Tentang Kemerdekaan

Yang paling sejati dari kemerdekaan adalah posisi di mana kita selesai dari batasan batasan diri kita yang muncul karena persepsi kita sendiri sendiri.

Energi Semesta Adalah Jumbuh Dengan Manusia

Seluruh Elemen Semesta Telah Manunggal dalam diri kita semua tanpa terkecuali, dan satu kunci untuk mengaksesnya adalah kesadaran anda.

Titik Agung Peradaban

segala sesuatu memiliki akar, maka akar dari peradaban yang gemilang adalah.....

Jumat, 29 Januari 2016

Ulil Albaab, Menemukan cahaya untuk memahami kehendak Alloh

Salah dan benar adalah sebuah kepastian,
Ia berdua melingkar dalam setiap sendi kehidupan manusia
Ia ibarat kutup positif dan negatif
Yang apabila dikaitkan dan diletakkan dengan ketepatan, ia akan memancarkan cahaya

Wa laa talbisul khaqqo bil-bathil,
"Dan janganlah engkau campur baurkan kebenaran dengan kebthilan"

Yang saya maksudkan salah dan benar dalam paragraf yg paling atas adalah salah dan benar dari sisi manusia
Salah dan benar yg dilemparkan oleh manusia satu kepada manusia lain adalah sebuah perspektif pribadi
Sudut pandang sempit antar individu ataupun antar komunitas
Yg notabene melihat dari satu sudut pandang saja.

Jika kita berani beranjak dari sudut pandang yg sempit menuju sudut pandang yang lebih luas
Tentu akan kita dapati sebuah pemandangan baru yg lebih luas pula dan lebih mencerahkan

Sudut pandang salah benar dalam sisi manusia ibarat kutub negatif dan posisitif dalam sebuah rangkaian listrik
Jika kita tepat menyatukannya
Ia akan memancarkan pijaran cahaya
Meskipun cahaya yg dipancarkan adalah penjelmaan dari sebuah panas.

Panas adalah simbol egoisme manusia
Yg tak pernah ingin tertandingi oleh manusia lain.
Tatkala kita hendak menyatukan benturan faham yg seolah negatif dari luar, dengan faham yg kita anggap positif dalam diri kita sendiri,
Tentu tidak dapan kita pungkiri,
Disanan akan muncul desiran panas egoisme yg muncul.

Oke,,, sebagaimana lampu
Badan kita, pikiran kita, akal kita, nurani kita
Adalah lampu itu.
Kita abaikan percikan panas dari ego kita.
Lambat laun cahaya itu akan nampak jelas.
Inilah yg biasa kemudian disebut nurul-aqli atau ulil albab yg sering disebut sebut dalam al-qur'an

Cahaya itu dapat kita manfaatkan untuk memahami "al-haqqo wal bathil"
Dari sudut pandang ilahiah.
Firman Alloh dalam al-qur'an,
"Wa laa talbisul haqqo bil bathil"

Bagaimana mungkin kita memahami sudut pandang ilahiah?
Sedangkan sampai detik ini kita berada di sisi manusia?
Itulah kesadaran yg hendak di usik oleh Alloh melalui sebutan sebutan "Ulil-Albab, Ulin Nuhaa, yu'qilun" di dalam al-Qur'an yg Alloh turunkan kepada baginda nabi s.a.w

Selama kita tidak dapat menyadari hal hal tersebut di atas,
Selama kita tidak mau menyatukan kutub negatif dan positif itu di dalam wadah yg kita sebut lampu,
Selama kita enggan menerima hal hal negatif dari luar, untuk kemudian kita temukan dengan hal yg kita anggap positif sesuai pandangan kita.
Tentulah tak akan pernah muncul pancaran cahaya dari akal yg demikian dimuliakan oleh Alloh sebagaimana termaktub dalam al-qur'an.

Seba'da cahaya itu muncul, barulah kita dapat memahami dan memilah dengan sudut pandang ilahiah
Dan dari pengenalan yg jelas itulah baru kemudian kita dapat memilah al-haqqo wal bathil sebagaimana yg dimaksudkan dalam al-qur'an

Karena sungguh tanpa cahaya itu,
Kita tak akan benar benar paham mana yg haq dan mana yg bathil
Terlebih di zaman yg serba simpang siur seperti saat ini.
Terkadang apa yg kita anggap benar, justru salah
Dan sebaliknya apa yg kita kita kira salah justru benar.

Semoga kita benar benar dapat memahami maksud maksud Alloh dan memahami yg haq dan yg bathil sesuai dengan Alloh kehendaki....

Wassalamu 'alaikum....

Rabu, 27 Januari 2016

Tempat Yang Tertinggi

Huu Alloh .........
dalam prosesi keluar masuknya nafas, jika kita amati dan pahami lebih dalam lagi. ternyata di sebalik proses keluar masuknya nafas ada sebuah dorongan kuat yang menyebabkan nafas ini tertarik masuk dan terdorong keluar.

Dalam khazanah kedokteran, yang menyebabkan nafas ini masuk adalah suatu organ yang letaknya ada di antara perut dan dada kita. ketika kita telisik lebih lanjut lagi, ternyata yang menggerakkan organ tersebut adalah otak.

suatu ketika, saya diberi kesempatan oleh Alloh untuk bertanya pada seorang mahasiswa kedokteran. dan paragraf di atas, penjelasannya adalah saya dapatkan dari mahasiswa kedokteran tersebut. dari kesempatan tersebut, saya bertanya terus mengenai siapa yang sebenarnya berperan menarik dan mendorong nafas? ia jawab; yang menyebabkan nafas keluar dan masuk adalah suatu organ yang berada di antara perut dan dada. kemudian saya bertanya lagi, siapa pula yang menggerakkan organ di antara perut dan dada tersebut? hingga pada ujungnya saya tanyakan siapa yang memerintahkan otak?. maka saya temukan sampai detik ini keilmuan kita baru bisa sampai pada otak saja. selebihnya banyak yang tidak tahu. bahkan hampir kebanyakan orang bingung atau linglung . yang kebetulan beragama islam akan menjawab bahwa yang menggerakkan otak adalah Alloh. selebihnya entah, saya tidak hendak membahasnya.

dari nafas ini kemudian kita dapat mengetahui adanya organ di antara perut dan dada. kemudian dapat juga kita sadari bahwa ternyata organ tersebut masih berada dibawah komando otak. dan selanjutnya, seperti yang sudah kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan kita sedang berhenti pada otak.

namun apakah benar hanya sebatas itu kita diijinkan oleh Alloh untuk menyibak kuasanya? apakah tidak diperbolehkan kita beranjakn lebih jauh dan lebih dalam lagi? mengingat jabatan kita sebagai khalifatulloh yang tentunya ada izin tersendiri dariNya untuk mengetahui secuil "rahasia" yang lebih dalam dari otak.

dalam sebuah peneletian ilmiah terakhir ini juga tampaknya telah ada suatu rumusan yang menyatakan bahwa otak sangat berpengaruh terhadap gerak semesta. pada golongan tertentu ada yang menyatakan bahwa otak tergerak akibat dari energi semesta.

terlepas dari sebuah atau juga banyak pendapat. kita coba selami sendiri siapa sebenarnya yang berperan menggerakkan / memerintahkan otak.

sebelum sampai pada pemahaman siapa yang memerintahkan otak, maka seringkali / biasanya kita akan sampai pada kondisi atau dimensi pemahaman bahwa justru otak kita adalah bagian dari semesta yang berwenang sebagai penggerak semesta.

dari otak ini kita dapat memerintahkan orang lain tanpa sepatah katapun (misalnya). dengan otak ini kita juga dapat menggerakkan pergerakan alam semesta, semisal mengendalikan hujan, angin dsb.
kita selami lebih dalam lagi, otak tergerak atas perintah atau sebab adanya Daya. sebuah energi murni dari Alloh untuk tiap tiap makhluqNya. Daya inilah yang sambung langsung dengan Alloh. dari kemurnian daya ini kemudian kita dapat mengenali banyak hal. otak dapat bekerja sebagaimana yang kita ketahui saat ini.

Daya inilah yang dapat saya katakan sebagai pintu Gerbang menuju hadirat Alloh.
pintu gerbang Makrifatulloh
Cahaya - cahaya ilahiah terpancar melaluinya
pesan pesan ilahiah juga turun atasnya
yang kemudian dapat kita kenali dengan sebutan Ide.
lantas ide murni yang kita ikuti akan disalurkan oleh otak ke sekujur tubuh
mewujud sebagai gerak

Laa Ilaha illa Alloh

semakin kita selami lagi, di sanalah kita sampai pada dimensi al-'Ala (yang tertinggi)


Dalam sebuah peribadatan, yang beribadah sesungguhnya dan semestinya adalah jiwa kita. Kita berada pada dimensi ruhaniah. dalam kondisi jiwa yang tenang (Muthmainnah). kondisi yang penuh keridhoan dan kepasrahan kepada Ilah.
Maka diserulah ia, "Yaa Aiyyatuhan-Nafsu al-Muthmainnah"
"wahai jiwa  (nafs/diri) yang tenang"
"Irji'i ila robbiki rodhiyatan mardhiyah" ; kembalilah kepada Robbmu dengan kondisi yang ridho lagi diridhoi.
"fadkhuli fi 'ibadi, wadkhuli jannati" ; maka masuklah dalam golongan hamba - hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu.

"Ash-Sholatu Mi'rojul Mukmin"; Sholat itu adalah Mi'rojnya mukmin.
Sholat sebagai mi'rojnya mukmin itu adalah benar,
sholat yang benar itu akan mengantarkan pada kondisi mi'roj.
Sholat yang dituntun dan digerakkan oleh Yang Maha Benar (Al-Haqq) akan menarik kita untuk melangkah pada dimensi tertinggi.

Dalam hal ini tentunya kondisi kita benar - benar telah pasrah dan ridho.
maka pencapaian terujung dari manusia adalah pasrah dan ridho pada Alloh saja.
dan selebihnya terserah Alloh.
Alloh yang memperjalankan,
Alloh yang menggerakkan,
Alloh yang mearik,
Alloh yang mengarahkan.

'Laa haula Wa LAa Quwwata Illa Billah, Laa Ilaha Illa Alloh"

Disana tak Ada Lagi Daya, Tak Ada Lagi Energi, Tak Ada Lagi Kekuatan
Yang ada hanyalah Alloh semata.
Tak pernah lagi ada yang lain
maka dikatakanlah Alloh itu Qodim, Baqo', Laitsa Kamistlihi Syai'
Karna memang tak ada apapun
Alloh itu tetap dan kekal

KalamNya "Kun Fa Yakun"

terlimpah pada dimensi Ruhaniah, kemudian Ruh menggerakkan otak, otak menggerakkan alam semesta; menggerakkan pula jasad / tubuh, dan alam semesta pun mendukung / merespon dengan baik dan patuh atas perintahNya.

Setan dapat perintah untuk bersujud kepada Adam bukan berarti Alloh memerintahkan mereka untuk menyembah Adam.
disinilah keindahan Adam. Makhluq ciptaaan Alloh yang disertai hijab. maka siapapun yang tak menyelami / menyadari apa yang ada dibalik hijab, tentulah ia terhijab.

Kebetulan saat itu mereka melihat adam hanya dari bentuk fisiknya saja.
maka timbullah kesombongannya, "Ana Khoirun Min-Hum"
maka muncullah ke-aku-annya; aku lebih baik dari dia.

dari peristiwa tersebut, kemudian Alloh mengabadikannya dalam bentuk "Hawa"
hingga saat ini, sampai detik ini masih dapat kita pelajari tentang sifat ke-aku-an dan hijab juga eksistensi.
Dari sesosok manusia yang dikenal sebagai sosok kaum "Hawa"

Sesungguhnya Alloh menyuruh Setan untuk tunduk pada Eksistensi adam, yang merupakan manifestasi Alloh. namun tampaknya mereka terhijab akan wujud Adam.

Kemudian Alloh menciptakan pasangan Adam, yakni Hawa.
Hawa pun dibekali kesucian oleh Alloh, hingga sekarang.
maka Hawa harus pula dibalut oleh hijab
layaknya kisah Adam,
Eksistensi adam itu suci, maka Alloh memakaikan hijab (Wadag)

Hanya kekasih lah yang boleh membuka hijab tersebut
dan menatap bahkan menikmati kesuciannya

Hawa-pun diciptakan Alloh sedemikian rupa
agar kita dapat membacanya
hanya yang telah memaharnya saja,
yang mengikatnya atas nama Alloh dan Rosululloh saja yang boleh menyentuhnya
menyibak hijabnya.

Sungguh Maha Indah Alloh..

Maka pelajarilah apa - apa yang tak tertulis
sungguh kalam Alloh demikian dahsyatnya
Ayat - ayatNya, IlmuNya sungguh luar biasa Luas tak terbendung.

Siapkan dirimu, siapkan kesadaranmu
untuk dikenalkanNya
berkenalan denganNya

"Aroftu Robbiy biRobbiy"

صدق الله العظيم

Selasa, 26 Januari 2016

Dibalik Ayat Kursi

Bismillah .....

Alloh s.w.t berfirman :
وسع كرسيه السموات والارض
"keluasan kursi-Nya (meliputi) langit dan bumi"
ولا يؤده حفظهما , وهو العلي العظيم
"Dan tiadalah Dia merasa berat memelihara keduanya (langit dan bumi), dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Agung"

dikisahkan bahwasannya 'Arsy Alloh lebih luas daripada kursiNya.
Dalam sebuah hadist Qudsi dikabarkan oleh baginda nabi s.a.w bahwa Alloh s.w.t telah berfirman,
"Langit dan bumi tidak dapat menampung Aku, yang dapat menampung Aku adalah hati HambaKu yang beriman"

Allohu Akbar,
ولا يحيطون بشيء من علمه الا بماشآء
"Dan mereka tidak mengetahui sesuatu apapun dari ilmuNya melebihi apa yang dikehendakiNya"

ayat ini memang luar biasa,
ke-Maha Dahsyat-an Alloh yang tersimpan dalam cuilan ayat ini memang benar - benar nyata
siapapun yang benar - benar menyelaminya, dengan izin Alloh akan mendapati kenyataan itu
sebagian kecil saja jika dipahami, tentulah semakin meluas hatinya
dan semakin kuat imannya.

ada dimensi dimensi yang tertuang dalam ayat tersebut.
dimensi keluasan Alloh
diimensi keagungan Alloh
dimensi ke-Maha Luar Biasa-an Alloh

Alloh yang demikian Maha Luas menyebutkan bahwa
langit dan bumi hanyalah kursi
SinggasanaNya justru adalah hati hambaNya yang beriman

tentang Arsy, sudah tertuang di halaman sebelumnya

hamba - hamba yang beriman adalah merupakan waliNya
yang dimandati oleh Alloh untuk mengkhalifahi bumi

"Dia Tidak merasa berat memelihara keduanya"

ada khalifahNya, ada waliNya
".....dia menyentuh dengan tanganKu, dia berjalan dengan kakiKu, dia memandang dengan mataKu, dia berucap dengan lidahKu" [hadist Qudsi]

KhalifahNya, waliNya adalah hambaNya yang beriman.
hamba yang beriman adalah mereka yang mengikuti jalan cahaya
kesadaran ilahiah adalah merupakan pintu untuk memasuki cahayaNya secara langsung
pancaranNya yang memancar melalui hati hambanya sering dikatakan nurani

"sesungguhnya di dalam diri anak adam terdapat segumpal daging, apabila ia baik, maka akan baiklah seluruh anggota tubuhnya. apabila dia buruk, maka akan buruk pula lah seluruh anggota tubuhnya. ketahuilah segumpal daging itu adalah hati." [al-hadist]

Hati / segumpal daging yang dikatakan baik oleh Rosululloh s.a.w adalah hati yang bersih, yang berkilau
yang tidak terhijab oleh apapun untuk memantulkan sinarNya
sedangkan hati yang buruk adalah hati yang kotor,
yang terhijab oleh kerak kerak sehingga ia tidak dapat memantulkan cahaya ilahiah.

Hati yang baik akan menuntun anggota tubuh untuk bergerak dalam kebaikan - kebaikan
sehingga melaluinya lah Alloh mempercayakan kedudukan sebagai KhalifahNya
pancaran hatinya mempengaruhi tiap gerk energi yang ada di alam semesta
segala sesuatu patuh atasnya
karena EksistensiNya lah yang menjadikan segala sesuatu itu tunduk

Allohu akbar......
seandainya sudah tak ada lagi khalifahNya
yang menjadi pusat pergerakan tiap partikel alam semesta
untuk tunduk sujud mengabdi kepada Sang Pangeran sejati, Sang Maha Pencipta,
tentulah pagelaran dunia ini akan segera digulung dan usai

salah satu tanda bahwa khalifah - khalifatulloh mulai semakin hilang
adalah sedikitnya orang yang memahami al-Qur'an
semakin sedikitnyaorang yang meresapi al-Qur'an

Al-Qur'an memang dibaca
namun hanya sebatas dibaca
dan berhenti di kerongkongan saja
hatinya justru sangat beku dan berkarat
tak secercah cahaya pun yang diterimanya
Nabi yang mulia muhammad s.a.w menyebutnya sebagai golongan Khowarij.

Baginda nabi s.a.w dan para sahabat, para auliyaillah, ulama billah, arif billah, khalifatulloh
adalah mereka yang meresapi betul al-qur'an
yang seolah olah menjadikan al-Qur'an sebagai makanan hariannya
sehingga al-Qur'an dapat dikatakan sebagai sumber energi baginya
karena mereka demikian meresapi al-Qur'an
sehingga aliran darahnya adalah mewujud sebagai al-Qur'an
aliran darahnya, setiap sel-selnya, pori pori tubuuhnya, juga nafasnya
jadi senantiasa berdzikir, sambung menyadari akan eksistensi Robbnya.

maka melalui merekalah Alloh menitipkan kursiNya

namun dari sekian banyak manusia
hanya sedikit yang memahami ilmuNya
karena Alloh sendiri telah menetapkan mereka sebagaimana ayat di atas.

Allohu akbar
Maha Luas sekaligus Maha Agung
Dia yang meliputi segala sesuatu

Maha Benar Alloh dengan segala firmanNya

untuk menikmati al-Qur'an,
tentunya bukan hanya dengan sekedar membaca
namun juga merenung
bukan hanya merenung, tapi juga dengan membaca
namun bukan sekedar tulisan yang dibacanya
melainkan membaca juga sesuatu yang tak berbentuk
membaca dengan terpejam mata, namun bukanlah hafalan
menyaksikan kebenaran Alloh dengan sebenar - benarnya
bersaksi dengan kebenaran, bukan dengan sekedar persangkan belaka

Alloh itu Maha suci
maka untuk memasuki dimensi kesucianNya penting bagi kita untuk bersuci lebih dulu
bersuci dengan air jernih nan suci
dimana menemukan air jernih telah tertuang di halaman - halaman sebelumnya

Sesungguhnya Ilmu Alloh itu suci
tak tersentuh tanpa kesucian

jika masih belum suci, tentulah ilmuNya aadalah rahasia

"Sesungguhnya mereka itu tidaklah mengetahui apapun kecuali hanya sedikit"

"sesungguhnya mereka itu tidaklah mengetahui apapun kecuali yang dikehendaki oleh Alloh"

ketuklah pintuNya yang ada di dalam diri kita sendiri sendiri
Ya Alim ....Ya Alimm.... Ya Aliiimmmm ......

yaa Alloh, limpahilah kami sesuatu yang baik untuk kami menurut Engkau
masukkan kami dalam golongan orang - orang yang Engkau cintai
ke dalam golongan orang - orang yang beriman
sehingga kami dapat mengabdi dalam kuasaMu
sebagaimana tujuanMu menciptakan kami

Amin,,, kebenaran adalah milik Alloh semata.

Memahami Dimensi Arsy

Firman Alloh s.w.t:
" ثم استوى على العرش "
Kemudian (Alloh) bersemayam di atas 'Arsy

Di Atas .....
Memang benarlah hanya Alloh Yang Maha Tinggi
Maha Meliputi, Maha di Atas segala - galanya

Sering perdebatan kita saksikan tentang Alloh yang tidak bertempat
tidak di langit, tidak di atas, tidak di bawah, tidak pula di mana - mana

Namun sangat jelas apa yang telah disampaikan oleh baginda nabi yang mulia
Muhammad s.a.w, dari Jibril a.s, dari Alloh s.w.t
yang menyatakan bahwasannya Dia (Alloh) bersemayam di atas 'Arsy.

bukan tentang masalah tempatnya,
namun tentang pemahaman kita yang sering keliru
menerjemahkan kalamNya
karena seringkali kita memetak - metekkan berbagai hal

Sehingga seringkali pula kita terkecoh oleh makna yang semestinya dipandang secara luas
menjadi sempit dan terbatas
jadilah kita tergelincir pada sesuatu pola pemahaman yang kurang tepat

Wallohu'Alam

Jika kita kaji al-Qur'an,
minimal mengaji atau membacanya secara berulang - ulang
atau bahkan khatam berkail kali,
tentunya kita akan menemukan juga menyadari
bahwa al-Qur'an dengan sangat jelas mengabarkan tentang pernyatuan dari berbagai macam pertentangan.
termasuk juga dalam bab yang sedang kita bahas ini

mengenai bab ini,
dalam suatu ayat atau surat yang ada dalam al-Qur'an telah disebutkan / dikabarkan bahwa :

  • Alloh ada di atas
  • Ia ada di atas Arsy
  • ada di mana - mana
  • lebih dekat dari urat leher
  • Sangat - Sangat dekat
  • kemanapun kita menghadap, di situlah wajah Alloh
  • Maha Tinggi
  • Maha Luas
  • Maha Meliputi
Secara akal dan nalar, tentulah aneh dan membingungkan
bagaimana mungkin al-Qur'an yang kita kenal sebagai kalamNya yang pasti benar
peng-kabaran-nya malah tampak demikian bertentangan sati sama lain?
seolah simpang siur (katanya di atas, kok juga ada di mana - mana, bahkan sangat dekat)
bagaimana mungkin bisa demikian?

namun pada kenyataannya memang benar demikian adanya

Alloh adalah Dzat Yang Maha Tinggi sekaligus Maha Dekat, sangat - sangat dekat

secara akal dan nalar itu hampir tidak mungkin
akan tetapi, untuk dapat memahaminya, tentunbukan sekedar akal yang musti kita gunakan
karena dimensi akal ada dalam lingkup dimensi jasadiah
yang bisa dikatakan sebagai dimensi yang rendah juga sempit.

Akal musti dibantu dengan kelembutan Rahsa untuk memahaminya.
Namun rahsa sendiri terkadang juga tidak mampu / belum sepenuhnya dapat mengantarkan kita
pada pemahaman yang luas dan riil mengenai hal tersebut

Maka adalah perjalanan pribadi yang akan menyaksikan secara langsung kebenaran tersebut.

Pada suatu khabar (Hadist) dijelaskan / diterangkan bahwa ketika mi'roj,
Rosululloh s.a.w di dampingi oleh malaikat Jibril a.s melintasi 7 lapis langit.
namun pada langit yang terakhir, Jibril berkata pada Rosululloh,
"Yaa Rosululloh, aku hanya dapat mengantarkan engkau sampai di sini saja. selanjutnya silahkan Engkau lanjutkan sendiri. karena jika aku terus berlanjut kesana, turut serta denganmu, tentulah aku akan lebur"

Ada satu ruang tersendiri, atau dimensi tersendiri yang memang tak terjangkau oleh Rahsa maupun Akal
Dimensi Rahsa ada di atas rasa,
pada dimensi inilah Jibril a.s menularkan kalam ilahi.
dari Rahsa tersebut diturunkan lagi ke dimensi Akal.
Akal yang menggerakkan pikiran kemudian seluruh tubuh gemetar tatkala turun kalam ilahiah disebut sebagai Rasa.
Dan pada dimensi akal inilah butir - butir kalam ilahi yang sedemikian halus mengalami pengkristalan
sehingga berubah menjadi mutiara mutiara ilmu yang dapat ditangkap oleh berbagai indra kita.

Maka dari itu akal harus sering sering dijernihkan
dengan cara di endapkan,
akal itu laksana air. -mungkin dalam pengetahuan modern telah diketahui bahwa ternyata di dalam otak memang dipenuhi oleh air-

jika ia sering terguncang, ia akan menjadi keruh
maka cara agar ia kembali jernih adalah dengan mengendapkannya.

akal yang keruh tidak akan mampu menerima juga memantulkan Cahaya dariNya
yang di salurkan oleh dimensi Rahsa
apalagi mengkristalkannya.

jika ia jernih, barulah ia dapat menerima dan memantulkan cahaya tersebut.

Rahsa yang tidak tertata akan sulit menterjemahkan kalam ilahiah
dan cara untuk menatanya adalah dengan kesunyian dan keheningan.

semakin sunyi dan hening wilayah Rahsa,
maka ketertataan akan semakin merapat dan mendekati sempurna
kalam - kalam ilahiah yang terlimpah akan mudah dipahaminya.

kedewasaan itu ialah ketertataan dimensi Rahsa
dan istiqomahnya kesunyian juga keheningan

dari sini dapat kita pahami bahwa ada dimensi teratas (yang lebih utama)
dimensi di atasnya akal dan Rahsa
Dimensi Pribadi
ruang pertemuan suci Pribadi (Nafs) dengan Robb-nya
tak ada apa pun di sana,
bahkan Jibril a.s yang bertugas menyampaikan wahyu pun tidak dapat menjangkaunya.

pahamilah bahwa Robb Maha Tinggi

Ia ada di atas 'Arsy.

pada suatu kabar (Hadist),
baginda yang mulia s.a.w mengabarkan
bahwa 'Arsy Alloh itu berada di atas air.

secara aqliyah,
dari penjelasan di atas yang telah terbabar
bahwa otak ini adalah / terisi oleh air
dan ada dimensi di atas air

Sekaligus Alloh Sangat dekat dengan hambaNya
bahkan saking dekatnya, Ia menyatakan bahwa Ia lebih dekat dari urat leher hambaNya
pun juga Ia meliputi segala sesuatu
Dimensi - dimensi itu berada mulai dari fisik hingga melebihi fisik
lebih dalam lagi.

semakin tinggi dimensinya,
semakin dalam dan luas cakupannya.

jika semakin kita berada pada dimensi yang tinggi dan lebih tinggi
maka kita akan berada dalam kedalaman sekaligus keluasan

urat nadi, urat leher, letaknya ada di luar,
mereka ada di jasad.
sama halnya dengan otak.
semakin ke dalam akan menemukan apa yang dikatakan sebagai
rahsa , rasa , juga akal.
lebih dalam lagi ada dimensi ilahiah yang tak terbatas kedalaman dan keluasannya

maka mari kita pahami lagi istilah
"Lebih dekat dari urat leher"
 سبحنك لا علم لنا الا ما علمتنا

Alloh Maha Luas juga Maha Meliputi

telah terjabar pada penjelasan - penjelasan sebelumnya.
maka mari terus melatih akal agar ia senantiasa jernih
dengan cara pengendapan
dan Rahsa agar tetap dalam kesunyian dan keheningan
kemudian sadari tentang kehadiran Alloh dan sambutlah Ia
dengan kepasrahan dan keridhoan

firmannya yang terdokumentasi dalam hadist qudsi,
"Barangsiapa yang mendekat kepadaKU sejengkal, maka Aku akan menyambutnya sehasta,
barangsiapa yang mendekat kepadaKU sehasta, maka aku akan menyambutnya sedepa,
barangsiapa datang kepadaKU dengan berjalan, maka akan kusambut dengan berlari."

perjalanan kita adalah perjalanan sunyi
perjalanan kita adalah pendekatan kepada Sang Ilahi
pendekatan kita adalah berupa penjernihan - penjernihan
pengosongan kekosongan
kesunyian - kesunyian
dan keheningan - keheningan.

Allohu akbar, Allohu akbar, Allohu Akbar.
Wa Lillahil-khamd

Haiyya 'alash-Sholah
Haiyya 'alal-Falah

Laa ilaha Illa Alloh
Muhammad ar-Rosululloh

Asyhadu an-Laa ilaha illa alloh
Wa Asyhadu anna muhammad ar-Rosululloh

Allohu Akbar, Allohu Akbar,,,

صدق الله العظيم , وصدق الرسول النبي الكريم

Sabtu, 23 Januari 2016

Mengenali Perintah Ilahi

sifat dari perintah yang Haqq itu memaksa
terkadang tampak sedikit bertentangan dengan pandangan kita

Namn sebenarnya jika kita pelajari dengan benar
kita pelajari secara halus,
perintah itu sangatlah benar

terkadang juga dikarenakan faktor kapasitas otak kita
yang terbiasa disuguhi pemikiran - pemikiran yang melenceng
maka tatkala perintah itu turun dari Yang Maha Haqq
kita justru salah menterjemahkannya

atau bahkan ketika perintah dan ilmu turun
banyak faktor dari luar yang coba untuk mencemarinya

membisikkan berbagai keragu - raguan

tapi sekali lagi,
sifat dari perintah dan ilmu yang Haqq itu sangatlah kuat
dan juga memaksa

semakin halus jiwa;
semakin tinggi kesadaran kita;
akan semakin mudah kita memahami perintah
dan juga ilmu dariNya

di sinilah proses riyadhoh itu diperlukan
dan itu akan sangat mendukung

riyadhoh akan melatih jiwa kita
juga kesadaran kita
untuk lebih dewasa dan tertata

juga menggosok cermin Hati
yang telah lama kotor oleh berbagai kerak
sehingga CahaNya dapat diterima
dan menerangi Bait-Nya

Musyawarah

tanggal 9 Januari 2015 Salik Gemblung menuliskan,

"Masalah yang berhubungan dengan banyak pihak, maka haruslah diselesaikan dengan musyawarah.

Tidak disarankan bahkan sangat tidak disarankan untuk mengambil keputusan sendiri tanpa musyawaroh. meskipun berposisi sebagai pengurus utama yang berhak memutuskan perkara seorang diri"

Di Balik Ada dan Tiada


Tidak ada .....
sebenarnya jasad ini benar benar kosong
kata orang "ibarat galih e kangkung"

ya... diri inilah yang dimaksud galih e kangkung
banyak yang menafsirkan bahwa Tuhan itu adalah kekosongan
katanya koson namun ada, ada tapi kosong

semestinya pandangan itu harus jelas.
kalau kosong, ya kosong
kalau ada, ya ada

ketika engkau melesatkan dirimu menghadap Tuhan
ketika itulah yang duduk adalah diibaratkan Kangkung
Perhatikan kemana Intinya (Galihnya)
sehingga demikian melompong

Apa yang membuatnya terdiam?
Apa pula yang membuatnya bergerak?

Siapakah yang menggerakkan otaknya untuk berfikir?
mengapa tubuhnya tergeran dan berlaku laku?

temukan Galih (inti) nya kangkung
semestinya jika engkau benar - benar tahu
dan benar - benar menemukan galih (inti) nya kangkung
tentunya engkau sadar siapa yang memperhatikan

Lantas jika sudah sadar,
mengerti siapa yang memperhatikan,
apakah kemudian engkau cukup hanya memperhatikannya saja?

di dalam dirimulah utusanNya
maka bersaksilah

Asyhadu an-laa ilaha illa Alloh, wa Asy-hadu an-na muhammad ar-Rosululloh

Telah banyak dijelaskan bahwa Baginda Nabi yang mulia Muhammad s.a.w
yang terlahir di kota makkah itu adalah uswatun hasanah
teladan yang baik

maka tirulah..
beliau lah utusan ,, rosul

perhatikan juga firman Tuhan yang tertulis dalam al-Qur'an
"Telah kami turunkan seorang utusan dari golonganmu sendiri"

Alloh telah meletakkan utusan itu pada tiap - tiap diri hambaNya

Perhatikan lagi dirimu......
siapa yang menetap di dalam dirimu?
dan siapa pula yang engkau kira sedang bersenda gurau itu?

Sungguh engkau hanyalah bangkai
Engkau yang sejati terkubur di dalam tanah
yang membentuk wujudmu, tubuhmu

Lantas siapa yang menggerakkanmu?
itulah utusanNya
petuhilah setiap gerakannya, perintahnya
niscaya engkau selamat

apakah itu yang disebut Tuhan?
sekali lagi, itu adalah utusanNya

Tugasnya untuk menyempurnakan akhlaq di muka bumi

Dialog Dengan Al Qur'an

Sipakah Engkau ???

Hendaklah berlaku seperti alam
Tawadhu' ......
berlaku selalu memuji tuhan
segala bentuk gerak geriknya adalah sebuah perwujudan
panembahannya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

Seperti halnya tanah
yang juga demikian tawadhu'
ia tak akan pernah dapat dan tak pernah mau terlempar ke atas
ia jadi pijakan tiap unsur kehidupan
namun ia tak hendak memperlihatkan eksistensinya

Layaknya juga air
ia pun tawadhu'
kesuciannya tak membuat dirinya sonbong
ia senantiasa mengalir ke hilir
ke arah bawah
enggan juga ia untuk mengarah ke atas
untuk menggembar gemborkan dirinya juga kesuciannya

Meleburlah bersama angin
kelembutannya menghidupi setiap segi organisme
tak satupun yang terlewati olehnya
ia pun malu untuk menunjukkan eksistensinya
kelembutannya tak terlawan apapun

Maka engkau adalah api
bercahaya menyinari
membakar apapun yang mengotori
eksistensimu pun menipu seperti halnya api
jika engkau tak mengerti apakah api itu
maka engkau akan senantiasa tertipu
terhadapa apa apa yang sekiranya tampak nyata
perhatikanlah api, sesungguhnya ia tak nampak
eksistensinya tersembunyi

siapakah dirimu sebenarnya?
yang terbuat dari empat elemen semesta yang menyelimuti

engkaulah pusat segala sesuatu
semua berputar mengelilingimu
semua sangatlah erat menyelimutimu

siapakah engkau?

Sungguh tuhan mencintai ketawadhu'an hambaNya
menundukkan ke-ego-annya
menundukkan persangkaannya
menundukkan jasadiahnya
menundukkan elemen elemen semestanya

seharusnya memang tak perlu enkau bawa selurruhnya
yang engkau kira milikmu, kepunyaanmu
untuk apa?

semua pasti kembali pada asal muasalnya
unsur tanahmu akan kembali menjadi tanah
unsur airmu pastiilah akan melebur jua dengan air semesta
unsur anginmu pun juga akan kembali melebur menjadi angin
unsur api mu juga akan kembali membara tanpa wadah lagi
semua energimu akan menyatu dengan energi makrokosmos

lantas siapa dirimu sebenarnya?
dan akan kemanakah engkau?
sudahah engkau tahu arah tujuanmu?
ataukah engkau sudah memahami jalanmu kelak?

oh ternyata kita semua sedang terlena
bukan itu ......
aapun yang engkau fikirkan
bukan itu.
itu adalah imajinasimu, khayalanmu belaka
itu hanyalah sebentuk akal - akalanmu saja

ketahuilah,
otakmu pun kelak akan melebur juga menjadi tanah, api, air, angin

lantas hendak dikemanakan buah dari akal akalanmu tadi?
akan dikemanakan khayalanmu itu?

apakah hendak engkau bawa? kemana?
dirimu pun semestinya akan kembali ke asal muasal mu
engkau harusnya juga kembali ke asalmu sendiri
karena engkau adalah pribadi sendiri

apa yang kau yakini akan kau bawa kelak
sesungguhnya adalah bekalmu untuk hari ini
yang harus dimanfaatkan
agar arah hidupmu jelas
agar engkau mudah mengarungi kehidupan ini

itu semua hanyalah bekal
yang pasti akan habis

perhatikan tujuanmu terlahir di bumi
untuk apa?
ataukah engkau belum tahu juga
untuk apa engkau terlahir

kenapa pula engkau dibekali 4 unsur elem alam semesta sekaligus?
kenapa juga engkau dibekali fikiran?
juga lengkap dengan perkembangan berfikir?

lantas untuk apa itu semua?

ketahuilah,
"Tak ada sesuatu pun ciptaanNya yang sia sia, yang tak bermanfaat
semua memiliki tujuan yang pasti"

Ketahuilah, untuk apa sebenarnya engkau berada di sini?!

Jumat, 22 Januari 2016

Jalan Kembali

لا اله الا الله

Laa Ilaha Illa Alloh adalah peta besar untuk kembali ke hadiratulloh.

Awal mula dari segala sesuatu adalah لا = Tiada,
disana semua berada dan dikumpulkan, titik ketiadan.
sebuah persaksian agung digelar.
Alloh berfirman, "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
dijawablah oleh para penyaksi, "Ya, Engkaulah Tuhan Kami" [Al-Qur'an]

Maka tersaksilah Ia sebagai اله = Sesembahan
manifestasinya terlahir, "Seandainya bukan karena engkau yaa Muhammad, tentu Aku tidak akan menciptakan makhluq" [Hadist Qudsi]
demikian juga yang telah dikabarkan oleh baginda yang mulia s.a.w,
"Sesungguhnya yang mula - mula diciptakan oleh Alloh adalah Nur Nabimu" [Al-Hadist]

الا = Melainkan; pengecualian
Hijab pun diturunkan
diciptakanlah makhluq
dan kemudian Dia tiupkan ruhNya untuk menyempurnakan khalifah di bumi
seluruh makhluk diminta sujud kepada Khalifah; waliNya
semua bersujud, kecuali satu golongan,
karena ia terhijab

الله = Alloh
Disandangkanlah nama yang terpilih untuk memperkenalkanNya
mengagungkanNya
tanpa nama, tentu manusia kebingungan
Maha Suci Alloh ....
Ia tetap terhijab selama jasad masih berperan
Ia kirimkan berpuluh puluh utusan dan nabi
untuk menyadarkan manusia tentang asal muasal dan tempat kembali

"Sesungguhya kita adalah dariNya, dan Sungguh kita akn kembali jua kepadaNya"

Jalan kembali menuju asal muasal,,,
Jasad Mati (berhenti berperan) => Jiwa bergerak melangkah menuju Ruh-Nya, menyatu dengannya => Ruh kembali ke asalnya.

"Wahai sekalian nafs yang tenang, kembalilah kepada Robbmu dengan penuh ridho lagi diridhoi" [Al-Qur'an]

nafs yang tenang adalah nafs yang telah ridho.
yang tidak lagi terikat berbagai kepentingan seperti tatkala jasad masih berperan.
nafs yang tenang adalah nafs yang pasrah
ia kembali kepada Robbnya dengan penuh kepasrahan, keridhoan dan kesadaran.

saat itulah hijab terangkat, dan terbukalah segala kenyataan

kembali pada ketiadaan.
apa yang dahulu dikira ada, ternyata kini ia temui bahwa sesungguhnya itu tiada.
dan apa yang dahulunya dikira tiada kini ia jumpai dengan keberadaan.

sabda nabi yang mulia, "kelak, ketika engkau meninggal dunia, barulah engkau tahu bahwa selama ini engkau hanyalah bermimpi"

Jalan Menemukan AKU

Dia benar ada di atas
Maha Mengetahui, mewariskan diriNya dalam dada hambaNya

Seandainya si Hamba tidak Terkurung Jasad, tentu si hamba akan selalu putih dan suci
Karena si hamba terkurung jasad,
maka wajib bagi hamba untuk dilekati berbagai kotoran,
kerak dan segala sesuatu yang sifatnya melekat

Itulah sebabnya Alloh mewajibkan kita untuk sholat
Sholat yang sejati
Sholat yang tidak banyak dapat dikerjakan

Sholat itu merupakan wilayah pencapaian tertinggi seorang hamba
sholat adalah perjalanan ruhani yang tinggi
Ia berada di atasnya cahaya, Rasa, juga segala pemikiran

Sholat adalah pengendapan rahsa untuk kemudian melesat melampaui rahsa
melapaui pikir melampaui cahaya

maka benarlah jika baginda Nabi yang mulia s.a.w bersabda,
"Sholat itu adalah mi'rojnya seorang mukmin"

demikian sangat benar juga firman Alloh yang tertuang dalam al-Qur'an,
"Sesungguhnya Sholat itu berat, dan hanya sedikit dari hambaKU yang khusyu"

Mi'rojnya seorang mukmin adalah perjalanan pribadinya menuju ketinggian Sang Pangeran Sejati
melapui wilayah kekuasaan juga singgasanaNya
Pribadi yang pasrah yang dapat melewati berbagai bentuk tipu muslihat yang menggiurkan

Alloh ......
benarlah Dia yang Maha Luar Biasa
Tak Terbatas dan juga Maha Agung
Dia menitipkan sebagian diri dan kuasaNya pada manusia
".....ketika sudah KU-tiupkan padanya Ruh-KU"

Ketika cahaya Luar biasa dariNya memancar dan menerpa BaitNya
yakni qolbu hambaNya yang mukmin
maka leburlah segala kerak dan kotoran yang melekat pada diri hambaNya
terbebaslah RuhNya dari BaitNya
kembali dengan penuh kepasrahan dan kerinduan

Di sana semua saudara dan kekasih berkumpul
bukan kekasih duniawi, melainkan kekkasih ruhani
dan juga kekasih sejati

Kekasih ruhani kita adalah Rosululloh s.a.w
kekasih sejati kita adalah Alloh s.w.t
saudara yang penuh kasih adalah mereka para kekasih Alloh yang lain

Alloh ......
Benar tiada yang lain selain Dia
Segala bentuk pastilah lenyap kala berjumpa denganNya
Maka sangatlah benar Al-Qur'an menggambarkan leburnya gunung
dan pingsannya nabi Musa a.s tatkala Alloh mengundangnya untuk berjumpa di bukit thuwa

Kita ini terdiri dari tiga unsur yang kita sebut Aku
1. Aku Jasmani
2. Aku Ruhani
3. Aku Sejati

Akuan jasmani ini adalah akuan terendah.
aku jasmani inilah yang tertimpa sakit, sedih, senang, sakit, suka, sehat, dan lain semacamnya.
keinginannya sangat banyak dan tak akan pernah ada habisnya.
aku jasmani ini tidak akan pernah puas, selalu menuntut untuk lebih dan lebih.
ia bertempat di Dunia.

Akuan Ruhani ini bisa dikatakan sebagai tingkatan yang atas.
disini apa yang disebut aku juga bisa terkena tenang, damai, suntuk, gelisah, dan lain sebagainya.
inginnya surga takutnya neraka.
dialah yang bertempat di Surga ataupun neraka.
dia bisa mengalami kekeruhan / kekotoran dikarenakan imbas kelakuan jasmani yang melawan tatanan semesta.
Semestinya ia bersinergi dengan semesta
sayangnya sedikit manusia yang menyadarinya.
obat penenangnya adalah Dzikr, media bersucinya adalah Sholat,
kedamaiannya adalah istighfar, tempat terindahnya adalah 'Subhanalloh'

Akuan Sejati inilah yang disebut kesejatian, ia tak terkena mati, tak tersentuh sedih, sakit, bangga, bahagia, dan sebagainya.
lain halnya dengan akuan yang dua sebelumnya.
akuan sejati inilah yang dipanggil sebagai "Muthmainnah"
yang sejati inilah yang akan kembali padaNYA
dialah hakikat sejati dari manusia

Alloh ......
Maha Benar Engkau yang telah mengajarkan bermacam - macam ilmu tanpa perantara
tidak melalui jibril ataupun semua malaikat-Mu
Engkaulah yang memberi faham pada para malaikat tentang kesejatian adam.
hingga mereka patuh terhadapMu ketika engkau perintahkan mereka untuk bersujud kepada adam

Alloh .......
Sesungguhnya jika tidak Engkau kehendaki ilmuMu mengalir, tentulah kami jadi berbangga diri dan sombong
Sesungguhnya kami bukanlah apa - apa
Sesungguhnya kami hanyalah hambaMu yang ingin kembali berserah diri padaMu

Huuu Huuuu Alloh Huuu ..... Alloh ......

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...