Kamis, 27 Oktober 2016

Penataan Diri Lepas dan Berserah

Kalau sudah pikiran yang bermain, maka ego adalah pemeran utama atas diri kita sendiri.
Bentrok fisik maupun psikis pasti akan terjadi tak terelakkan.

Banyak pertanyaan atau mungkin curhatan -lebih tepatnya- yang menghampiri saya dari beberapa teman pejalan suluk
"Cak, kok rasanya menata diri sendiri itu sulit ya? Tidak seperti kita belajar dari teman teman yang lain. Mereka kok bisa tampak mudah untuk kita pelajari. Maksudnya kita belajar dari tingkah laku orang lain itu tidak semudah belajar dari tingkah laku diri sendiri. Kira kira bagaimana ini ya??"

Kebetulan saya pun pernah merasakan demikian, yang terjadi sebenarnya adalah pengambil alihan peran ego atas diri ini lho yg terlampau dominan
Sehingga peran tuhan atas diri kita terhijab oleh ego / atau pikiran itu sendiri

Dominasi pikir ini yang dalam khazanah tasawuf disebut sebagai hijab
Dan ego ini yang dalam tasawuf juga disebut sebagai nafsu

Semestinya kan diri kita tunduknya ya kepada Alloh
Dzat Mutlak yang Menguasai dan Mengetahui segala sesuatu
Kenapa kok bisa sampai tunduknya kepada nafsu / ego
Nah ini sebenarnya karena kita kurang membuka diri dan menerima

Membuka diri ini layaknya takbir tatkala sholat itu lho
Allohu Akbar ......
Sebaiknya tatkala mengucapkan lafal ini kita bebaskan diri kita sebebas bebasnya
Maksudnya diri bathin kita ya
Jangan dan tidak lagi dibatasi oleh pikir, prasangka, gagasan, ide, khayalan dan lain sebagainya
Loss saja .......
Rasakan dan nikmati dengan benar ...
Ketika melafalkan "Alloooohhhh" buka luas luas diri anda menuju keluasan dan ke-maha akbaran Alloh
Ketika melafalkan "huu Akbar" terima dan bersedialah untuk memasuki wilayah maha besar, luas dan dahsyatNya......

Seperti itu pula ketika kita dalam kehidupan
Menata hati, menata diri
Bukan nafsu menata nafsu
Tapi pasrahkan nafsu itu kepada Alloh
Pasrahkan ego itu kepada Alloh
Cukup buka diri dan menerima limpahan ke-maha luas-anNya
dia (ego) itu akan terlebur dan tertata dengan sendirinya. (Baca: otomatis)

Nah yang demikian itu lebih menyelamatkan bagi kita
Sebagaimana imam ghozali mengatakan dalam kitab minhajul abidinnya, "nafsu itu laksana anjing, kalau anda lawan, dia akan semakin menggonggong dan melawan juga. Lebih baik anda abaikan dan anda serahkan urusan anjing itu kepada pemiliknya. Yang demikian itu akan membuat si anjing tidak mencelakai anda"

Wallohu'alam bish-showab

0 comments:

Posting Komentar

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...