Rabu, 31 Agustus 2016

Mursyid Sejati

Ing Ngarso Sung Thulodho
Ing Madyo Mangun Karso
Tut Wuri Handayani

saya menyunting pewanti wanti dari Ki Hajar Dewantoro
bukan tanpa sebab
tapi memang karena saya menangkap pelajaran spiritual yang cukup mengena di sana
ketika kita benar - benar berjalan suluk
mengenal diri
sebagaimana yang telah kita pahami bersama
awal mula perjalanan memang dari pengenalan diri
dari mengenal diri itulah lantas kita dapat melangkah ke hadiratNya
kalau jalannya saja tidak dimengerti bagaimana hendak berjalan

Ing Ngarso Sung Tulodho
kita membutuhkan Contoh atau setidaknya pemandu untuk ber-suluk (berjalan) kehadiratNya
siapa yang hendak kita jadikan pemandu itu?
guru? mursyid? oke kalau ini jawaban sementara kita

sekarang tanya coba tanya siapa guru atau mursyid yang harus kita ikuti?
yang berwujud manusia dan biasa memberi wejangan itukah?
ataukah bangsa jin dan malaikat yang sering memberi bisikan - bisikan halus ke dalam diri kita?
kalau jawaban anda adalah salah satu dari itu, berarti anda sama sekali belum menyadari realitas diri anda sendiri
atau kita , pandangan kita masih terhijab oleh penampakan lahiriah semata
lho apakah jin dan malaikat juga dalam wilayah lahiri?
iya, mereka juga sesuatu yang lahir namun dalam dimensi yang sedikit halus

lantas siapa mursyid / guru yang harus kita ikuti?
Dia tidak lain adalah Alloh Al-Mursyid
Alloh Yang Maha Ilmu, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Nyata,
Yang Maha Membimbing, Maha Kasih lagi Maha Memberi Petunjuk

Bentangan Petunjuk dan Tarikan BimbinganNya itu terselip dan memujud di dalam diri manusia
petunjuk dan bimbingan inilah yang dikatakan sirr
tarikan dan dorongan - dorongan dariNya secara langsung untuk untuk mengajak manusia kembali kehadiratNya secara kaffah dan fitrah

Ar-Ruh Al-Amin
tiupan dariNya yang memberi keamanan bagi hamba - hambaNya yang berjalan kepadaNya
maka ya inilah guru yang semestinya kita ikuti
Sang Guru yang sejati ini ada di dalam diri masing - masing manusia
namun wujudnya berupa sirr
rahasia yang tak tergambarkan seperti apa
kaarena ia bagian dari Alloh
maka benar ia benar benar laitsa kamitslihi syai'un
tak ada satupun bahasa dan kata yang dapat menyentuh kebenarannya
istilah sirr inilah yang paling mendekati untuuk mengungkapkannya.

lantas sekarang bagaimana cara mengikutinya
jika kebanyakana kita saja tidak tahu keberadaannya ?
maka perlu anda ketahui, anda tidak akan dapat memenuinya jika anda masih mengandalkan berbagai paradigma yang telah ternanam di dalam benak anda
anda musti benar - benar suci nan fitri
tanpa diikuti prasangka apa pun
lantas sadari keberadaan diri anda sendiri

inilah yang disebut tafakkur itu
proses mengenali diri sendiri
pandang diri kita ini melalui tiupan halus yang merasuk dari lubang hidung kita
sadari dan pandangi terus tiupan tiupan itu
sampai anda menyadari bahwa anda sejatinya tidaklah memiliki kuasa apapun atas nafas anda

dari sinilah pengenalan itu bermula
ternyata diri kita ada 3
ada diri yang mati, ia hanya tampak seolah hidup padahal ia hanya digerak gerakkan saja
dia inilah yang disebut jasad
ada diri yang nampak hidup, yang mengamati dan menyadari tarikan dan hembusan nafas
dia inilah yang disebut jiwa
dan ada diri yang menghidupi jasad, yang menggerakkan keluar masuk nafas
dia inilah yang Sejatinya Hidup
yang kelak akan kita ikuti arah kembalinya
dan kita jadikan mursyid / guru sejati kita

Ing Madyo Mangun Karso
setelah kita tahu siapa yang musti kita ikuti
selanjutnya sekarang kita ikuti dia
setelah anda/kita mengenal tiga diri itu
semestinya kita benar - benar faham siapa yang akan berjalan kembali kepada Alloh dengan mengikuti al-Mursyid itu.

jasad tidak mungkin
karena kita sama - sama tahu bahwa jasad sejatinya adalah benda mati

maka satu - satunya yang musti dikembalikan kepadaNya adalah Jiwa atau Nafs ini
yang perannya adalah mengamati keluar masuk nafas tadi

ing Madyo Mangun Karso ini adalah berarti yang di tengah memperhatikan
atau si Jiwa inilah yang semestinya memiliki (membangun) tekad untuk mau (kerso) kembali kepadaNya
setelah kita tahu jalanNya

yang dimaksud kehendak juga adalah penerjemahan perintah dariNya (selain kembali dalam ranah spiritual)
yang berupa dorongan - dorongan jiwa untuk menggerakkan jasad

Jiwa yang telah berserah kepadaNya
akan menerima pencerahan - pencerahan dan petunjuk hidup
untuk diselesaikan selama ia hidup di dunia ini


Tut Wuri Handayani
yang terakhir ini adalah benar - benar peranan jasad
ia hanya mengikuti kehendak yang telah sampai kepada jiwa
dorongan yang muncul dari jiwa mustinya diikuti oleh jasad ini
bukan membamkang

bagaimana jasad bisa membangkan?
ketika ia lebih mengutamakan logika akal pikir daripada dorongan ilahiah / kehendak jiwa




0 comments:

Posting Komentar

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...