Sabtu, 06 Februari 2016

Jalan Tauhid , Peta Menuju Al-Haqq

Bismillahirrohmaanirrohiim ....

لا اله الا الله

Berhenti pada lafal, sama saja terjebak dengan bayangan
Dimana bayangan dikira sebagai realita
Lafadz tauhid itu memang luar biasa,
Bahkan Alloh sendiri menyatakan bahwa jika langit, bumi dan seisinya ditimbang dengan lafadz tauhid ini, tentulah lafadz ini lebih berat daripadanya.
Di mana letak bobotnya?
Ini yg perlu disadari oleh masing masing pribadi

Langit bumi dan seisinya itu adalag materi
Sedangkan berat itu adalah isinya
Kalau balon ditimbang dengan batu, tentu lebih berat batu
Dan bukanlah sebab materialnya yg membuat batu lebih berat daripada balon.

Kalau hendak menemukan eksistensi, maka barang pasti harus berani memasuki materi.
Tidak lagi berada atau berkecimpung dengan materi,
Melainkan masuk di sebaliknya materi.

Kalau hendak menemukan titik berat / eksistensi dari kalimah tauhid laa ilaha illa Alloh,
Maka harus berani memasuki lafadz itu
Tidak sebatas pada lafadznya saja
Melainkan lebih ke dalam lagi

Laa (لا) yang berarti tiada,
Maka masukilah ia ......
Wilayah ketiadaan, suwung / Kosong / Zero
Wilayah yg tidak ada apapun di dalamnya
Namun perhatikan dan hati hatilah
Banyak yg mengira kosong adalah puncak sebuah perjalanan,
Bahkan sebenarnya ini barulah permulaan

Di sebalik itu,, masukilah juga.

Ilaha (اله) , sebuah wilayah ketuhanan
Dimana iman bersemayam di wilayah ini.
Wilayah penyaksian, kalau dalam ketiadaan kita masih konsisten untuk menemukan sebuah eksistensi kebenaran (al-Haq)
Untuk menyibak realita yg sejati,
Maka perlahan kita akan memasuki wilayah ini

Sebuah wilayah penuh cahaya,
Jalan lurus yg dimaksud dalam al-Qur'an (اهدنا الصراط المستقيم)
Sama dengan wilayah sebelumnya,
Banyak yg berhenti di wilayah ini
Mengira Alloh adalah Cahaya, padahal Alloh adalah Nurun 'Ala Nurin
Cahaya di atas cahaya
Di dalam misykat yg tak tembus
Pelita untuk segala sesuatu

Semestinya, hendaklah berjalan lebih lanjut menyelami wilayah berikutnya

Illa (الا) penafikan akan segala sesuatu
Penafikan atas segala persangkaan persangkaan
Menafikkan bahwa bukanlah kekosongan itu adalah tujuan akhir, bukanlah jalan cahaya itu puncak
Bukanlah diri ini adalah apa apa dan siapa siapa

Ini adalah wilayah pemurnian
Wilayah bersuci dari segala hadast
Hadast kecil maupun hadast besar
Kalau sudah bersuci, sudah siap
Sudah suci dan sudah layak.
Maka wilayah selanjutnya akan menyambut

Alloh (الله) makrifatudz-Dzat ada di wilayah ini
Wilayah yang hanya Alloh saja yg berhak menarik siapa saja untuk diperkenalkan denganNya

Jihadun-nafs sebagaimana yg dikabarkan baginda nabi yg mulia s.a.w
Adalah sebentuk ikhtiar di wilayah laa-ilaha-illa (لا اله الا)
Selanjutnya adalah wilayah keterserahan Alloh,
Para sufi mengatakan, "aroftu robbiy bi robbiy"
Karena bukanlah ikhtiar kita yg menyebabkan mengenal alloh
Melainkan Alloh sendiri yg menyibakkan hijabNya dan memperkenalkan diriNya

Wallohu'alam bish-showab

0 comments:

Posting Komentar

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...