Rabu, 03 Agustus 2016

Batas Dimensi Akal dan Pikiran

pikiran adalah pemberian dari Alloh s.w.t untuk melatih manusia
agar kuat berjalan kembali kepadaNya
pikiran dan akal merupakan isi dari otak manusia yang seolah tampak sama
namun sebenarnya berbeda
akal bukanlah merupakan produk dari pikiran
maksudnya, akal tdaklah condong akan hal - hal duniawiah dan materiil
akal lebih bersih dan murni serta condong kepada hal - hal yang bersifat ukhrowi atau substansial
ia lebih suka untuk kembali dan bersuci

sedangkan fikiran, ia lebih condong akan hal - hal yang bersifat duniawi
dan lebih suka berangan - angan maupun berkhayal
pikiran inilah yang ditunjuk oleh alloh untuk menggoda manusia
seberapa takwanya manusia kepada alloh akan tampak pada tingkah manusia
apakah mengikuti akal atukah pikiran

jangkauan akal lebih luas ketimbang jangkauan pikiran
akal lebih bisa menyaksikan realitas dan hikmah
sedangkan pikiran lebih condong pada manipulasi dan khayalan

seorang salik dalam perjalanannya akan sering menjumpai bayang - bayang dan berbagai bisikan
seringkali bayang - bayang dan bisikan tersebut lebih bersifat khayal
bukanlah hebat seorang salik yang terpukau dan terpaku akan bayangan dan bisikan - bisikan
justru hendaknya ia berzuhud akan kondisi yang demikian

Alloh sengaja menciptakan dan meletakkan pikiran pada manusia
sedemikian rupa untuk mencoba manusia
apakah manusia akan lengan dengan kemudian berbelok pada hal - hal yang sedemikian
ataukah mereka akan tetap lurus berjalan kehadiratNya
dengan tetap bersikap zuhud dalam perjalanannya

salik hendaknya mengabaikan hal - hal yang demikian
Akal sesungguhnya bukanlah pikiran
seorang salik yang terus mengabaikan pikiran dan khayalannya
akan sampai pada kondisi tiada fikir lagi
namun ia tidaklah mengigau / bukan tidak sadar
melainkan sadar dan tetap dapat mengamati
dimanapun ia berada

Alloh sering menyebut - nyebut hambanya dengan seruan semacam "orang - orang yang berakal",
ulil al-baab, ulin-nuhaa, afala ya'qilun dsb
"apakah mereka tidak menggunakan akal mereka"
adalah karena akal merupakan permisalan jibril dalam diri manusia
sebagai penterjemah wahyu / kalam ilahiah
ia lebih murni untuk mencerna berbagai kabar yang tak bersuara
dan tak berupa

manusia yang tidak berakal seringkali karena akalnya terhijab oleh khayalan pikirannya sendiri
juga bisa karena ia lebih suka berkhayal dan mengikuti khayalan pikir

akal sesungguhnya sangatlah luas jangkauan dan cakupannya
tangkapan pemahamannya juga sangat luas
salik yang satu dengan salik lainnya
yang tidak pernah saling berjumpa dan bertatap muka
juga tidak pernah belajar bersama dalam satu majlis
dan justru tempat belajar masing masing salik sangat berjauhan
akan tetap bisa memperoleh kepahaman yang sama
jika masing - masing salik tersebut berada dimensi yang sama
yakni dimensi akal

seorang muslim yang ada di akhir zaman yang tidak pernah berjumpa dengan baginda nabi muhammad s.a.w secara fisik
tetap memiliki kesempatan untuk mewarisi tingkah laku dan pemahaman yang sama dengan beliau s.a.w
jika ia berada wilayah ini
sebenarnya akal inilah yang dikatakan sebagai frekwensi ilahiah oleh generasi akhir zaman ini
sekali lagi akal bukanlah fikiran
fikiran lebih bersekat dan sempit
sedangkan akal lebih universal

semoga anda dan kita diberi kepahaman olehNya mengenai hal ini,
amin

0 comments:

Posting Komentar

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...