Senin, 26 September 2016

Fana Fisy-Syar-i

"Kondisi melepas syariat", "kondisi tidak menjalankan syariat" dan beberapa istilah senada lainnya
Itu memang benar adanya bagi beberapa yang dikehendaki Alloh untuk melalui jalan tersebut.
Setidaknya itu untuk menunjukkan adanya percikan rahmat dan laknatNya
Atau percikan neraka dan surga ke alam jasad / dunia

Dan pelajaran kecil tentang melepas kecintaan kita terhadap bentuk materi
Syariat / tata cara itu adalah bagian dari materi

Betapa banyak para pejalan ketika diperjalankan dalam kondisi demikian
Ditambah penjelasan dari luar dirinya tentang posisi melepas syariat
Menjadikan ia berhenti atau vakum berjalan
Merasa sudah sampai pada maqom al-haqq

Tidak .... Bukan demikian
Perjalanan (suluk) itu musti berlanjut meskipun sedang berada dalam wilayah melepas syariat.

Saya beri clue bagi anda para salik yang sedang berada dalam kondisi melepas syariat
Agar perjalanan anda benar benar sampai pada haqqul iman wal islam wal ihsan.
Ketika anda tidak bersyariat, coba masuki diri anda yang sedalam dalamnya dan sejujur jujurnya
Jangan terpengaruh dari faktor luar diri untuk mendngarkan ruhani anda sediri
Apa yang anda rasakan tanpa sholat, tanpa puasa, tanpa zakat, tanpa beramal sholeh dlsb.??
Apapun jawabannya tetap lanjutkan perjalanan spiritual anda

Kalau anda masih merasa baik baik saja silahkan lanjutkan
Dan jika anda mulai merasa gelisah juga terus lanjutkan.

Anda akan mencapai suatu maqom lagi di mana bukan itu (meninggalkan syariat) yang musti dituju dan didiami
Masih ada maqom di atasnya lagi
Setelah lama meninggalkan sholat puasa dzikir lisan dlsb
Akan ada suatu rasa rindu untuk mengamalkannya lagi
Jangan ditahan kalau sampai demikian.
Kalau dengar adzan ingin segera hadir ke masjid dsb
Segera gerakkan jasad anda, jangan ditahan...

Selanjutnya akan ada pembelajaran lagi dariNya dari itu semua kepada anda.

............................
Intinya jangan pernah berhenti pada suatu kondisi / wilayah / sensasi spiritual
Terus jalan....
Karena itu semua bukan sebuah pemberhentian terakhir
Puncak dari seluruh perjalanan (suluk) kita semua ada pada kematian yang haqq...
Semoga kita semua diistiqomahkanNya dan dihusnul khotimahkanNya.
Amin
--------------------------------------------

Oke sekarang kita kembali pada judul
Fana fisy-syar'i
Bagaimana itu??
Fana fisy-syar'i ini adalah kondisi dimana anda tidak lagi terpaku pada gerak syariat tubuh lagi
Contoh ketika sholat, anda tidak lagi terpaku pada gerakannya sholat
Maksudnya meskipun raga anda sedang duduk, sujud, rukuk, berdiri hingga salam
Jiwa dan ruhani anda tetap bermi'roj menuju Alloh.
Demikian juga ketika anda puasa, meskipun jasad anda lapar
Jiwa anda tetap meluncur mi'roj ilalloh
Dan demikian juga pada syariat syariat yang lainnya
Ketika memberi (sedekah), anda tidak terpaku dengan sedekahnya anda
Yang anda lihat hanya Alloh, bukan tangan anda, bukan sesiapa yang anda beri, dan bukan apa yang anda berikan
Apapun geraknya jasad,. jiwa dan ruh kita tetap menghadap Alloh

Nah di situlah maqom yang lebih tinggi dari meninggalkan syariat.
Oke ....
Pesan kami jangan berhenti di syariat, jangan pula berhenti pada maqom melepas syariat
Dan jangan berhenti pada wilayah spiritual apapun selain haqqul wujud
Selama kematian yang haqq belum benar benar kita dapati
Jangan kita pernah berhenti bersuluk.

Wallohu'alam bish showab

0 comments:

Posting Komentar

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...