Tentang Kemerdekaan

Yang paling sejati dari kemerdekaan adalah posisi di mana kita selesai dari batasan batasan diri kita yang muncul karena persepsi kita sendiri sendiri.

Energi Semesta Adalah Jumbuh Dengan Manusia

Seluruh Elemen Semesta Telah Manunggal dalam diri kita semua tanpa terkecuali, dan satu kunci untuk mengaksesnya adalah kesadaran anda.

Titik Agung Peradaban

segala sesuatu memiliki akar, maka akar dari peradaban yang gemilang adalah.....

Senin, 21 Maret 2016

Akses Daya dengan Terima Kasih

Setiap sesuatu pasti menyimpan daya atau inti atau eksistensi
Seseorang yang berpesan baik melalui tulisan ataupun ucapan
Sesungguhnya memiliki daya yang dapat kita akses
Alam semesta juga memiliki daya
Daya ini semua saling bertautan satu sama lain

Manusia diciptakan Alloh dengan seperangkat hijab yang mempercantiknya
Hijab ini mengiringi pertumbuhan manusia
Hijab ini pula yang kemudian menyelamatkan manusia dari tebaran tebaran energi negatif dari lingkungan
Hijab ini adalah pikiran

Dengan pikiran yang memiliki bermacam macam prasangka,
Ia dapat menolak ataupun menerima rangsangan getaran energi dari lingkungannya

Namun kemudian kebanyakan manusia tidak menyadari keluar biasaan Sang Pencipta mengenai hal ini
Daya yang tersimpan di alam sekitar tidak benar benar dapat kita kenali dan kita akses
Hal ini pada dasarnya disebabkan karena kesombongan atau egoisme manusia
Ketika kita sombong atau berlaku egois, kita akan menolak apapun yang ada di hadapan kita
Termasuk daya
Kita kunci diri kita dengan kesombongan untuk tidak menerima daya dari luar

خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

"Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat." -Surah Al-Baqarah:7-

Sesungguhnya kesombongan adalah perkara yang amat sangat tidak baik
Dalam suatu hadist qudsi Alloh berfirman, "kesombongan adalah selendangKU, barang siapa yang menggunakan selendangKU, maka wajib baginya laknatKU"
Hal itu lah yang kemudian menutupi hati kita daripada mengakses segala bentuk daya dari luar

Padahal daya itu sangat bermanfaat
Dan sesungguhnya daya itu merupakan limpahan rahmat dariNYA

Ketika seseorang menuliskan pemahamannya, atau mengabarkan pemahamannya,
Tulisan atau kabaran orang tersebut menyimpan daya kepahamannya yang dapat kita akses
Dan ini sangat bermanfaat bagi diri kita

Nah,,, kerendah hatian adalah kuncinya
Rendah hati erat kaitannya dengan syukur
Seoranh yang rendah hati akan mudah bersyukur
Apa pun yang ia dapat, ia akan mensyukuri
Beda dengan tinggi hati atau sombong,
Apapun yang ia jumpai, ia tidak dapat mensyukurinya

Syukur secara harfiah akan memunculkan rasa atau ucapan terima kasih
Tatkala rasa terima kasih ini kita ucapkan dengan tulus
Maka ada keterbukaan diri untuk menerima apapun dari luar diri
Termasuk daya

Terima kasih = syukur
Maka selaras bukan dengan firman Alloh yang artinya, "bersyukurlah, maka akan Ku tambahkan nikmatKu bagimu"

Daya sesungguhnya dari Alloh
Dengan kita mengakses daya yang diletakkan oleh Alloh pada tiap tiap ciptaanNya, kita akan menerima sebagian rahmatNya
Kita akan menerima pesan pesan dari Alloh
Kita akan menerima energi energi suci ilahiah dariNya
Untuk kita manfaatkan dalam kehidupan kita sehari hari.

Silahkan syukuri apapun yang kita tangkap
Karena di balik setiap apa pun terdapat daya positif dari Alloh untuk dapat kita akses
Daya positif ini sering kali kita kenal dengan hikmah

Anda ingin mendapatkan ilmu hikmah?
Serap daya dari Alloh di balik segala sesuatu

Salam salam salam .......

Selasa, 15 Maret 2016

Gugur Di Jalan Alloh

بسم الله الرحمن الريم
ولا تحسبن الذين قتلوا في سبيل الله امواتا ، بل احياء عند ربهم يروقون
..
"Dan janganlah kamu mengira orang orang yang gugur / terbunuh di jalan Alloh itu mati. Bahkan (sesungguhnya) mereka hidup di sisi robbnya, mereka mendapatkan rizkinya" [ali-imron : 169]

Dalam perjalanan suluk, seringkali seorang salik yang dihadapkan pada ketidak pahaman akan pelajaran atau kondisi yang sedang ia tempuh, ia kemudian menganggap bahwa ia belum mendapatkan pelajaran apapun dari Alloh.
Atau ia masih belum diberi rizki kefahaman olehNya
Atau sebagian mereka mengira dirinya gagal dalam perjalanannya.

Prasangka semacam inilah yang kemudian memupuskan pengharapannya akan Alloh lah yang justru akan menghambat lelakunya.

Sungguh sebenarnya tidaklah demikian
Tak pernah ada kegagalan dalam perjalanan kehadiratulloh
Semua adalah proses
Salik yang dihadapkan pada kondisi semacam demikian itu
Yang kemudian mereka kira sebagai kegagalan,
Dan sebagian lainnya mengira belum hadirnya rizki ilmu atasnya
Justru sesungguhnya itu juga merupakan percikan ilmu, hikmah dan pembelajaran yang mendalam dariNya

Alloh mengkondisikan demikian adalah agar si salik belajar menemukan makna "mati" dan "hidup"
Sesungguhnya "mati" itu ada dalam sudut pandang manusia saja
Hanya sebagian dari sisi pandang manusia
Sedangkan "hidup" itu adalah merupakan suatu keabadian.

Maksudnya mati itu ada di sisi manusia
Sedangkan hidup itu ada di sisi Robb

Maka jangan pernah mengira bahwa orang orang yang berjalan di jalan Alloh itu gugur / mati

Kalau anda sedang mengalami kondisi demikian
Kondisi seolah gugur dalam perjalan suluk / perjalanan spiritual
Maka perlu kiranya anda sadari bahwa sesungguhnya ada sisi hidup di balik keguguran sedang anda jumpai
Silahkan temukan sisi hidup itu
Jangan mengira bahwa Alloh tidak memberikan sesuatu dalam keguguran itu
Justru ada rizki dari Robb (dzat yang maha mengayomi, yang menguasai, Sang Pemilik) yang jarang disadari oleh para pejalan suluk.

Rizki dan hidup di balik wajah keguguran itulah yang musti kita sibak.
Belajar adalah menyadari, mengamati, memahami hal hal dari apa yang kita jadikan sebagai guru
Seorang salik hendaknya berguru kepada Alloh
Dan kalau berguru kepada Alloh, mustinya betul betul kita belajar apa saja yang dari Alloh
Dan sesungguhnya tak ada satupun hal yang tidak dari Alloh
Maka mari pelajari apapun itu
Termasuk keguguran dalam jalan Alloh

Kalau anda diberi kondisi semacam gugur ini, maka segera gugah kesadaran anda mengenai siapa sejatinya yang telah menggugurkan anda
Setelah anda menyadari siapa yang menggugurkan anda, selanjutnya amati apa apa dalam gugur itu
Prosesnya, pesannya, dan lain sebagainya

Komunikasikan hasil dari pengamatan tersebut kepada Dzat yang Maha Ilmu juga Maha Membimbing

Kepahaman adalah merupakan buah dari komunikasi anda dengan dzat yang mengkondisikan anda untuk mengalami apa apa yang telah anda dapati.

Salam ..... salam .... salam ....
Wallohu'alam
"Rohman dan RohimNya senantiasa memeluk para pejalan di jalanNya (fi sabilillah)"

Minggu, 13 Maret 2016

Sujud

"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan"
(انا مع العسر يسرا)

Ada kalanya Alloh mengusik kepasrahan kita
Pengembalian segala bentuk kegiatan dan kepunyaan yang pernah kita aku-aku-kan
Gambaran kepasrahan adalah sujud dalam sholat

Ketika seseorang sedang bersujud, semestinya kesadaran ilahiahnya tergugah.
Melesat melampaui jagat semesta
Untuk kemudian berjumpa dengan robb semesta alam

Kesinambungan antara kabar penjelasan dari baginda nabi muhammad s.a.w dengan firman Alloh di atas terletak pada dimensi sujud
Posisi dimana manusia direndahkan serendah rendahnya
Untuk berserah diri dan pasrah mengakui kemaha agungan dan kemaha luhuran Alloh
Khabar hadist nabi yang dimaksud adalah "ash-sholatu mi'rojul mukmin"
(Sholat merupakan mi'rojnya orang yang beriman)

Peristiwa mi'roj pada puncaknya bagi seorang mukmin adalah terletak pada sujud
Maka sangat benar beliau s.a.w menjelaskan bahwa kondisi terdekat seorang hamba dengan Allohnya adalah ketika sujud

Perhatikan peralihan jiwa maupun kesadaran ketika bersujud
Apakah ia vakum tanpa pergerakan ataupun peralihan sama sekali
Ataukah ia melesat beralih pada suatu alam ilahiah yang tanpa pernah bisa dijelaskan dengan kata kata?

Ketika jiwa melesat dan bercengkrama di alam sana, jasad akan bergerak sesuai kehendakNya
Itulah sisi lain dari sujud
Kepasrahan terwujud dalam tindak tanduk keseharian
Yang berpatuh akan gerak perintahNya

Namun tetap tak dapat dipungkiri bahwa pikiran pun juga akan tetap mencoba ikut andil dalam perbuatan
Namun ia akan selalu terpatahkan dengan af'al mutlak Yang Maha Mengatur
Yang seperti inilah yang sering dikatakan oleh khalayak ramai "kita boleh merancang, namun Alloh yang memutuskan"

Letak perbedaan antara muslim yang bersujud dan mereka yang enggan bersujud ada pada pengejahwantahan laku ini
Mereka yang bersujud dengan penuh kepasrahan atas segala ketetapan dan af'al mutlak Alloh
Mereka akan menghadapi segala sesuatu dengan rileks santai
Sebaliknya mereka yang enggan bersujud, hanya akan membuang buang tenaga dengan kerasnya mereka berfikir.

Pilihan ada di sisi nafs manusia
Hendak berserah ataukah tidak.

Gerhana; Ketidak Tepatan Posisi Akal Dalam Diri Manusia

Bukanlah atas ego dan gerak pikir yg kemudian dilaksakan oleh anggota badan yang disebut ikhtiar itu
Bukan atas keinginan dan khayalan lantaskan kita bergegas beranjak bergerak yang dinamakan ikhtiar itu

Mungkin kita terlampau sering tercebur dalam buramnya makna
Ikhtiar diterjemahkan sebagai kepatuhan gerak badan atas perintah pikiran
Bukan sesuatu hal yang salah jika karena memang seringkali kita menterjemahkan ikhtiar sebagai kepatuhan atas angan dan gerak pikiran

Namun sangat perlu kita sadari bahwa ada dimensi mendasar yang terkurung wilayah pikiran.
Tatkala pikiran mendominasi tingkah laku
Tatkala angan dan khayalan mengiming imingi badan untuk bergerak,
Tatkala itu kesejatian gerak manusia terhalangi

Manusia tak terhubung lagi dengan kemurnian
Manusia terhijab dari kesejatian
Dikatakan bahwa bayi yang baru lahir adalah dalam kondisi fitrah (murni)
Karena kala itu si bayi tak terbendung pikir dan angan
Sangat benar apa yang disampaikan para arif billah tentang ajakan untuk kembali menjadi bayi
Dimana kita tidak mengedepankan ego pikir dan angan untuk menggerakkan badan
Namun berdasar kemurnian fitrah manusia

Menjadi bayi lagi itulah yang dikatakan sebagai kosong.
Pikiran berada di bawah kendali kesadaran murni
Bukan pikiran menghalau kesadaran murni
Ini namanya gerhana jika pikiran yang semestinya memantulkan cahaya murni justru menghalaunya

Manik kilau pikir dan akal semestinya adalah bagai rembulan,
Yang memantulkan cahaya ilahiah, cahaya kemurnian manusia

Proses pengembalian diri atas fitrah / kemurnian inilah yang dikatakan sebagai jihadun nafs oleh baginda yang mulia muhammad s.a.w
Proses penaklukan diri / nafs agar kembali berada pada tempatnya
Laksana rembulan lagi.

Nafs muncul dan tumbuh seiring pikiran; akal berkembang.
Ulil albaab / orang orang yang berakal yang sering disebut sebut dalam firman suci, adalah pengusikan oleh Sang Robb semesta alam untuk menyadarkan lagi posisi nafs manusia yang semestinya
Nafs semestinya tunduk akan aturan ilahiah, bukan justru mengakali
Secara lahirian gerak nafs yg mewujud dalam gerak anggota badan diwajibkan patuh akan undang undang wahyu (syariat)
Secara hakiki, gerak nafs wajib patuh akan sabda ghoib dari Yang Maha Bathin.

Suatu ketika baginda yang mulia muhammad s.a.w mengabarkan bahwa Awal mula beragama adalah mengenal Alloh
Adalah suatu ketukan kesadaran manusia mengenai kepada siapa hendaknya diri kita mengabdi
Atau mengikuti kehendak siapa kita harus patuh
Manusia yang menyadari tentang posisi dirinya dan robbnya, semestinya mulai menempatkan diri pada tempat yang tepat.

Minggu, 06 Maret 2016

Sisi Lain Pendengaran

Litelatur datangnya pentunjuk itu melalui pendengaran
Kalam yang terdengar sesungguhnya dapat membolak balikkan hati maupun pikiran

Maka salah satu hal yang selaras dengan cahaya adalah suara
Memiliki getaran yang hampir sama
Terkadang cahaya ilahiah merasuk melalui pendengaran
(Suara yang tertangkap indra pendengaran)

Kalau hati seseorang itu terlampau beku atau kotor atau berkerak,
Apabila hati seseorang itu tak mampu menangkap cahaya dengan sendirinya
Karena terlampau sedemikian kotor atau berkeraknya
Atau cahaya fitrah di dalam hatinya tak mampu mendobrak kurungan kerak hati,
Maka salah satu bantuan yang dapat menggugah atau mencairkan hatinya Sehingga hatinya kembali bening
adalah dengan gelobang suara melalui pendengaran itu

Tak mengherankan jika ada suatu kisah yang menceritakan kisah tentang perjumpaan seseorang dengan nabi khidhir
Yang kemudian Sang Khidhir menyampaikan kabar bahwa jalan untuk menemui Hakikat adalah terletak pada telinga

Petunjuk yang didapat dari mendengar ini barulah kemudian ditulis
Diwujudkan dalam untaian aksara sebagai media pengingat
Karena jika tanpa ditulis, kebanyakan manusia akan melupakannya
Sedangkan fitrah manusia sebagaiannya adalah lalai / lupa

Hal semacam inilah yang dialami oleh baginda nabi tercinta s.a.w
Beliau mendengar dari jibril a.s
Lalu disimpan dalam memori ingatan beliau
Untuk kemudian disampaikan pada sahabat beliau r.a

Sahabat yang mendengar dari beliau s.a.w kemudian menyimpan juga dalam memori ingatan
Lantas kemudian menuliskannya untuk dapat diingat selamanya

Namun yang terjadi sekarang seringkali terbalik,
Kebanyakan melihat tanpa mendengar
Dan yang dilihat hanyalah tulisan
Penglihatan yang tak disertai pendengaran akan menghasilkan pemahaman yang buram

Terlebih jika tak disertai pendengaran yang sejati
Pendengaran yang bukan dari telinga fisik

فإنك لا تسمع الموت ولا تسمع الصم الدعآء اذا ولوا مدبرين
Maka sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang orang yang mati itu dapat mendengar, dan tidak pula menjadikan orang orang yang tuli itu dapan mendengarkan seruan, Apabila mereka itu berpaling membelakang"
(Ar-Rum : 52)

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...