Senin, 08 Februari 2016

Bab Doa

Pengetahuan, Pemahaman, Kesadaran..... tetaplah bertingkat
Pertama, dalam tingkatan terendah,
Orang orang yg berdoa, seperti bermain tebak tebakan
Tergantung keberuntungan
Seolah olah doa mereka terkadang diijabah, terkadang juga ditolak
Ada waktu mereka mengira doanya terkabul, namun ternyata tidak.
Jadi mereka hanya mengira-ira
Kalau terkabul ada yg mengira itu bentuk kebaikan tuhannya
Juga terkadang mengatakan bahwa itu karena keseringannya berdoa.

Dan jika doanya tidak terkabul,
Mereka mengira apa yg sedang diterimanya sekarang adalah bentuk ujian.
Atau tuhan sedang merencanakan yg lain.
Mereka hanya bisa mengira saja.

Hal semacam ini disebabkan masih adanya kabut penghalang di dalam basyiroh (mata hati) nya.
Mereka hanya bisa meraba raba
Dengan menggunakan tongkat khusnudhon
agar tidak semakin celaka jika haru ber-suudhon kepada tuhannya
Tingkatan ini paling banyak penghuninya
Bahkan hampir rata rata manusia menghuninya.

Pada tingkatan kedua terdapat pemahaman dari orang orang yg sedang memasuki wilayah hampir / seolah fana fil-aqli.
Ia atau mereka yakin betul bahwa semua ini sudah tertata rapi
Ia berdoa ataupun tidak, semua tetaplah akan terjadi
Karena akal mereka telah mencerna bahwa jauh jauh hari sebelum terlahir
Pola kehidupannya sudah tercatat dan terencana rapi
Serta sudah tertata, tak dapat digoyang lagi

Sekalipun ada kabar yg menyatakan bahwa takdir itu bisa dirubah dengan doa
Tetap saja ia menyatakan tidak mungkin
Karena di dalam benaknya, ia telah meyakini bahwa berdoa pun sesungguhnya adalah rancanganNya
Atau sudah tertulis di dalam kitab induk (lauhul mahfudz)
Bahwa saat itu ia memang harus berdoa

Jadi orang orang semacam ini sedang mengalami peleburan egoisitasnya
Egonya hampir hilang
Maka ia menyadari yg demikian itu
Seolah olah dia merasa bahwa tiap gerak geriknya adalah sudah ditetapkanNya.
Bahkan jika dijebloskan ke dalam kubangan kotoran pun dia bersedia
Tanpa minta untuk dikeluarkan dari sana.

Golongan ini seolah telah pasif
Namun tetap bergerak sesuai kehendakNya.
Pasifnya mereka adalah tidak punya keinginan
Gerakan mereka adalah mereka terjemahkan sebagai ketetapan induk
Di zaman ini mulai bertebaran golongan yg mengalami pemahaman kesadaran ini.

Sedangkan pada tingkatan selanjutnya,
Tingkat kepahaman ketiga
Orang orang mulai terlepas dari pemahaman kedua
Biasanya mereka telah melewati dua pemahaman sebelumnya.
Kabut yg menyelimuti basyirohnya telah tersibak
Ia dapat menatap dengan kebenaran
Dan ia pun tidak lagi terlebur,
Tapi sudah maujud adam-ahad
Satu bentuk kesadaran yg tetap satu bulat tak terpecah
Namun merangkul seluruh jagat semesta.
Ia adalah pribadi unggul yg bijak

Bagi mereka dalam hal berdoa,
Itu bukan lagi semacam kira kira,
Ataupun ketetapan masa lampau
Berdoa bagi mereka adalah komunikasi antara dia dan Khaliqnya.
Bisa jadi terjadi tawar menawar di sana.
Doanya pasti direspon atau ditanggapi oleh alam semesta selaku eksekutor sunnatulloh
Sesuai persetujuan Alloh s.w.t

Orang orang ini dapat menangkap apa yg ia mintakan itu baik baginya ataukah buruk
Semua tampak jelas
Namun pilihan tetap ada pada pribadinya
Alloh telah mengabarkan apa apa yg jarang dimengerti orang pada umumnya terhadap orang orang tersebut.
Wilayah ini masih merupakan wilayah eksklusif
Bahkan sampai hari ini
Kebanyakan para pemburu kebenaran hanya berhenti pada pemahaman kedua
Ia yg berada di wilayah ini tidak lagi menatap dengan sebelah mata
Namun dengan dua matanya
Sehingga jadilah ia manusia bijak
Manusia terpilih untuk mengemban khalifatulloh.

Wallohu'alam
"ادعوني أستجب لكم، والشكرلي ولا تكفرون"

0 comments:

Posting Komentar

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...