Dia benar ada di atas
Maha Mengetahui, mewariskan diriNya dalam dada hambaNya
Seandainya si Hamba tidak Terkurung Jasad, tentu si hamba akan selalu putih dan suci
Karena si hamba terkurung jasad,
maka wajib bagi hamba untuk dilekati berbagai kotoran,
kerak dan segala sesuatu yang sifatnya melekat
Itulah sebabnya Alloh mewajibkan kita untuk sholat
Sholat yang sejati
Sholat yang tidak banyak dapat dikerjakan
Sholat itu merupakan wilayah pencapaian tertinggi seorang hamba
sholat adalah perjalanan ruhani yang tinggi
Ia berada di atasnya cahaya, Rasa, juga segala pemikiran
Sholat adalah pengendapan rahsa untuk kemudian melesat melampaui rahsa
melapaui pikir melampaui cahaya
maka benarlah jika baginda Nabi yang mulia s.a.w bersabda,
"Sholat itu adalah mi'rojnya seorang mukmin"
demikian sangat benar juga firman Alloh yang tertuang dalam al-Qur'an,
"Sesungguhnya Sholat itu berat, dan hanya sedikit dari hambaKU yang khusyu"
Mi'rojnya seorang mukmin adalah perjalanan pribadinya menuju ketinggian Sang Pangeran Sejati
melapui wilayah kekuasaan juga singgasanaNya
Pribadi yang pasrah yang dapat melewati berbagai bentuk tipu muslihat yang menggiurkan
Alloh ......
benarlah Dia yang Maha Luar Biasa
Tak Terbatas dan juga Maha Agung
Dia menitipkan sebagian diri dan kuasaNya pada manusia
".....ketika sudah KU-tiupkan padanya Ruh-KU"
Ketika cahaya Luar biasa dariNya memancar dan menerpa BaitNya
yakni qolbu hambaNya yang mukmin
maka leburlah segala kerak dan kotoran yang melekat pada diri hambaNya
terbebaslah RuhNya dari BaitNya
kembali dengan penuh kepasrahan dan kerinduan
Di sana semua saudara dan kekasih berkumpul
bukan kekasih duniawi, melainkan kekkasih ruhani
dan juga kekasih sejati
Kekasih ruhani kita adalah Rosululloh s.a.w
kekasih sejati kita adalah Alloh s.w.t
saudara yang penuh kasih adalah mereka para kekasih Alloh yang lain
Alloh ......
Benar tiada yang lain selain Dia
Segala bentuk pastilah lenyap kala berjumpa denganNya
Maka sangatlah benar Al-Qur'an menggambarkan leburnya gunung
dan pingsannya nabi Musa a.s tatkala Alloh mengundangnya untuk berjumpa di bukit thuwa
Kita ini terdiri dari tiga unsur yang kita sebut Aku
1. Aku Jasmani
2. Aku Ruhani
3. Aku Sejati
Akuan jasmani ini adalah akuan terendah.
aku jasmani inilah yang tertimpa sakit, sedih, senang, sakit, suka, sehat, dan lain semacamnya.
keinginannya sangat banyak dan tak akan pernah ada habisnya.
aku jasmani ini tidak akan pernah puas, selalu menuntut untuk lebih dan lebih.
ia bertempat di Dunia.
Akuan Ruhani ini bisa dikatakan sebagai tingkatan yang atas.
disini apa yang disebut aku juga bisa terkena tenang, damai, suntuk, gelisah, dan lain sebagainya.
inginnya surga takutnya neraka.
dialah yang bertempat di Surga ataupun neraka.
dia bisa mengalami kekeruhan / kekotoran dikarenakan imbas kelakuan jasmani yang melawan tatanan semesta.
Semestinya ia bersinergi dengan semesta
sayangnya sedikit manusia yang menyadarinya.
obat penenangnya adalah Dzikr, media bersucinya adalah Sholat,
kedamaiannya adalah istighfar, tempat terindahnya adalah 'Subhanalloh'
Akuan Sejati inilah yang disebut kesejatian, ia tak terkena mati, tak tersentuh sedih, sakit, bangga, bahagia, dan sebagainya.
lain halnya dengan akuan yang dua sebelumnya.
akuan sejati inilah yang dipanggil sebagai "Muthmainnah"
yang sejati inilah yang akan kembali padaNYA
dialah hakikat sejati dari manusia
Alloh ......
Maha Benar Engkau yang telah mengajarkan bermacam - macam ilmu tanpa perantara
tidak melalui jibril ataupun semua malaikat-Mu
Engkaulah yang memberi faham pada para malaikat tentang kesejatian adam.
hingga mereka patuh terhadapMu ketika engkau perintahkan mereka untuk bersujud kepada adam
Alloh .......
Sesungguhnya jika tidak Engkau kehendaki ilmuMu mengalir, tentulah kami jadi berbangga diri dan sombong
Sesungguhnya kami bukanlah apa - apa
Sesungguhnya kami hanyalah hambaMu yang ingin kembali berserah diri padaMu
Huuu Huuuu Alloh Huuu ..... Alloh ......
Jumat, 22 Januari 2016
Home »
Dimensi Ilahiah
,
Dimensi Jasad
,
diri sejati
,
ُEksistensi Adam
,
jalan kembali
,
kesejatian
,
samudra jiwa
» Jalan Menemukan AKU
Jalan Menemukan AKU
Januari 22, 2016
Dimensi Ilahiah, Dimensi Jasad, diri sejati, ُEksistensi Adam, jalan kembali, kesejatian, samudra jiwa
No comments
Paling Sering Diakses
Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...
0 comments:
Posting Komentar