Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً مُّبٰـرَكًا فَاَ نْۢبَـتْـنَا بِهٖ جَنّٰتٍ وَّحَبَّ الْحَصِيْدِ
"Dan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah, lalu Kami tumbuhkan dengan (air) itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen,"
[QS. Qaf 50: Ayat 9]
--------------------------------------
Dalam ilmu tafsir, ada berbagai macam bentuk tafsir, ada yang bil ma'tsur (dengan riwayat nabi), ada yang bir-ro'yi (didasarkan pada pemikiran yg mendalam dari sekian disiplin ilmu, seperti ushul dlsb), ada yang isy'ari (didasarkan pada isyaroh bathin).
Waskita Qur'an, setelah dikaji secara seksana, insyaallah ini termasuk dalam kategori isy'ari atau yg disebut oleh sebagian kalangan sebagai tafsir sufisme.
Sebagaimana hasil Waskita Qur'an kami pagi ini, yang sampai pada QS.Qof:9 , kami mendapati makna lain dari kalimah _"ma'an mubarokan"_ itu bukanlah sekedar hujan dari langit. Meskipun secara tekstual ayat, baik dari runutan ayat ke-7nya adalah menunjukan fenomena alam berupa air hujan. Namun khusus di ayat ini, kami mendapati isyaroh bahwa _"ma'an mubarokan"_ adalah limpahan kefahaman tentang iman, ihsan, islam yang mendalam dan luas langsung dari sumbernya. Sehingga pemahaman itu akan menimbulkan suatu efek ketenangan bathin, melakukan berbagai gerak tanpa keraguan dan cemerlang. Yang digambarkan _"jannah"_ (kebun kebun). Yang mana biji²nya dapat dipanen dan dinikmati oleh siapapun (wa habbal hasiid)
Kalau kita baca rangkaian ayat ini hingga selesai di ayat ke-11 akan kita dapati bersama di mana _"ma'an"_ akan mampu menghidupi negri yang kering. Dengan kata lain, mampu memberikan nilai, spirit kepada banyak makhluk yang nihil akan nilai khusus.
Uniknya jika kita flashback ke ayat sebelumnya, yaitu ayat ke-8, kita akan menjumpai bahwa kunci untuk menerima luapan _"ma'an mubarokan"_ yang dimaksud adalah dengan Dzikr yang "tabshirotan" memicu hadirnya pelajaran. Tentu ini mengarah pada esensi Dzikir itu sendiri, yakni menyadari eksistensi Alloh azza wa jalla.
Wallohu'alam bish-showab
0 comments:
Posting Komentar