Sabtu, 08 Oktober 2016

Lahirnya Ulama Su' (jahat)

Sebelumnya, tulisan ini sebaiknya tidak digunakan untuk menganalisis orang lain. Melainkan sebaiknya untuk mengkoreksi diri sendir. Salam santun dan hormat.

Rosululloh s.a.w pernah berpesan bahwa diakhir zaman akan bermunculan ulama ulama su' (jahat)
Beliau bersabda, “Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Di hadapan manusia mereka memakai baju dari bulu domba untuk memberi kesan kerendahan hati mereka, lisan mereka lebih manis dari gula namun hati mereka adalah hati serigala (sangat menyukai harta dan kedudukan). Allah berfirman, “Apakah dengan-Ku (kasih dan kesempatan yang Kuberikan) kalian tertipu ataukah kalian berani kepada-Ku. Demi Diriku, Aku bersumpah. Aku akan mengirim bencana dari antara mereka sendiri yang menjadikan orang-orang santun menjadi kebingungan (apalagi selain mereka) sehingga mereka tidak mampu melepaskan diri darinya.” (HR. Tirmidzi).

Diriwayatkan bahwa Allah Ta’ala memberi wahyu kepada Nabi Daud a.s, “Wahai Daud jangan engkau jadikan antara Aku dan antara dirimu seorang alim yang sudah tergoda oleh dunia, sehingga ia bisa menghalangimu dari jalan mahabbah-Ku. Karena sesungguhnya mereka adalah para perampok yang membegal jalan hamba-hamba-Ku. Sesungguhnya hukuman terkecil yang Aku kenakan untuk mereka adalah Aku cabut kelezatan bermunajat dari hati mereka.” (Jami’ Bayan al-Ilmi, Ibnu Abdil Bar).

Oke kita pelajari diri kita sendiri sendiri
Ulama adalah merupakan bentuk jamak dari alim yang berarti orang berilmu
Orang berilmu secara umum adalah siapapun yang menguasai suatu keilmuan
Sangat bisa jadi kita adalah salah satunya namun tidak kita sadari

Siapapun kita, apapun disiplin ilmu yang telah kita miliki
Adalah satu hal yang musti benar benar kita amalkan atau setidaknya kita sikapi secara jujur
Tidak disalah gunakan dalam hal apapun
Fiqh misalnya, tidak digunakan untuk menyalahkan pendapat yang lain sehingga ia menjadi pemenang dalam suatu perdebatan
Atau tasawuf misalnya, tidak digunakan untuk menyerang atau mengkafirkan sesama.

Namun sebenarnya ulama su' hanya benar benar dapat terlahir tatkala ilmu itu tidak benar benar merasuk dalam urat nadi si pemegang ilmu
Yaa dengan kata lain ulama su' adalah sama dengan kaum khawarij yang pernah digambarkan oleh nabi s.a.w sebagai golongan yang membaca al-qur'an namun bacaannya tersebut tidak sampai melewati tenggorokannya.

Ada beberapa tanda cikal bakal calon ulama su' dalam diri kita
1. Ilmu yang tidak kita amalkan
2. Sibuk memandang luar diri dan sering menyalahkan apapun dan siapapun yang tidak selaras dengan dirinya
3. Tidak menjalin komunikasi dengan Alloh sang pemilik ilmu
4. Tidak menjalin silaturrahmi dengan rosululloh.

Tanda tanda yang sangat nampak adalah bercokolnya iri, dengki, sombong, dlsb dalam hal apapun dan kepada siapapun.
Namun tanda yang lahir ini sebenarnya hanyalah imbas/efek dari keempat tanda sebelumnya

Oke mari sekarang kita ulas
Yang pertama, ini adalah hal dasar bagi siapapun kita. Ketika ada ilmu yang kita terima, sebaiknya kita praktikkan / amalkan.
Ilmu yang telah benar dijalankan akan membukakan satu celah dalam hati untuk dapat sambung antara fitrah manusia dengan cahaya ilahiah.
Hal ini akan membentuk karakter diri yang santun , lemah lembut dsb.
Yang jauh dari istilah su' (jahat)
Setiap tutur katanya melahirkan hikmah dlsb.
Kesimpulan dan uraian uraiannya akan suatu keilmuan lebih mendamaikan dan menyegarkan
Lebih arif dan bijak dsb.
Namun kalau suatu ilmu tidak dipraktikkan ia akan merangkul tanda kedua, yakni terlalu sering melihat keluar diri.
Yang dikoreksi secara terus menerus adalah yang selain dirinya
Suka berdebat untuk mencari kemasyhuran dlsb. Naudzubillah min dzalik.

Kedua, kebaikan tidaklah dapat diraih dari luar diri. Yang diluar diri itu semua hanyalah efek dari apa apa yang ada di dalam diri.
Kalau diri kita sendiri saja kotor, maka sebaik dan sesuci apapun yang ada di hadapan kita, tentu yang nampak adalah kotoran dari sebagian kecil kesucian di hadapan mata kita tsb.
Maka siapapun kita yang sering lalai dari mengkoreksi kejernihan bathin kita sendiri, maka pelampiasannya pastilah mencari celah kesalahan apa dan sesiapa yang di luar diri kita.
Yang terjadi selanjutnya apa kalau sudah demikian?
Saya yakin anda sudah bisa menjawabnya sendiri

Yang ke tiga, terkadang kita memang harus menatap keluar diri, dan terkadang pula ada beberapa ilmu yang bukan untuk kita.
Maka dalam hal ini sebaiknya jangan putuskan komunikasi anda dengan Alloh.
Kalau masih ada yang bertanya bagaimana komunikasi dengan Alloh itu, ada baiknya praktik silatun dzikir nafas yang kami sediakan metodenya di blog ini. Atau baca baca beberapa postingan suluk gemblung sebelum sebelumnya.
Memang bukan hanya ketika alpa saja sambung komunikasi dengan Alloh ini, melainkan juga ketika mengamalkan suatu ilmu atau ketika sedang meraba diri sendiri.
Hal itu akan lebih jernih. InsyaAlloh.
Kalau lepas / tidak sambung komunikasi dengan Alloh?
Yaa sudah barang pasti diri kita akan ditutupi oleh kabut kabut prasangka yang notabene setiap prasangka itu sendiri pasti dihinggapi oleh setan
Energi negatif yang membuat kerusakan di muka bumi / lingkungan. Ini juga merupakan pintu su' (kejahatan)

Keempat silaturrahmi dengan rosululloh s.a.w , "bagaimana mungkin? Bukankah baginda nabi telah wafat?!" dengan jalan sholawat. Coba cek pada tulisan di blog ini melalui tag sholawat, insyaAlloh di sana suluk gemblung sudah menuliskan cara bersilaturrahmi kepada rosululloh. Karena sejatinya yang dikebumikan hanyalah jasad beliau s.a.w, beliaunya sendiri masih dapat menjalin komunikasi dan dapat kita temui saat ini di sini. :)
Kenapa tidak menjalin silaturrahmi dengan rosul juga menjadi pintu su' (jahat), karena beliaulah yang mengajarkan cara menebarkan rahmat.
Apakah tidak cukup hanya dengan menjalin komunikasi dengan Alloh saja? Tidak, dalam komunikasi dengan Alloh pun, suatu ketika akan diperintahkanNya untuk bersilaturrahmi dengan rosulnya.
Inilah yang menjadi hakikat firmanNya, "...wahai orang orang yang beriman, bersholawatlah kalian kepadanya (rosululloh s.a.w) dan bersalam lah agar kalian terselamatkan"

Allohummahdina ash-shirotol mustaqim, shirotolladzina an'amta 'alaihim ghoiril maghdhubi 'alaihim wa laa adh-dholliin..
Amin
Wallohu'alam bish-shiwab

0 comments:

Posting Komentar

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...