Sabtu, 24 September 2016

Alloh Yang Mengatur kita atau kita yang mengatur Tuhan

Siapapun anda yang tergerak untuk membaca ini
Mari kita diam sejenak dari macam macam prasangka yang ada di dalam benak kita
Mari kita sama sama memasuki kedalaman bathin kita masing masing

Saya tidak mengatakan bahwa do'a itu adalah bentuk pengaturan kita atas kehendak tuhan
Atau do'a adalah seirama dengan ketidak ikhlasan kita menerima apa apa bentuk pemberian Alloh
Saya juga tidak mengatakan bahwa kita bisa mendikte tuhan
Karena sesungguhnya Alloh berkehendak semaunya sendiri saja
Karena memang kebijaksanaannya melebihi segala sudut pandang manusia

Yang saya maksud dengan kalimat "kita yang mengatur tuhan" sesungguhnya adalah sebuah kemustahilan
Yang menyebabkan seluruh doa kita tidak terkabulkan
Seluruh angan angan kita menjadi kosong tak berarti
Padahal sesungguhnya jika sesuatu yang terbesit di dalam benak kita itu adalah bentuk pengaturan dari Alloh
Maka hal itu akan mewujud "kun-fa-yakun"

Oke kita persantai bahasanya
Kita tentu pernah memimpikan banyak hal
Di dalam benak kita terurai banyak gambaran dan lalu menggerakkan lisan atau hati kita untuk berdoa
Dan doa itu ada terwujud dan ada yang tidak
Pernah kita memperhatikan ketika doa itu terwujud
Sesungguhnya yang menggerakkan kita untuk berdoa itu adalah Alloh?
Atau pernahkah kita menengok bahwa yang berdoa ketika doa itu tidak mewujud itu adalah refleksi hasil ego kita?
Nah ketika ego kita yang berkata kata
Atau yang membentuk suatu bayangan di dalam pikiran
Itulah yang dikatakan mendikte tuhan
Mengatur tuhan

Sudah tentu hal itu membuat tidak terkabulnya suatu permohonan
Padahal jelas jelas Alloh berfirman, "Berdoalah pasti akan Aku kabulkan", dan ditegaskan lagi oleh firmanNya (yg artinya), "dan janji Alloh itu adalah pasti"
Seringkali kalau doa kita tidak juga terkabul, kita akan mempertanyakan janji Alloh yang itu
Wajar.... Manusia....
Sungguh manusia itu sangatlah bodoh
Dalam kondisi yang demikian pun kita masih berani mempertanyakan janji tuhan
Bukannya malah intropeksi diri
Apakah kita telah terlanjur mencoba mengatur tuhan?
Ketika kita sadar bahwa kita telah mengatur tuhan,
Semestinya kita juga sadar siapa yang sedang berperan atas diri kita kala itu.
Ego, nafsu, sifat syaithoniah dan iblisiyah manusia, was was al-khonnas, yuwaswisufi shudurinnas min al-jinn wa an-nass.

Lain halnya kalau yang berperan di dalam diri kita adalah Alloh
Lisan kita, hati kita, benak kita, segala sesuatu yang ada di dalam diri kita adalah haqq Alloh
Yang menggerakkan kita berdoa adalah Alloh
Maka sudah barang tentu gerak selanjutnya yang untuk merealisasikan doa juga adalah merupakan af'al / gerak Alloh

Misal begini, ketika kita sudah berputus asa terhadap dunia
Lalu kita bertekad meninggalkan dunia
Lari beranjak ke Alloh
Dan berserah diri secara total kepadaNya
Ketika begitu kuatnya kita berasyik masyuk dengan Alloh
Kok tiba tiba muncul benak yang sangat kuat dan sangat meyakinkan bahwa kita masih harus menata dunia
Sehingga menjadi baldatun toyyibatun warobbun al-ghofur
Begitu pun selanjutnya kok kita terasa bergerak begitu ringan atas segala perbuatan yang merubah sesama ke arah yang lebih positif
Dan lisan kita ketika berdoa pun semuanya secara tiba tiba / spontan saja
Dan semua doa terealisasi
Di situlah letak pengaturan Alloh

Nah selanjutnya bagaimana agar kita semua dapat mencapai posisi itu?
Posisi yang segala sesuatunya digerakkan oleh Alloh
Posisi dimana Diri kita menjadi wadah tajalliNya Alloh, bukan tajallinya nafsu , was was , syaiton dan iblis

Yang pertama dan pasti adalah anda / kita musti sering sering berada dalam kondisi hening, sunyi, diam, kosong
Hening dari prasangka, sunyi dari pemikiran, diam dari berbagai gagasan, kosong atas keinginan.
Ini dapat kita latih (riyadhohi) melalui Dzikir Nafas Tahap Satu.

Seba'da itu sandarkan dan sadarkan diri anda hanya kepada Alloh dengan melatih dalam setiap masuk dan keluarnya nafas dibarengi dengan dzikir Huu Alloh.

Hal ini bermanfaat untuk mengabaikan ego nafsu kita
Dan mengembalikan seluruh eksisitensi diri kita kepada Alloh.
Selanjutnya latih untuk jumeneng
Yaitu tegap lurus ke Alloh
Suluk / berjalan kehadiratulloh
Ini dapat anda latih secara kontinyu dengan dzikir nafas tahap 3.

Selanjutnya terserah Alloh hendak mentajallikan DiriNya , af'alNya seperti apa dalam diri kita

Kita tak perlu takut untuk berjalan kehadiratnya
Penguasaan ilmu dan amalan bukanlah tolok ukur utamanya untuk mencapai maqom fana fillah tersebut
Tolok ukur utamanya adalah kebulatan tekad kita untuk melebur dalam kuasa Alloh
Dengan membersihkan seluruh bentuk ego diri kita
Semoga hal ini bermanfaat untuk kita semua
Yang merindukan Alloh

0 comments:

Posting Komentar

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...