Kamis, 28 September 2017

Alloh diluar Alam

Bismillahirrohmaanirrohim........

Tulisan ini sebenarnya untuk mengungkapkan saja apa yang sempat dipertanyakan oleh beberapa sahabat seperjalanan.

Kita telah sama sama belajar berjalan kehadiratulloh secara berjamaah maupun sendiri sendiri
Dikarenakan ini adalah wilayah yang rahasia, yakni hanya pejalan sendiri yang memahami sampai mana perjalananannya.
Maka tentu ada beberapa sahabat yg telah benar benar lepas landas dari ragawinya hingga lepas dari alam semesta
Ada yang justru masih terjebak dalam ranah analogi fikir yang hampir tampak seperti nyata spiritual
Namun ternyata masih berupa khayalan.

Masih berada dalam rongga rongga kosong semesta.

Sahabat..........
Terkait pertanyaan klasik yg terus berulang hingga saat ini
Yakni Di Mana Alloh?
Maka tentu masing masing kita akan menemukan pemahamanny masing masing sesuai kadar perjalanan dirinya
Bagi yang tidak berjalan sama sekali dalam wilayah spiritual, atau tidak tertarik dengan perjalanan suluk,
Tentu pemahaman yang sebatas riwayat 'katanya' bin 'katanya' itu saja sudah cukup.
Yang kelak kemudian selesai dan berhenti pada lahirnya ilmu ma'rifat atau yg familiar dengan istilah ma'rifatulloh bil-'ilmi atau ilmul-yaqin.
Tahu tentang esensi dan keberadaan Alloh berdasar litelatur dan disiplin disiplin ilmu semata.
Tidak salah juga bagi mereka yg mengambil sikap demikian.

Dan telah cukup banyak riwayat yg menjelaskan tentang keAdaan Alloh.
Yang lalu dirumuskan dalam sifat 20, dirumuskan dalam penjabaran ma'rifatul-asma, ma'rifatul-fi'li (af'al), ma'rifatush-shifat, dlsb.
Semua yang telah dijelaskan oleh para ulama sepuh melalui metode metode penyelarasan pikiran semacam itu adalah benar.

Namun bagi sebagian orang pula,
Tentu ada terusik kesadarannya untuk menempuh jalan penyaksian
Sehingga pengetahuannya kepada Alloh tidak sebatas berhenti dalam khazanah katanya bin katanya, ilmul-yaqin semata
Ada sebagian yg tergerak untuk menyaksikan tentang apa yg telah ia peroleh dari pernyataan para ulama
Sehingga sampailah ia pada tataran / maqom / wilayah penyaksian.
Atau yg sering kita kenal dengan 'ainul yaqin.

Sahabat.........
Wilayah ainul yaqin adalah wilayah dimana anda, kita, benar benar menyaksikan realitas yang ada
Bukan lagi berupa analogi pikir
Atau sekedar tebak menebak
Bahkan sekedar menerima pernyataan yg terluap dari para guru dan masyayikh kita.

Terkadang luapan penyaksian seseorang itu benar namun karena keterbatas kosakata yg ada, maka luapan tersebut menjadi 'blur' bagi pendengar yg masih berada dalam tataran ilmul-yaqin
Seperti halnya pernyataan "Alloh ada di luar alam semesta" tentu saja hal ini secara sekilas akan bertentangan dengan pemahaman bahwa Alloh ada di mana mana.

Kejadian seperti ini tidak akan selesai hanya dengan klarifikasi secara tutur tinukar semata.
Hal semacam ini perlu benar benar kita jalani dan bertanya / minta petunjuk langsung kepada Alloh
Sekiranya hal ini benar tentu akan ditunjukkan oleh Alloh realitasNya
Pun sekiranya pernyataan yg mengusik kita itu salah, Alloh akan menunjukkan realitas yang sesungguhNya.

Sebagai contoh, kita kembali ke dalam pembahasan semula, yaitu di Mana SesungguhNya Alloh berada
Maka dengan tegas saya akan mengatakan, "Alloh ada di luar alam semesta ini".

Tentu akan ada yg bertanya, "bagaimana bisa?  Bukankah DIA sendiri menyatakan bahwa DIA lebih dekat dengan urat nadi kita? dan bahkan DIA juga menyatakan bahwa kemanapun kita menghadap, di situ kita dapati wajahNYA."

Sahabat,,,,,,, kiranya perlu kita sadari bersama bahwa apa yg kita saksikan sebagaimana dalam pertanyaan di atas sesungguhnya adalah ilmuNYA, af-alNYA dan ShifatNYA.
DIA ada di luar ruang dan waktu hingga alam semesta.
Kalau kita melihat cahaya, realitas yg kemana mana kita lihat adalah sinarnya.
Pancarannya. Cahayanya.
Sejatinya partikel partikel cahaya itu jika kita amati lebih jauh, ia tidak berada pada apa yg semula kita kira sebagai cahaya.

Kalau kita bicara tentang di mana Alloh berada.
Setidaknya ada satu firmanNya yg secara global telah memberikan permisalan keberadaanNya.
Yakni di dalam al-Qur'an Surah an-nur ayat 35
Di situlah permisalan yg paling mendekati realitas keberadaanNya.
ayat yg menyebutkan tentang keadaan pelita di dalam misykat yg tak tembus ini adalah menggambarkan tentang diriNYA yg ada di luar segala bentuk bentuk materi sekaligu di balik segala sesuatu

Tentu tidak ada permisalan yg lebih detail lagi dari ini, atau singkat kata saya belum pernah menemukan permisalan tentang keadaanNya yang lebib mendekati kenyataan yg ada secara rinci melebihi gambaran di dalam ayat ini.
Sedangkan firmanNya yg lain tentang persemayamanNya di atas arsy sekaligus lebih dekat adalah dengan kita adalah sebagian dari kebulatan total qs.an-nur:35

Kalau anda bersuluk, dalam tataran tertentu anda akan sampai pada kesadaran dimana diri anda sejatinya adalah bukan diri anda yg berbentuk fisik ini
Melainkan diri yg abstrak, ada didalam sekaligus diluar
Dikatakan di dalam raga fisik, tapi terkadang kita justru dapat melihat raga fisik kita dari sudut ketinggian
Maka Alloh saya katakan juga Maha Abstrak, menyatakan di dalam misykat yg tak tertembus, yg lebih dekat dari urat nadi kita sendiri. Namun secara lebih dalam ternyata itu hanya semacam pintu gerbang untuk memasuki dimensi alam lahut / alam ilahiah
Yang mana tak tersentuh oleh jisim jisim materiil.
Lepas dari alam semesta sebagaimana yg selama ini tampak sebagai perbendaharaan nyata
Di alam lahut tersebut pun ternyata kita dapat menyaksikan secara haqq bahwa alam lahut benar benar berada di luar alam nasut/kebendaan/alam semesta.

Maka berlakulah sabda nabi yang mulia s.a.w, "sholat itu adalah mi'rojnya kaum mukminin". Sebuah metoda suluk yg dirancang oleh Alloh untuk hamba hambanya yg beriman dan mendambakan perjumpaan sekaligus persaksian agung dengan diriNYA.
Di sini ilmul'yaqin itu tidak berlaku atau justru penyaksian ini menjadi penguat / penegasan / penunjuk kebenaran atau kekeliruan dari segala keilmuan yg pernah kita pelajari.

0 comments:

Posting Komentar

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...