Tentang Kemerdekaan

Yang paling sejati dari kemerdekaan adalah posisi di mana kita selesai dari batasan batasan diri kita yang muncul karena persepsi kita sendiri sendiri.

Energi Semesta Adalah Jumbuh Dengan Manusia

Seluruh Elemen Semesta Telah Manunggal dalam diri kita semua tanpa terkecuali, dan satu kunci untuk mengaksesnya adalah kesadaran anda.

Titik Agung Peradaban

segala sesuatu memiliki akar, maka akar dari peradaban yang gemilang adalah.....

Senin, 26 September 2016

Fana Fisy-Syar-i

"Kondisi melepas syariat", "kondisi tidak menjalankan syariat" dan beberapa istilah senada lainnya
Itu memang benar adanya bagi beberapa yang dikehendaki Alloh untuk melalui jalan tersebut.
Setidaknya itu untuk menunjukkan adanya percikan rahmat dan laknatNya
Atau percikan neraka dan surga ke alam jasad / dunia

Dan pelajaran kecil tentang melepas kecintaan kita terhadap bentuk materi
Syariat / tata cara itu adalah bagian dari materi

Betapa banyak para pejalan ketika diperjalankan dalam kondisi demikian
Ditambah penjelasan dari luar dirinya tentang posisi melepas syariat
Menjadikan ia berhenti atau vakum berjalan
Merasa sudah sampai pada maqom al-haqq

Tidak .... Bukan demikian
Perjalanan (suluk) itu musti berlanjut meskipun sedang berada dalam wilayah melepas syariat.

Saya beri clue bagi anda para salik yang sedang berada dalam kondisi melepas syariat
Agar perjalanan anda benar benar sampai pada haqqul iman wal islam wal ihsan.
Ketika anda tidak bersyariat, coba masuki diri anda yang sedalam dalamnya dan sejujur jujurnya
Jangan terpengaruh dari faktor luar diri untuk mendngarkan ruhani anda sediri
Apa yang anda rasakan tanpa sholat, tanpa puasa, tanpa zakat, tanpa beramal sholeh dlsb.??
Apapun jawabannya tetap lanjutkan perjalanan spiritual anda

Kalau anda masih merasa baik baik saja silahkan lanjutkan
Dan jika anda mulai merasa gelisah juga terus lanjutkan.

Anda akan mencapai suatu maqom lagi di mana bukan itu (meninggalkan syariat) yang musti dituju dan didiami
Masih ada maqom di atasnya lagi
Setelah lama meninggalkan sholat puasa dzikir lisan dlsb
Akan ada suatu rasa rindu untuk mengamalkannya lagi
Jangan ditahan kalau sampai demikian.
Kalau dengar adzan ingin segera hadir ke masjid dsb
Segera gerakkan jasad anda, jangan ditahan...

Selanjutnya akan ada pembelajaran lagi dariNya dari itu semua kepada anda.

............................
Intinya jangan pernah berhenti pada suatu kondisi / wilayah / sensasi spiritual
Terus jalan....
Karena itu semua bukan sebuah pemberhentian terakhir
Puncak dari seluruh perjalanan (suluk) kita semua ada pada kematian yang haqq...
Semoga kita semua diistiqomahkanNya dan dihusnul khotimahkanNya.
Amin
--------------------------------------------

Oke sekarang kita kembali pada judul
Fana fisy-syar'i
Bagaimana itu??
Fana fisy-syar'i ini adalah kondisi dimana anda tidak lagi terpaku pada gerak syariat tubuh lagi
Contoh ketika sholat, anda tidak lagi terpaku pada gerakannya sholat
Maksudnya meskipun raga anda sedang duduk, sujud, rukuk, berdiri hingga salam
Jiwa dan ruhani anda tetap bermi'roj menuju Alloh.
Demikian juga ketika anda puasa, meskipun jasad anda lapar
Jiwa anda tetap meluncur mi'roj ilalloh
Dan demikian juga pada syariat syariat yang lainnya
Ketika memberi (sedekah), anda tidak terpaku dengan sedekahnya anda
Yang anda lihat hanya Alloh, bukan tangan anda, bukan sesiapa yang anda beri, dan bukan apa yang anda berikan
Apapun geraknya jasad,. jiwa dan ruh kita tetap menghadap Alloh

Nah di situlah maqom yang lebih tinggi dari meninggalkan syariat.
Oke ....
Pesan kami jangan berhenti di syariat, jangan pula berhenti pada maqom melepas syariat
Dan jangan berhenti pada wilayah spiritual apapun selain haqqul wujud
Selama kematian yang haqq belum benar benar kita dapati
Jangan kita pernah berhenti bersuluk.

Wallohu'alam bish showab

Sabtu, 24 September 2016

Alloh Yang Mengatur kita atau kita yang mengatur Tuhan

Siapapun anda yang tergerak untuk membaca ini
Mari kita diam sejenak dari macam macam prasangka yang ada di dalam benak kita
Mari kita sama sama memasuki kedalaman bathin kita masing masing

Saya tidak mengatakan bahwa do'a itu adalah bentuk pengaturan kita atas kehendak tuhan
Atau do'a adalah seirama dengan ketidak ikhlasan kita menerima apa apa bentuk pemberian Alloh
Saya juga tidak mengatakan bahwa kita bisa mendikte tuhan
Karena sesungguhnya Alloh berkehendak semaunya sendiri saja
Karena memang kebijaksanaannya melebihi segala sudut pandang manusia

Yang saya maksud dengan kalimat "kita yang mengatur tuhan" sesungguhnya adalah sebuah kemustahilan
Yang menyebabkan seluruh doa kita tidak terkabulkan
Seluruh angan angan kita menjadi kosong tak berarti
Padahal sesungguhnya jika sesuatu yang terbesit di dalam benak kita itu adalah bentuk pengaturan dari Alloh
Maka hal itu akan mewujud "kun-fa-yakun"

Oke kita persantai bahasanya
Kita tentu pernah memimpikan banyak hal
Di dalam benak kita terurai banyak gambaran dan lalu menggerakkan lisan atau hati kita untuk berdoa
Dan doa itu ada terwujud dan ada yang tidak
Pernah kita memperhatikan ketika doa itu terwujud
Sesungguhnya yang menggerakkan kita untuk berdoa itu adalah Alloh?
Atau pernahkah kita menengok bahwa yang berdoa ketika doa itu tidak mewujud itu adalah refleksi hasil ego kita?
Nah ketika ego kita yang berkata kata
Atau yang membentuk suatu bayangan di dalam pikiran
Itulah yang dikatakan mendikte tuhan
Mengatur tuhan

Sudah tentu hal itu membuat tidak terkabulnya suatu permohonan
Padahal jelas jelas Alloh berfirman, "Berdoalah pasti akan Aku kabulkan", dan ditegaskan lagi oleh firmanNya (yg artinya), "dan janji Alloh itu adalah pasti"
Seringkali kalau doa kita tidak juga terkabul, kita akan mempertanyakan janji Alloh yang itu
Wajar.... Manusia....
Sungguh manusia itu sangatlah bodoh
Dalam kondisi yang demikian pun kita masih berani mempertanyakan janji tuhan
Bukannya malah intropeksi diri
Apakah kita telah terlanjur mencoba mengatur tuhan?
Ketika kita sadar bahwa kita telah mengatur tuhan,
Semestinya kita juga sadar siapa yang sedang berperan atas diri kita kala itu.
Ego, nafsu, sifat syaithoniah dan iblisiyah manusia, was was al-khonnas, yuwaswisufi shudurinnas min al-jinn wa an-nass.

Lain halnya kalau yang berperan di dalam diri kita adalah Alloh
Lisan kita, hati kita, benak kita, segala sesuatu yang ada di dalam diri kita adalah haqq Alloh
Yang menggerakkan kita berdoa adalah Alloh
Maka sudah barang tentu gerak selanjutnya yang untuk merealisasikan doa juga adalah merupakan af'al / gerak Alloh

Misal begini, ketika kita sudah berputus asa terhadap dunia
Lalu kita bertekad meninggalkan dunia
Lari beranjak ke Alloh
Dan berserah diri secara total kepadaNya
Ketika begitu kuatnya kita berasyik masyuk dengan Alloh
Kok tiba tiba muncul benak yang sangat kuat dan sangat meyakinkan bahwa kita masih harus menata dunia
Sehingga menjadi baldatun toyyibatun warobbun al-ghofur
Begitu pun selanjutnya kok kita terasa bergerak begitu ringan atas segala perbuatan yang merubah sesama ke arah yang lebih positif
Dan lisan kita ketika berdoa pun semuanya secara tiba tiba / spontan saja
Dan semua doa terealisasi
Di situlah letak pengaturan Alloh

Nah selanjutnya bagaimana agar kita semua dapat mencapai posisi itu?
Posisi yang segala sesuatunya digerakkan oleh Alloh
Posisi dimana Diri kita menjadi wadah tajalliNya Alloh, bukan tajallinya nafsu , was was , syaiton dan iblis

Yang pertama dan pasti adalah anda / kita musti sering sering berada dalam kondisi hening, sunyi, diam, kosong
Hening dari prasangka, sunyi dari pemikiran, diam dari berbagai gagasan, kosong atas keinginan.
Ini dapat kita latih (riyadhohi) melalui Dzikir Nafas Tahap Satu.

Seba'da itu sandarkan dan sadarkan diri anda hanya kepada Alloh dengan melatih dalam setiap masuk dan keluarnya nafas dibarengi dengan dzikir Huu Alloh.

Hal ini bermanfaat untuk mengabaikan ego nafsu kita
Dan mengembalikan seluruh eksisitensi diri kita kepada Alloh.
Selanjutnya latih untuk jumeneng
Yaitu tegap lurus ke Alloh
Suluk / berjalan kehadiratulloh
Ini dapat anda latih secara kontinyu dengan dzikir nafas tahap 3.

Selanjutnya terserah Alloh hendak mentajallikan DiriNya , af'alNya seperti apa dalam diri kita

Kita tak perlu takut untuk berjalan kehadiratnya
Penguasaan ilmu dan amalan bukanlah tolok ukur utamanya untuk mencapai maqom fana fillah tersebut
Tolok ukur utamanya adalah kebulatan tekad kita untuk melebur dalam kuasa Alloh
Dengan membersihkan seluruh bentuk ego diri kita
Semoga hal ini bermanfaat untuk kita semua
Yang merindukan Alloh

Kamis, 22 September 2016

Cahaya Nubuwwah al-Qur'an

Suatu ketika Rosululloh s.a.w bersabda yang menyatakan bahwa ganjaran setiap satu ayat dari al-qur'an itu memiliki 10 pahala atau keutamaan. Dan beliau juga menegaskan bahwa alif lam mim itu bukanlah satu kesatuan, melainkan alif merupakan satu huruf, lam satu huruf, dan mim juga satu huruf.

Oke kita tidak hendak bermain main dengan banyak hadist risalah nabi
InsyaAlloh saya ajak siapapun yang membaca tulisan ini untuk dapat benar benar mendapati kutamaan per huruf nya dari al-qur'an tersebut
Saya juga tidak boro boro mengajak anda memahami maknanya terlebih dahulu.

Suatu ketika rasul s.a.w juga mengingatkan bahwa al-qur'an juga bisa melaknat sesiapa yang membacanya.
Naudzu billah min dzalik

Intinya bagaimana kita tetap berada dalam jalan yang lurus ketika membaca al-qur'an
Sehingga kita mendapat keutamaan dan terhindar dari laknat darinya

"Menurut saya cak, al-qur'an itu akan melaknat pembacanya ketika ia hanya dibaca saja tanpa dipahami maknanya"
"Menurut saya cak, al-qur'an itu akan melaknat pembacanya yang tidak memperhatikan bacaan dan tajwidnya, karena itu akan merubah makna al-qur'an"
"Menurut saya, laknat itu akan muncul kepada mereka yang ngawur menerjemahkan al-qur'an. Yaitu yang tidak mengikuti penafsiran para ulama terdahulu"
Setidaknya itu pernyataan yang sering menghampiri saya.

Ketiga contoh pendapat tersebut tidak ada yang salah, semua memiliki kebenarannya masing masing
"Lho kok gitu?"
Iya. Al-qur'an itu sangat luas jangkauannya. Ia sangat bisa dan sangat mungkin melaknat pembacanya dari masing masing 3 permisalan pendapat di atas.
Kalau kita hanya membaca tanpa memahami maknanya, itu juga membuka kesempatan turunnya laknat qur'an tapi juga bisa menurunkan rahmat Alloh melalui al-qur'an

Sekarang mari kita pahami,
Apa itu rahmat / pahala / ganjaran
Dan apa itu laknat
Setidaknya secara luas, pemahaman yang global tentang rahmat / pahala / ganjaran ini adalah suatu keadaan yang membuat hati kita bungah (berbunga bunga) ; bahagia karena suatu kenikmatan
Dengan kata lain, kalau anda sholat/dzikir/membaca qur'an kok tiba tiba anda mendapatkan suatu ketenangan bathin
Kebungahan jiwa atau pencerahan baru
Maka dapat dikatakan disitulah percikan rahmat itu sedang membelai anda

Sebaliknya, laknat adalah sesuatu yang membuat hati kita menyempit, gelisah, gundah dan semacamnya.
Entah ketika kita sholat / dzikir / membaca al-qur'an kok kita justru merasakan kesempitan atau kegelisahan
Disitulah satu indikasi kita sedang diperciki oleh laknat
Nauzu billah

Oke.......
Saya harap pembaca sudah pernah mempraktikkan dzikir nafas
Atau beberapa metode lainnya untuk berlaku suluk.
Karena dengan sebuah praktikum perjalanan suluk, insyaAlloh kita akan mudah memahami hal ini.

Bismillah.
Kalau kita bersuluk, kita mengaktifkan kesadaran kita untuk menyadari akan posisi kita dengan Alloh
Maka disitu dapat kita rasakan dengan sangat jelas adanya perbedaan antara ketika kita sadar alloh dan ketika tidak menyadari adanya Alloh.
Ketika sadar Alloh kita akan merasakan kelapang jiwa
Dan ketika kita lalai di situ kita akan mendapati kegelisahan.

Nah dari sini kita insyaAlloh akan paham, ternyata laknat itu akan hinggap ketika kita tidak menyadari posisi kita dengan Alloh.

Demikian pulalah ketika membaca al-qur'an,
Tolak ukur hadirnya rahmat atau laknat bukanlah dari seberapa pandai kita membacanya, menterjemahkannya, atau menafsirkannya.
Melainkan seberapa kita mnyadari posisi kita dengan Alloh tatkala kita membaca firmanNya tersebut

Kalau anda membaca satu huruf saja dengan sadar Alloh secara penuh
Saya yakin getaran iman yang disebut sebgai khouf itu akan menjalari tubuh kita
Namun getaran khouf itu tidak menghadirkan kegalauan atau kesempitan
Melainkn justru menghadirkan kelapangan, pencerahan dan keimanan
Itu tanda bahwa rahmat alloh melalui al-qur'an membasuh diri kita

Hal ini sangat mungkin terjadi meski tanpa kita tahu dulu artian hurufnya.
Jadi meskipun anda membaca al-quran dengan apa adanya (tanpa paham filosofi atau makna per huruf)
Limpahan rahmatNya tetap bisa mengalir kepada Anda
Meskipun anda membaca satu jus secara kontinyu, tanpa membaca terjemahannya.
Masih sangat mungkin rahmat itu turun bagi anda.
Meskipun anda membaca dengan lisan yang kurah fasih secar tajwid
Tapi kesadaran anda atas Alloh kok memancar tegap
Sangat mungkin rahmat itu akan membanjiri anda

Demikian pun sebaliknya
Meskipun kita fasih secara tajwid, pandai bahasa arab, dan pandai tafsir qur'an
Namun sama sekali tidak ada kesadaran ilahiah (sadar Alloh) ketika membaca, menterjemahkan, atau menafsirkan al-qur'an
Sangat mungkin hal tersebut akan melimpahkan laknat kepada kita
Naudzu billah min dzalik

Semoga Alloh senantiasa meridhoi kita dan memposisikan kita dalam kesadaran ilahiah.
Amin

Rabu, 21 September 2016

Menggapai Sholat Daim dengan Dzikir Nafas

Tentang pengetahuan dan penjabaran sholat daim, semua sudah bisa diakses di google
Bahkan hampir seluruh penjabaran keilmuan yang dulu sangat sangat rahasia, kini sudah seolah bukan rahasia lagi
Yang dahulu untuk memperoleh suatu penjabaran keilmuan diperlukan perjalanan pencarian dan petualangan yang harus melintasi berbagai daerah
Kini anda / kita sudah bisa hanya dengan membuka hp atau pc.
Yaa ini memang zaman percepatan
Seluruh ilmu dibuat singkat proses penemuannya oleh Alloh.
Browsing jadi.

Tapi ...........

Inti dari ilmu itu yang tidak bisa kita temukan di google
Saripati ilmu itu tidak bisa kita temui hanya dengan membaca dan menyimpannya dalam memori otak saja
Rasa ; nikmat dari saripati ilmu itu hingga kini masih tersimpan di dalam keheningan dan kesucian
Yang tetap tak akan terjamah meskipun berjuta rujukan ilmiah kita kantongi
Selama kita tidak berjalan dengan suatu metode pejalanan,
Sholat daim mustahil anda rangkul secara haqq
Tanpa kita istiqomah menekuni suatu metode perjalanan,
Mustahil sholat daim itu terwujud

Jalan .... Iya jalan ........
Bukan diam diri tanpa bergerak
Kalau yang diam adalah jasad masih tidak masalah dan memang harus ada suatu waktu dimana jasad harus benar benar diam sediam diamnya
Namun kalau yang vakum adalah jiwanya
Ia diam ditempat tanpa beranjak sedikitpun kehadiratulloh
Itu yang salah

Yang namanya suluk itu adalah suatu proses perjalanan
Nonsen kita koar koar tentang sholat daim kalau jiwa kita sama sekali tidak beranjak mendekat kehadiratulloh
Nonsen kita bicara tentang sholat daim jika yang bergerak adalah pikirannya, bukan jiwanya.

Maka suatu metode semacam dzikir itu diperlukan
Untuk mendiamkan pikiran dan belajar menjalankan jiwa
Jalan ke mana? Bukankah Alloh itu dekat?!
Mengenai hal ini sudah banyak saya tuliskan, lain waktu saja jika Alloh menghendaki, akan kita bahas lagi

Nah salah satu metode yang tetap menjadi andalah dari dulu untuk melatih perjalanan jiwa ini adalah Dzikir Nafas
Dzikir yang memanfaatkan nafas pemberian Alloh untuk kita gunakan sebagai tasbih
Kita iringi setiap tarikan dan hembusan nafas ini dengan dzikir.
Oke .... Selanjutnya anda bisa langsung mempraktikkan dzikir nafas ini, bisa ke sini atau ke sini untuk metodenya

Atau langsung lihat gambar di bawah ini


Haya' (malu) merupakan Buah Penyaksian

Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Az Zuhri dari Salim dari Ayahnya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendengar seseorang memberi nasehat kepada saudaranya tentang rasa malu, lalu beliau bersabda: "Rasa malu itu adalah bagian dari iman". (HR. Ahmad)
dari Abdullah bin Umar radliallahu 'anhuma; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melewati seorang laki-laki yang tengah mencela saudaranya karena malu, kata laki-laki itu; "Sesungguhnya kamu selalu malu hingga hal itu akan membahayakan bagimu." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Biarkanlah ia, karena sesungguhnya sifat malu itu termasuk dari iman." (HR. Bukhori)
Seorang salik, pejalan spiritual, mustahil ia tidak memiliki rasa malu (khaya')
Entah itu terhadap sesama, terlebih kepada Yang Maha Esa (Alloh)
Bagaimana malu itu muncul?
Rasa malu itu bisa muncul karena ia memandang apa yang dihadapannya lebih mulia daripada dirinya sendiri
Bukan berarti tidak percaya diri
Malu muncul memang karena adanya keyakinan / iman di dalam diri
Iman yang diperoleh secara nyata
Benar benar menyaksikan keagungan siapa yang sedang dipandangnya
Seorang santri atau salik, jika ia mengetahui keunggulan gurunya tentunya ia akan malu untuk bertutur kata atau berlaku yang kurang baik di hadapan gurunya
Dan ternyata hal ini juga berlaku di setiap lini kehidupan
Dimana jika kita memandang apapun yang lebih unggul dari kita, maka kita akan merasa malu dihadapannya.
Tapi ini dalam lingkup materi
Sekarang kita masuk ke dalam lagi
Siapa yang anda pandang saat ini?
Seluruh materi pada dasarnya adalah sama
Kalau kita menyaksikan kebenaran bahwa seluruh yang bersifat materi ini pada dasarnya sama
Maka kita akan bersikap zuhud terhadap materi
Yaitu bersikap sederhana, apa adanya, dan biasa biasa saja
Sedangkan jika kita bermakrifat
Mengetahui secara haqq atas Alloh Yang Maha Segalanya
Maka malu (haya') ini akan muncul secara otomatis
Zuhud lagi jadinya
Bersikap biasa biasa saja terhadap materi yang dalam islam sering disebutkan sebagai dunia
Malu kepada Alloh jika harus memendam banyak keinginan mengenai dunia
Malu jika ia berbuat sesuatu yang tidak diperintahkanNya.
Malu kalau musti ingkar,
Dan lain sebagainya.
Nah kunci malu adala makrifat secara haqq kepada Alloh.
Di mana anda / kita benar benar menemukan dan menyaksikan
Bahwa hanya Alloh lah yang tiada duanya, tiada tandingannya
Dan menyaksikan secara haqq bahwa diri kita, dunia ini, seluruh materi di alam
Adalah sangat kecil jika dihadapkan padaNya....
Salam salam salam .....
Semoga Alloh melimpahkan kemakrifatan kepada kita semua
Dan menyuburkan iman secara haqq
Amin

Selasa, 13 September 2016

Spirit Wudhu Subuh

Subuh adalah sebuah spirit
Dimana ketika kesadaran kita mulai terbangun
Yang kita sadari pertama kali adalah Alloh
Dengan rasa syukur yang terdalam kepada Alloh
Rasa syukur yang sangat jujur
Bahwa kita masih bersama Alloh
Tidak terlelap dan terus lelap dalam kenikmatan
Tanpa hadirnya kesadaran

Nyawa hidup yang kian bangkit
Ada di setiap nafas penujuru subuh
Tak ada yang lain dan sesuatu apapun
Yang dituju selain Dzat Yang Maha Hidup
Yang telah menghidupkan dan meniupkan nafas hidup

Subuh adalah nyawa hidup
Ketika hampir seluruh sendi otot tubuh kita beristirahat dan mulai bangun lagi
Gerak rokaat subuh merenggangkannya lagi dengan demikian indah
Air wudhu membasuh kekotoran wajah dengan damainya
Entah itu wajah fisik, bathin, mental, pikiran maupun wajah eksistensi diri kita

Yang luntur dibasuh oleh wudhu adalah kekafiran dan kekufuran kita
Segala hal yabg menutupi ubun ubun kesadaran kita
Itulah yang dibasuh oleh air wudhu
Kerak di tangan yang menghalangi untuk membantu sesama
Kerak di kaki yang menghalangi untuk melangkah dalam kebaikan
Kerak di mulut yang menghalangi untuk berkata baik
Kerak di wajah yang menghalangi untuk menatap kebaikan
Kerak di telinga yang menghalangi untuk mendengarkan kebaikan
Kerak di kepala yang menghalangi kesadaran suci dari Alloh
Kerak di leher yang menghalangi untuk menegakkan keadilan
Kerak di hidung yang menghalangi hidup untuk lebih sadar dan jujut menginduksi seluruh sendi diri
Agar kembali pada gerbang cahaya yang semula ada dan selalubada di dalam diri kita masing masing
Itu semualah yang dibasuh oleh wudhu

Hidung yang bertasbih akan membuat oksigen yang masuk tidak menjadi sia sia
Ia masuk membawa kesadaran dan dzikir
Merangkul seluruh darah yang mengaliri diri untuk terus berdzikir dan sadar
Ia (darah) yang berdzikir ketika mencapai dan bersentuhan dengan dada
Ia akan menggetarkan dan memancar keluar menginduksi lingkungan sekitar
Untuk turut berdzikir dan kembali kepada dzat yang maha hidup
Alloh Azza Wa Jalla

Ketika ia bersinggungan dan menyentuh otak
Ia akan membersihkan otak dari segala prasangka dan persepsi juga pemikiran yang menyesatkan
Ia akan menjernihkan akal pikiran
Menjadikan ia suci dan dapat mengambil berbagai hikmah dari kesucian yang ia temukan itu

Ketika ia mencapai ubun ubun
Ia membersihkan dan membuka ubun ubun untuk menjadi jalan masuknya ilhamulloh
Kalam / firman dari Alloh untuk siapapun yang membutuhkan
Termasuk untuk dirinya sendiri

Fasalamun qoulan min robbi ar-rohim
Wamtazul yauma ayyuhal mujrimun

Minggu, 11 September 2016

Padang Arofah Di Sini Saat Ini

Pagi yang penuh berkah
Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan oleh Alloh untuk menikmati hari arofah yang penuh berkah ini
Saya tidak akan membahan tentang dalil dalil keutamaan hari arofah
Dan keutamaan puasa di dalamnya

Karena kita memang tidak perlu memburu keutamaan
Yang perlu kita lakukan adalah amaliah dengan sungguh sungguh kehadirat Alloh s.w.t saja

Oke bismillah .......
Kita yang belum sempat menginjakkan kaki di tanah suci baitullah makkah,
Perlu bersyukur bahwasannya Alloh tidak membatasi pahala haji hanya bagi mereka yang telah naik pesawat dan sampai di sana (makkah dan madinah)
Banyak kisah yang memang menunjukkan hal ini
Bukan berarti yg di sana nihil muatan. Tidak

Kita ber-arofah dan ber-haji di mana Alloh menempatkan kita saat ini
Sungguh, menghadap kepadaNya memang tidak dibatasi apa pun
Tidak dibatasi ruang dan waktu.
Anda yang saat ini sedang diposisikan oleh Alloh di rumah atau ditempat kerja
Masih bisa melakukan amalan haji secara bathiniah
InsyaAlloh tetap memiliki bobot

Sudah mafhum memang dalam kalangan sufi (pengamal tasawuf)
Bahwa baitulloh yang paling real adalah di dalam dada kita sendiri
Tempat towaf, sa'i dan lain sebagainya juga ada di dalam diri kita masing masing

Sekarang mari kita aplikasikan
Bagaimana berhaji secara bathin itu
Anda yang sudah sering berlatih dzikir nafas dan menemukan adanya daya nafas
Tentu dapat dengan mudah (insyaAlloh) untuk menyamakan frekwensi kita dengan frekwensi yang ada di tanah suci sana
Tapi bagaimana bagi sebagian kita yang belum sempat berlatih dzikir nafas sebelumnya
Atau bagi yang sudah berlatih tapi belum diberi kesempatan oleh Alloh untuk menemukan daya nafas itu?

Baiklah sekarang saya ajak anda semua untuk menenangkan bathin kita dahulu
Mendiamkan pikiran kita
Jangan memaksa pikiran untuk berbuat apa apa
Jika tiba di dalam pikiran terbesit sesuatu abaikan saja

Baik... Tetap tenang dalam kondisi itu
Sekarang sadari Alloh yang berada di balik nafas anda
Yang meniupkan kehidupan kedalam diri kita
Yang maha luas dan maha berkehendak tak terbatas apa pun
Sadari Alloh dan panggil Dia dengan lembut dan penuh tawadhu' .....
"Yaa Alloh panggil hamba ya Alloh, izinkan hamba untuk bersilaturahmi kepadaMu ya Alloh, perjalankan hamba untuk menemuimu ya Alloh"

Tetap dalam posisi pikiran diam
Hanya sadari Alloh dan seru Alloh di dalam bathin ... Huu Alloh ....
Laa ilaha illalloh .....
Sadari Alloh yang menghidupkan kita dan yang paling berperan dan paling berhak untuk menggerakkan kita
Baik secara lahir maupun bathin.....

Terus panggil Dia ... Dengan kesadaran ....
Yaa Alloh ...... Huu ya Alloh .......
Sampai terasa panggilan dan jemputan dariNya
Labbaikallohumma Labbaik....
Ya Alloh hamba ridho dan berserah diri untuk berjumpa denganMu ....

Bebaskan diri anda dan ikuti gerak panggilanNya tersebut
Terus ikuti panggilanNya .....
Jangan berhenti berserah sampai Alloh mengharuskan anda berhenti berthowaf dan bersa'i .....

.................
Alhamdulillah .... Bersyukurlah jika sudah demikian,

Demikian sedikit tentang praktiknya
Semoga tidak berhenti di bacaan dan wawasan saja
Tapi juga bisa kita kerjakan saat ini dan di sini ....
Di mana Alloh memposisikan diri kita saat ini ..

Semoga bermanfaat....
Wa billahi taufiq wal hidayah
Wassalamu'alaikum warohmatullohi wa barokatuh

Jumat, 09 September 2016

Tauhid Bukanlah sebuah Konsep

Banyak yang berhenti di tengah jalan
Ketika menerjemahkan agama sebagai sebuah konsep
Teori ataupun dogma

Islam bukanlah agama teori
Apa yg tampak seolah teori dalam islam
Harusnya dijalankan
Karena itu jika dijalankan dengan benar maka akan membawa kita pada suatu penyaksian maha nyata

Penyaksian itulah yang disebut sebagai syahadat.

Alam kepasrahan dan penyaksian bukanlah alam pikir
Alam hayal dan halusinasi
Bukan itu semua
Melainkan alam bathin spiritual

Sedikit beda antara alam khayal dan alam bathin
Adalah letak antara sadar dan tidak
Alam bathin spiritual membawa kita pada wilayah yang sangat sadar
Bukan lagi diambang sadar atau tidak sadar

Namanya Maha Nyata
Adalah penyaksian yang sebenar benarnya menyaksikan
Bukan dengan prasangka dan halusinasi keilmuan

Ilmu itu buah dari penyaksian
Jika memang kita islam
Bukan sebaliknya

Agama Kosong

Agama islam ini dibangun dengan kesederhanaan dan zero (kosong)
Maksudnya zero di sini adalah tengah tengah
Tidak muluk muluk juga tidak galau galauan
Tidak over dan tidak kurang
Cukup dan sedang

Maka firman Alloh ada yang menyimpan pesan agar kita selalu berada di tengah tengah (wustho)
Agar kita tidak melalaikan sholat wustho tersebut

Ya zero itulah tali Alloh itu
Posisi di mana kita tidak berangan angan dan tidak pula terlalu menyesal akan hal yang sudah sudah.
Yaa saat ini
Seperti yg pernah disampaikan oleh nabi isa a.s, "waktu itu hanya ada 3, kemarin, besok dan sekarang. Kemarin sudah terlewat dan tak perlu terlalu kita pikirkan, esok masih belum terjadi dan tidak perlu kita risaukan. Sekarang inilah waktu yang musti kita laksanakan dan jalani dengan sebaik baiknya."

Kembali lagi pada agama yang tidak ke kiri dan ke kanan.
Zero sebaiknya memang kita amalkan benar benar
Apa yang terjadi saat ini lah yang musti kita jalani

Minggu, 04 September 2016

Sholat Sebagai Gerbang Spiritual

Rosululloh s.a.w pernah bersabda kepada para sahabat
"Sholat itu ibarat sungai yang mengalir di depan rumahmu, yang airnya kamu gunakan untuk mandi sebanyak lima kali dalam sehari. Jika demikian apakah kalian akan menemukan kotoran barang sedikitpun di dalam tubuh kalian?"

Sabda beliau s.a.w juga, "Yang pertama kali dipertanyakan di dalam kuburmu kelak adalah tentang sholatmu"

Sabda beliau s.a.w juga, "Sholat itu merupakan mi'rojnya orang - orang mukmin"

-----------------------
kalau kita menyaksikan diri kita sendiri
yakni kita temui bathin kita sendiri
kita akan menemukan bahwa diri kita yang berupa jasad ini memang sejatinya adalah kematian
maksudnya mati, ia bisa diibaratkan sebagai kuburan
yaitu yang memendam wajah hidup dibaliknya

"yang pertama kali dipertanyakan di dalam kubur adalah sholat kita"
kalau kita jujur mendengarkan nasihat - nasihat bathin
(karena rosululloh sendiri juga telah bersabda, "mintalah fatwa pada bathinmu sendiri")
kita akan mendapati bahwa bathin yang terkubur oleh jasad itu akan selalu mempertanyakan / memberikan dorongan tentang sholat
baik itu berupa sholat fardhu, sunnah, maupun sholat yang tak terbatasi oleh waktu
sholatud-daim ; sholat yang berkepanjangan

nah kalau kita mengikuti nasihat bathin ini, tentu kemudian kita akan terdorong untuk melakukan banyak perbuatan - perbuatan yang hasan / baik
maka sudah sangat tidak mengherankan bahwa dikatakan jika sholatnya saja sudah baik dalam pertanyaan di kubur itu, tentulah segala amaliah lainnya akan baik pula
demikian juga hal ini bertautan dengan firman Alloh s.w.t yang menyatakan bahwa Sholat itu akan mencegah kita dari perbuatan yang keji dan mungkar

sudah barang pasti demikian
karena ketika kita sholat, yang ada di hadapan kita adalah Alloh secara langsung
tidak mungkin kita akan terjerumus dalam hal yang ingkar jika kita benar - benar berhadapan dengan Alloh

oke selanjutnya adalah mengapa saya katakan sholat sebagai gerbang spiritual
karena dari sholat inilah dimensi spiritual - spiritual akan kita tapaki
anda jangan membayangkan hal - hal yang berhubungan dengan makhluk astral dahulu
karena saya sama sekali tidak akan menyentuhnya

spiritual yang suci adalah spiritual yang terbebas dari makhluk astral
karena sejatinya makhluk astral adalah menghuni dimensi materiil juga
maka sudah sepantasnya kita meninggalkan hal - hal tersebut
spiritual nan suci adalah spiritual yang menuju kepada Alloh

menuju bagaimana? bukankah Alloh sudah sangat dekat dengan kita sekarang ini?
iya. rahsa Alloh memang dapat kita temui saat ini
tapi ingat, Rosululloh s.a.w sendiri menemui Alloh s.w.t tidak dalam dunia materi
beliau s.a.w musti dibawa oleh Alloh menuju singgasananya dan suatu dimensi yang bahkan malaikat jibril pun tidak dapat menembusnya

kita dapat menyadari dan menemui Alloh di dunia ini sebagai bentuk ihsan kita
yaitu rahsa seolah - olah bertemu
hakikat dzatulloh sendiri tidak dapat dicapai apapun dari bagian diri ini selain diri yang telah diridhoi oleh Alloh untuk menemui hakikat diriNya secara haq,

kembali pada pembahasan
Sholat sebagai gerbang spiritual
adalah bahwa ketika kita memasuki sholat
sebaiknya setelah kita mengaktifkan kesadaran kita bahwa kita sedang menghadap Alloh
juga kita gerakkan jiwa melangkah kehadiratNya secara haq
bagaimana cara melangkahkan jiwa kita?
mengenai hal ini seebaiknya anda sering - sering berlatih dzikir nafas tahap ke-3
kita langkahkan kemana arah jiwa kita?
kita langkahkan kepada Alloh Yang Maha Tak Terbatas, Laitsa Kamitslihi Syai'un
bagaimana itu?
yaa kita jangan menyangka nyangka apapun tentang dztulloh itu
kita kosong dan berserah diri secara totalitas kepadaNya

semoga Alloh memberikan ridho dan kesempatan kepada siapapun yang membaca dan mempraktikkan hal ini.
al-fatihah,,,
amin

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...