Minggu, 09 Oktober 2016

Suluk Syar'i

Pernahkah kita menyadari bahwasannya seluruh tata laku peribadatan syariat
Tujuan utama adalah fana
Pelepasan akan keterikatan kita terhadap berbagai hal
Coba hayati benar benar ketika kita sedang menjalankan suatu peribadatan yg dianjurkan oleh syar'i
Hayati benar lalu masuki kedalaman dimensi dimensinya
Maka insyaalloh kita akan mendapati bahwa seluruh peribadatan itu adalah menuju kearah fana
Kosong, melebur ke dalam kuasa dan rahmatulloh
Inna lillagi wa inna ilaihi rojiun
Itu tujuan atau puncaknya
Senantiasa bersama Alloh dimana pun dan dalam kondisi apapun

Rukun islam misalnya.
Syahadat adalah proses penyadaran diri akan keesaan Alloh
Dalam perjalanan musyahadah,
Kita musti meniadakan ego kita
Kita melepaskan rasa ketertarikan dan keterikatan kita kepada selain Alloh
Lalu kita beranjak masuk dan melebur dalam keluasanNya
Wahidatusy-syuhud
Manunggal dalam kuasaNya s.w.t

Sholat, ini juga merupakan pelepasan terhadap gerak jasad
Manusia yang telah menyaksikan ketunggalan / keesaan Alloh
Semestinya ia juga harus tidak terjebak pada gerak jasad
Yang sejatinya merupakan gerakNya
Pandangannya musti tetap lurus memandang Sang Penggerak
Hal ini musti istiqomah ditempa terus
Yakni dengan sholat
Semakin sering kita menempa diri dengan tidak terpaku pada gerak lahiriah,
InsyaAlloh semakin fana dan mantab penyaksian kita dihadiratulloh

Puasa, pun demikian.....
Menanggalkan rasa, melepaskan diri dari hasrat rasa
Para pejalan suluk, ditengah perjalanannya
Sering kali terpaku pada rasa
Berbagai macamdan bentuk rasa
Rasa malak, rasa rasul, rasa tuhan sendiri dlsb
Sebaiknya itu semua dilewatinya hingga benar benar haqq apa yang disaksikannya
Memang benar merasakan hadirNya adalah sama dengan menyaksikanNya
Namun untuk benar benar mamandang samudra, tak mungkin kita hanya mencicipi asinnya lautan dari tengah pusat kota saja.

Zakat dan haji juga sudah barang pasti kita semua paham pelepasan apa yang diajarkan dan ditempa dari peribadatan teresebut.

Demikian pula adanya berbagai macam wirid syar'i
Yang sudah turun temurun diwariskan oleh baginda nabi s.a.w melalui para ulama r.a
Coba hayati , dalami, dan masuki
Seluruhnya akan membawa anda panda kondisi fana fillah.
Semestinya, seorang salik tidak lagi terpaku pada lisan jika memang ia sudah menjalani apa yang dibacanya
Awalnya iya memang musti paham apa yang dibacanya
Selanjutnya itu yang saya maksud dengan tidak terpaku pada lafadz yang keluar dari lisan

Wallohu'alam bish-showab
Silahkan diselami sendiri sendiri peribadatan peribadatan dan wirid yang selama ini sedang kita tunaikan.
Al-fatihah

0 comments:

Posting Komentar

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...