkan dan dapat ditebak, semua terserah engkau, maka apapun titahmu kan ku emban." tambahku

wilayah itu semakin hening, sementara tangisku kian menjadi namun semakin lembut...
"wahai kekasih, bukalah mataku didalam cahayaMu, tuntunlah daku sesuai kehendakMu, kalau harus berjalan di dunia, maka jalankan daku seiring kehendakmu, kalau daku kau letakkan di antara mereka yg masih dalam kegelapan, maka bukakala, limpahkanlah cahaya bagi siapapun yg berada di sekitarku."
masih tetap hening...

Rabu, 03 Agustus 2016

Batas Dimensi Akal dan Pikiran

pikiran adalah pemberian dari Alloh s.w.t untuk melatih manusia
agar kuat berjalan kembali kepadaNya
pikiran dan akal merupakan isi dari otak manusia yang seolah tampak sama
namun sebenarnya berbeda
akal bukanlah merupakan produk dari pikiran
maksudnya, akal tdaklah condong akan hal - hal duniawiah dan materiil
akal lebih bersih dan murni serta condong kepada hal - hal yang bersifat ukhrowi atau substansial
ia lebih suka untuk kembali dan bersuci

sedangkan fikiran, ia lebih condong akan hal - hal yang bersifat duniawi
dan lebih suka berangan - angan maupun berkhayal
pikiran inilah yang ditunjuk oleh alloh untuk menggoda manusia
seberapa takwanya manusia kepada alloh akan tampak pada tingkah manusia
apakah mengikuti akal atukah pikiran

jangkauan akal lebih luas ketimbang jangkauan pikiran
akal lebih bisa menyaksikan realitas dan hikmah
sedangkan pikiran lebih condong pada manipulasi dan khayalan

seorang salik dalam perjalanannya akan sering menjumpai bayang - bayang dan berbagai bisikan
seringkali bayang - bayang dan bisikan tersebut lebih bersifat khayal
bukanlah hebat seorang salik yang terpukau dan terpaku akan bayangan dan bisikan - bisikan
justru hendaknya ia berzuhud akan kondisi yang demikian

Alloh sengaja menciptakan dan meletakkan pikiran pada manusia
sedemikian rupa untuk mencoba manusia
apakah manusia akan lengan dengan kemudian berbelok pada hal - hal yang sedemikian
ataukah mereka akan tetap lurus berjalan kehadiratNya
dengan tetap bersikap zuhud dalam perjalanannya

salik hendaknya mengabaikan hal - hal yang demikian
Akal sesungguhnya bukanlah pikiran
seorang salik yang terus mengabaikan pikiran dan khayalannya
akan sampai pada kondisi tiada fikir lagi
namun ia tidaklah mengigau / bukan tidak sadar
melainkan sadar dan tetap dapat mengamati
dimanapun ia berada

Alloh sering menyebut - nyebut hambanya dengan seruan semacam "orang - orang yang berakal",
ulil al-baab, ulin-nuhaa, afala ya'qilun dsb
"apakah mereka tidak menggunakan akal mereka"
adalah karena akal merupakan permisalan jibril dalam diri manusia
sebagai penterjemah wahyu / kalam ilahiah
ia lebih murni untuk mencerna berbagai kabar yang tak bersuara
dan tak berupa

manusia yang tidak berakal seringkali karena akalnya terhijab oleh khayalan pikirannya sendiri
juga bisa karena ia lebih suka berkhayal dan mengikuti khayalan pikir

akal sesungguhnya sangatlah luas jangkauan dan cakupannya
tangkapan pemahamannya juga sangat luas
salik yang satu dengan salik lainnya
yang tidak pernah saling berjumpa dan bertatap muka
juga tidak pernah belajar bersama dalam satu majlis
dan justru tempat belajar masing masing salik sangat berjauhan
akan tetap bisa memperoleh kepahaman yang sama
jika masing - masing salik tersebut berada dimensi yang sama
yakni dimensi akal

seorang muslim yang ada di akhir zaman yang tidak pernah berjumpa dengan baginda nabi muhammad s.a.w secara fisik
tetap memiliki kesempatan untuk mewarisi tingkah laku dan pemahaman yang sama dengan beliau s.a.w
jika ia berada wilayah ini
sebenarnya akal inilah yang dikatakan sebagai frekwensi ilahiah oleh generasi akhir zaman ini
sekali lagi akal bukanlah fikiran
fikiran lebih bersekat dan sempit
sedangkan akal lebih universal

semoga anda dan kita diberi kepahaman olehNya mengenai hal ini,
amin

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...