Senin, 07 November 2016

Fana Fil-fikri dan Fana Fillah

tasawuf atau dunia spiritual memang rawan kesesatan
tapi kesesatan ini hanya akan terjadi tatkala kita lebih mengedepankan logika daripada penyaksian itu sendiri
Yang namanya penyaksian itu, meskipun ia berlawanan dengan logika, ya tidak ada masalah sedikitpun
Yang dikatakan kebanyakan para arif billah bahwa berspiritual itu perlu guru, adalah bahwa guru itu yang akan senantiasa mengingatkan kepada kita agar kita tidak terpaku pada pandangan lahiriah semata.
Yang namanya hakikat itu bukanlah apa apa yang tertulis dalam dunia materi dan bahasa
Melainkan apa apa yang ada si sebalik wilayah materi dan bahasa
Ia terbebas dari wilayah itu
Adapun mengenai istilah istilah pengungkapannya, ya selamanya tidak akan ada yang benar benar menyentuh eksistensiNya
Dan makrifatullohulhaqq itu adalah tidak terletak pada secerdas apa pemikiran kita dalam memaknai suatu bahasa
Akan tetapi seberapa kita melepaskan dan berlepas dari keterikatakan kita mengenai berbagai istilah dan ungkapan

Tentang fana fil-fikri sebagaimana yang saya singgung di atas, adalah bentuk ketenggelaman kita akan analogi dan ungkapan saja
Contoh ketika saya menyatakan bahwa perlu perjalanan untuk sampai kehadirat Alloh. Lantas kemudian anda mempersepsikan bahwa ke Alloh itu adalah berjarak.
Ini ada kesimpulan anda sendiri, dan merupakan indikasi bahwa kita sedang terjebak ranah fikr dan materi
Padahal meskipun istilah melalukan perjalanan untuk mencapai kehadirat Alloh ini ada dalam bahasa qur'an
Tapi tetap belum bisa menggambarkan secara gamblang kepada beberapa orang yang masih terjebak ranah fikr

Berbeda dengan orang orang yang sudah melepaskan dirinya dari ranah fikr, analogi, istilah, bahasa, materi dlsb..
Akan sangat nyata baginya bahwa perjalanan spiritual itu bukanlah berjarak sebagaimana perjalanan fisik
Meskipun sama sama dalam bahasa "perjalanan" namun tidaklah dapat kemudian kita persepsikan bahwa itu adalah seperti menaiki tangga atau memasuki lorong atau bagaimanapun persepsi akan menggambarkan dalam bayangan maya.

Fana fil-fikr adalah kondisi kita terhanyut oleh hal hal tersebut
Sehingga pasti kita tidak akan pernah menemukan titik intinya dari segala sesuatu
Memang seolah olah hasil pikir tampak menemukan hakikat sesuatu, tapi bukanlah seperti itu yang sebenarnya

Lantas bagaimana dengan adanya sabda nabi tentang "tafakkur sejenak itu lebih baik daripada ibadah 70tahun" ??
Tafakkur yang selama ini kita anggap sebagai berpikir
Inti sesungguhnya dari istilah itu adalah menata pikiran
Agar ia berada pada tempatnya dan tidak mendominasi diri kita
Sebainya yang mendominasi diri kita adalah jiwa yang berada dalam genggaman Alloh
Jiwa yang telah senantiasa bersama Alloh
Jiwa yang telah fana fillah
Melebur dalam dimensi ilahiah

Fana fillah itu pasti terjadi ketika kita melepaskan seluruh dominasi dominasi pikir atas diri kita
Maka siapapun yang sudah menyadari dan menyaksikan bahwa diri kita yang sebenarnya bukanlah persepsi kita,
Dipastikan ia akan cepat mencapai kondisi fana fillah yang hingga sekarang masih tidak bisa dijangkau oleh berbagai bentuk bahasa
Untuk mencapainya bagaimana?
InsyaAlloh anda bisa menuju ke sini, insyaAlloh sudah tertulis di paragraf pertengahan tentang hal ini.
atau ke sini

semoga hal ini bermanfaat

0 comments:

Posting Komentar

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...