Rabu, 21 September 2016

Haya' (malu) merupakan Buah Penyaksian

Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Az Zuhri dari Salim dari Ayahnya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendengar seseorang memberi nasehat kepada saudaranya tentang rasa malu, lalu beliau bersabda: "Rasa malu itu adalah bagian dari iman". (HR. Ahmad)
dari Abdullah bin Umar radliallahu 'anhuma; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melewati seorang laki-laki yang tengah mencela saudaranya karena malu, kata laki-laki itu; "Sesungguhnya kamu selalu malu hingga hal itu akan membahayakan bagimu." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Biarkanlah ia, karena sesungguhnya sifat malu itu termasuk dari iman." (HR. Bukhori)
Seorang salik, pejalan spiritual, mustahil ia tidak memiliki rasa malu (khaya')
Entah itu terhadap sesama, terlebih kepada Yang Maha Esa (Alloh)
Bagaimana malu itu muncul?
Rasa malu itu bisa muncul karena ia memandang apa yang dihadapannya lebih mulia daripada dirinya sendiri
Bukan berarti tidak percaya diri
Malu muncul memang karena adanya keyakinan / iman di dalam diri
Iman yang diperoleh secara nyata
Benar benar menyaksikan keagungan siapa yang sedang dipandangnya
Seorang santri atau salik, jika ia mengetahui keunggulan gurunya tentunya ia akan malu untuk bertutur kata atau berlaku yang kurang baik di hadapan gurunya
Dan ternyata hal ini juga berlaku di setiap lini kehidupan
Dimana jika kita memandang apapun yang lebih unggul dari kita, maka kita akan merasa malu dihadapannya.
Tapi ini dalam lingkup materi
Sekarang kita masuk ke dalam lagi
Siapa yang anda pandang saat ini?
Seluruh materi pada dasarnya adalah sama
Kalau kita menyaksikan kebenaran bahwa seluruh yang bersifat materi ini pada dasarnya sama
Maka kita akan bersikap zuhud terhadap materi
Yaitu bersikap sederhana, apa adanya, dan biasa biasa saja
Sedangkan jika kita bermakrifat
Mengetahui secara haqq atas Alloh Yang Maha Segalanya
Maka malu (haya') ini akan muncul secara otomatis
Zuhud lagi jadinya
Bersikap biasa biasa saja terhadap materi yang dalam islam sering disebutkan sebagai dunia
Malu kepada Alloh jika harus memendam banyak keinginan mengenai dunia
Malu jika ia berbuat sesuatu yang tidak diperintahkanNya.
Malu kalau musti ingkar,
Dan lain sebagainya.
Nah kunci malu adala makrifat secara haqq kepada Alloh.
Di mana anda / kita benar benar menemukan dan menyaksikan
Bahwa hanya Alloh lah yang tiada duanya, tiada tandingannya
Dan menyaksikan secara haqq bahwa diri kita, dunia ini, seluruh materi di alam
Adalah sangat kecil jika dihadapkan padaNya....
Salam salam salam .....
Semoga Alloh melimpahkan kemakrifatan kepada kita semua
Dan menyuburkan iman secara haqq
Amin

0 comments:

Posting Komentar

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...