Minggu, 14 Februari 2016

Relasi Puasa - Petunjuk - Syukur

Al-Qur'an benar benar tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya
Ia adalah petunjuk bagi orang orang yang beriman
Meskipun orang orang tersebut hanya sekedar percaya saja
Al-qur'an ini tetap sudah akan memberikan petunjuk

Lebih lanjut lagi, sebenarnya al-Qur'an ini sekaligus juga menjadi penjelas bagi petunjuk itu sendiri
Yang seperti ini dapat diketahui dengan berkomunikasi dengannya
(Wa bayyinatin minal huda wal furqon)
Jelas sekali bahwa dibalik sekedar petunjuk (Huda), ia juga sekaligus menyimpan penjabarannya

Dengan berpuasa,
Bukan sekedar puasanyaa perut maupun nafsu
Tapi puasa dengan kosongnya kehendak kita
Maka kita akan ditunjukkan langsung oleh Alloh mengenai penjabaran petunjuk itu
Sehingga petunjuk itu mewujud menjadi al-furqon (pembeda)
Dan benar benar pembeda

Petunjuk - Penjelas - Pembeda

Menunjukkan sekaligus menjelaskan bahwa kita harusnya hendak kemana dan bagaimana

Syahru Romadhon :
°) Syahru = Bulan; Masyhur
     Asy-syahru (الشهر) sebenarnya berasal dari kata Syaharo (شهر) yg berarti masyhur
°) Romadhon = Pembakaran
     Romadhon (رمضان) merupakan bentuk masdar dari kata Romadho (رمض) yg dijadikan isim alam (kata nama) dengan ditandai alif-nun (ان) pada akhirnya

Al-baqoroh : 185
"..... Barang siapa yang menyaksikan kemasyhuran (الشهر), maka berpuasalah."

Sangat jelas sekali..
Di jaman ini, semua kemasyhuran telah diidam idamkan oleh banyak orang
Belajar kemana mana hanya ingin dapat gelar dan dipandang 'waw' oleh orang lain
Kerja siang malam hanya untuk sekedar mencari kekayaan
Semua itu hanya sebatas kemasyhuran

Demikian Alloh kemudian berfirman, "Maka Berpuasalah (فليصمه)"

Berpuasalah dari segala kehendak yang hanya bersifat materi
Mencari kemasyhuran belaka
Berpuasalah agar jangan sampai kemasyhuran kemasyhuran duniawi itu meracuni hatimu, meracuni dirimi
berpuasalah dengan mengosongkan segala kehendakmu yang rendah itu

Syahru Romadhon = Pembakaran Kemasyhuran

Al-Baqoroh : 185
"....dan barang siapa yg berpenyakit (maridhon=penyakit) atau bepergian, maka hitunglah dari hari hari yg lain..."

Penyakit manusia yang paling kacau adalah seperti yg tersimpan dalam kalimah sebelumnya
Penyakit kemasyhuran.

Barangsiapa yg sudah terjangkit penyakit kemasyhuran ini, makaa hitunglah sebagai hafi terluar dari puasa
Dengan kata lain puasa pengosongannya batal
Atau dia tidak sedang berpuasa

"Au'ala safarin" ... atau atas perjalanan

Perjalanan menemukan obatnya, atau perjalanan dalam kondisi sakit
Atau perjalanan apapun itu
Tetaplah terhitung hari yg lain, bukan terhitung puasa

Al-baqoroh : 185
"....Alloh menghendaki kemudahan bagi kalian, dan Dia tidak menghendaki kesulitan bagi kalian"

Alloh menganjurkan kita berpuasa (kosong) itu semata mata untuk memudahkan kita
Alloh berkasih sayang terhadap kita, dan tidak hendak menyulitkan kita dengan berbagai upaya yg memutar otak dan memeras tenaga kita.
Sesungguhnya kalau kita telah mengosongkan diri dari segala bentuk keinginan kemasyhuran - kemasyhuran
maka kemudian yg memenuhi diri kita adalah Alloh
Tak ada lagi kehendak untuk masyhur
yang ada adalah kehendak Alloh
Tak ada lagi pengaturan diri
Yang ada adalah pengaturan dari Alloh

Sebenarnya Alloh tidak ingin kita ini repot dengan membebani diri kita sendiri
Seolah olah kita mampu menghadapi dunia dengan segala permasalahannya atas kehendak diri

Tidak.... sesungguhnya kita tidak dapat melakukan apa apa
Angan angan kosong kita tentang penyelesaian menghadapi apapun yang sedang kita hadapi lah yang akan membebani kita
Sedangkan Alloh tidak menghendaki yang demikian itu

Biarkan Alloh yang akan mengatur segala tindak tanduk kita
Kita tinggal ikuti, tak usah ikut campur
Karena memang kita tak berhak untuk ikut campur
Karena kita tak memiliki daya apa pun untuk mengubah apa pun

Al-baqoroh : 185
"...dan hendaklah kalian menggenapkan bilangannya. Dan mengagungkan Alloh atas apa yang telah ditunjukkanNya, dan agar kalian semua bersyukur"

Wa litukallimu al-'iddata = dan hendaklah kamu menggenapkan hitunganmu

Kalau kamu menatap hitungan yg di luar hitungan puasa itu, maka genapkan pandanganmu terhadap hitungan itu
Jangan kau buat ganjil
Maksudnya, apa apa yg telah kau lihat dalam bentuk materiil itu,
Sesungguhnya menyimpan juga hikmah dan petunjuk jalan menuju jalanKU
Jika kalian tidak memecah mecahkannya sehingga menjadi ganjil,
Tentu kalian akan terseret masuk ke dalam wilayahKU

Selama ini kalian telah memecah mecah ciptaanKU yg telah kujadikan petunjuk jalan bagi kalian
Yg belum mampu memasuki Bait (rumah) Ku dan firmanKU
Sehingga kalian terombang ambing dalam kekalutan dan kebimbangan kebimbangan

Selama kalian tetap membuat ganjil dan tidak menggenapkan itu semua, maka selama itu pula kalian tidak akan dapat dan mau masuk ke dalam bait (Rumah) Ku dan memahami firmanKu

Wa litukabbirulloha 'alaa maa hadaakum
Siapa yg tidak tersungkur setelah menatap keagungan Alloh ???
Jika Alloh telah menampakkan kuasaNya, ke-maha Suci-anNya,
KeagunganNya, keagungan segala sifat, asma', af'al dan DzatNya,

La'allakum tasykuruun.....
Itu semua adalah jalan menuju syukur
Itu semua akan membawamu pada syukur yang sedalam dalamnya syukur
Yakni mensyukuri apa apa yg telah engkau terima, engkau saksikan, dan engkau rasakan.

والله الخير الموفق
هو النور على النور
العليم والشكور والكبر

0 comments:

Posting Komentar

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...