Kamis, 20 Mei 2021

Di mana letak HATI manusia?


Dalam suatu hadist qudsi dikabarkan bahwa Alloh s.w.t telah berfirman, "sungguh langit dan bumi tidaklah dapat menampungKU, yang dapat menampungku adalah hati hamba hambaKU yang beriman"

Satu bab yang dari dulu hingga sekarang tidak selesai selesai dikaji adalah bab 'hati'. Hampir selalu mengalami perkembangan makna. Hingga hujjatul islam Imam hamid muhammad al-Ghozali secara hampir rinci membahas masalah ini dengan judul "Ajaib al-Qolb" dalam maha karya beliau Ihya' Ulumuddin.

Secara sederhana kita dapat menyimpulkan bahwa bukanlah hati fisik yang dimaksud oleh Alloh juga rosulNya s.a.w, melainkan hati sanubari. Tempat kita dapat merasakan banyak hal. Tempat di mana kita dapat memahami keluasan, kesempitan, kebahagiaan, kedamaian, ketakutan, harap, cemas dan lain sebagainya. Sehingga tidak sedikit yang memaknai hati tersebut adanya di dalam akal / otak. Sedangkan jika kita mau jujur objektif merasakan kehadiran 'rasa' itu sendiri. Adanya justru di dada. Secara fisik justru merupakan tempatnya paru paru juga jantung.

Apakah jantung itu yang disebut hati oleh khazanah bahasa peradaban arab kuno? Yang bahasanya telah dipilih Alloh sebagai bahasa kitabNya "al-qur'an al-karim".
InsyaAlloh bukan juga, karena 'qolb' ini apabila kita rasakan dengan seksama letaknya ada di kedalaman diri kita masing masing. Hanya dapat kita jangkau dengan keheningan maha sunyi. Tiada lintasan pikiran selain hanya difungsikan untuk mengamati hingga memahami keberadaan qolb ini sendiri. Selama pikiran ambil kendali dalam memutuskan tanpa pengamatan terhadap hal ini, insyaAlloh kita tidak akan benar benar menemukan realitas keberadaannya di dalam diri kita. Wallohu'alam.

Dan tampaknya, jika kita amai dengan seksama hampir hampir hati inilah yang seolah mengendalikan degup jantung sehingga tampak berdegup kencang ataupun lambat. Secara halus ia mengirimkan getaran kedalam otak untuk kemudian menggerakkan berbagai bagian dalam tubuh fisik kita.
Dari sini tentu kita kemudian dapat memahami sabda baginda nabi s.a.w, "di dalam hati anak adam terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka seluruh tubuh juga akan baik. Jika dia buruk maka seluruh tubuh akan buruk pula. Ketahuilah segumpal daging itu adalah hati"

Mau tidak mau melalui pengamatan atas diri sendiri kita akan sama sama menemukan bahwa terdapat semacam gelombang elektromagnetik atau desiran desiran halus yang senantiasa mengalir di dalam diri kita. Terkadang desiran itu bergetar hebat ketika kita merasakan ketakutan, atau terkadang jika berhadapan dengan perkara ghaib akan mewujud dalam rasa merinding. Lebih halus jika kita amati, desiran desiran ini pula yang mengaliri otak kita sehingga otak kita berperan seperti ujung antena yang memancarkan signal ke seluruh penjuru lingkungan. sehingga ia (otak) tampak seperti keberadaan yang hidup sebagai pusat diri manusia.

Kita kembali lagi, hati disebut sebut dalam hadist qudsi sebagai satu satunya wadah yang mampu menerima keberadaan Alloh sejatinya adalah karena ia perkara maha ghoib -kasat mata yang ada di balik sekat- dalam diri manusia. 
sehingga untuk mencapai esensi maha bathin -yakni esensi maha ada yang tak kasat mata, tak dapat diindra dengan indra fisik apapun, tak tersekat apapun, meliputi secara kasat mata tanpa terhalangi-, hanyalah dengan memasuki wilayah bathin dengan 'ghoib'nya diri kita.
Wallohu'alam.

Dikatakan bahwa hati dapat meluas dan menyempit sejatinya hanyalah terjadi asbab seberapa dalam atau dangkalnya kita memasuki kedalam bathin kita sendiri sendiri.
Semakin hening kita dari bermacam macam prasangka pikiran, maka semakin dalam kita mencapai bathin hati kita, dan semakin luas kita mendapati dimensi ghoib.

Dan hanya dengan keluasan hati terluaslah yang kemudian akan mengantarkan kita mencapai penyaksian Tuhan semesta Alam.

............................

0 comments:

Posting Komentar

Paling Sering Diakses

Bersikap Menerima Ketika Dalam Keadaan Fasik

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا "Maka Alloh mengilhamkan kepadanya (jiwa) kefasikan dan ketakwaan" [Q.S. Asy-Syams : 8] sej...